Fanny adalah laki-laki yang populer dikalangan perempuan. Dia sangat mahir dibidang manapun, sungguh lelaki yang sempurna.
Kita hanya akrab di tempat latihan saja, ketika disekolah dia seperti mengasingkanku.
[ISTIRAHAT]
Aku tidak memiliki uang, bahkan aku tidak sarapan, benar-benar hari yang sial.
"Nih buat kamu, makanlah." ucap seseorang yang entah datang darimana.
Dia adalah Tom, teman sekelasku. Dia sangat pendiam, tapi pintar dibidang pendidikan.
Aku sangat iri padanya. Dia kaya, memiliki keluarga yang harmonis, pintar, berprestasi, dan tampan. Benar-benar lelaki yang sempurna.
"Oh ya, terima kasih. aku akan menggantinya kalau aku punya uang." balasku
"Tidak usah, aku tau kamu lapar. makan saja, kamu tidak perlu merasa berhutang kepadaku." jawabnya
"Baiklah."
"Sungguh laki-laki yang baik." batinku
[WAKTU JAM PELAJARAN]
"Baiklah anak-anak, pada pembahasan materi ini ibu akan memberikan tugas praktik yaitu praktik memasak dan tema diambil pada bab ini.
Silakan buat kelompok 5 orang diskusikan ingin membuat apa, setelah itu berikan laporannya kepada saya."
Setelah informasi diberikan satu kelas heboh. Mereka ingin berkelompok dengan Fanny, lelaki tampan dikelas.
Fanny sudah mendapatkan kelompok. Aku hanya duduk termenung, tidak ada yang ingin berkelompok denganku.
Tiba-tiba ada yang menggandengku dan berkata.
"Ayo ikut denganku saja, kita berkelompok bersama." pintanya
Ya dia adalah Tom, seseorang yang selalu ada untukku.
"Baiklah." jawabku
"Apa kamu bisa memasak?" tanya Tom.
"Bisa." jawabku
Aku hanya termenung dikelompok itu, ternyata kelompok mereka tidak ada yg bisa memasak makanya merekrut ku.
"Duduklah di sampingku, kita akan membicarakan tugas bersama-sama." kata Tom
Aku duduk di sebelahnya, kelompok dia terlihat cukup seram karna laki-laki semua.
"Mereka menggunakan kacamata, aku pikir mereka cukup pintar ternyata hanya ikut-ikutan saja." batinku
"Oke sekarang kita akan membagi tugas. Seo tugasmu adalah membeli bahan, Vasco tugasmu adalah meminjamkan kami dapur, Leona tugasnya memasak, Sanji tugasmu adalah menata makanan, dan tugasku adalah menanggung jawab dan mengatur kalian." perintah Tom
"Baiklah." jawab kami
[PULANG SEKOLAH]
"Hari ini aku tidak ada jadwal latihan, mungkin aku akan bekerja sambilan untuk biaya masuk lomba karate." batinku
Aku melihat wanita paruh baya menjaga toko sendirian. Aku merasa iba, umur segitu harusnya berhenti bekerja tapi dia terpaksa untuk melanjutkan hidupnya.
"Permisi bu, apa ada yang bisa saya bantu? Saya mencari kerja sambilan untuk menyambung hidup." tanyaku ragu
"Jika kamu ingin bekerja disini, tanyalah kepada lelaki itu nak. Aku disini hanya membantu dia." jawab wanita itu
Syukurlah dia hanya membantu, aku berpikir dia bekerja sendirian disini.
"Permisi pak, apa saya boleh bekerja di toko anda? Saya membutuhkan kerja sambilan untuk menyambung hidup." tanyaku
lelaki itu melihatku, dan tak kusangka ternyata dia adalah pelatih karate ku. dia sedang bersantai disore hari ditepi sungai.
"Hey kamu bukannya leona yang ada di karate itu ya? boleh boleh, kedatangan mu sangat membantuku. kamu boleh bekerja hari ini. pekerjaan kamu hanya melayani pelanggan dan menjaga toko." jawab lelaki itu dengan girang
"Hehe, baiklah pak. Terimakasih." jawabku tersenyum
Benar-benar kehidupan yang keras, aku memiliki keluarga tapi seperti tidak punya keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Perempuan Dengan Seribu Lukanya
ChickLitApa aku tidak boleh merasakan bahagia? Atau aku tidak boleh lahir didunia ini?