Keesokan harinya Leona pergi ke sekolah berjalan kaki sendirian, karena biasanya jika dia berangkat ke sekolah selalu bersama dengan Tom.
[DISEKOLAH]
Aku memasuki ruangan kelas sontak terdiam, karena seluruh kelas menatap tajam kepadaku. Aku menunduk, aku tidak ingin melihat mata mereka.
'Ada apa dengan mereka..' batinku.
Kelas dimulai dengan aura yang suram, aku tidak nyaman dikelas ini.
Aku mulai mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, tiba-tiba penghapus Tom terjatuh.
Aku mengambil dan berniat untuk memberikan kepadanya, tapi dia malah menarik paksa penghapus itu dari tanganku. Dia terlihat sangat membenciku.
'Kenapa ya dia?..'
[ISTIRAHAT]
Waktu istirahat aku pergi ke kantin untuk membeli air minum, tapi aku dihadang oleh seorang wanita yang juga satu kelas denganku.
"Ada apa, koala?" tanyaku.
"Apa yang kamu lakukan pada Fanny sampai dia menangis dan kesakitan seperti itu? Apa kamu ingin membunuhnya?" tanya alis dengan tatapan tajam dan menusuk.
"H-hah? A-apa maksudmu? Kita kemarin hanya Turnamen bela diri, dan aku mengalahkannya. Bukankah itu wajar jika dia terluka?" jawabku sambil menggosok rambut.
/plakk
Koala menamparku seolah-olah aku yang bersalah, dia menamparku begitu keras sehingga pipiku panas.
"Jangan mencari-cari alasan lain."
Koala langsung menyeret rambutku dan berjalan di atap sekolahan.
/Degk
Dia melemparku ketembok, itu sakit. Dadaku sangat sesak dan rambutku rontok.
Koala mengeluarkan knuckles nya dan mulai menghajar Leona tanpa ampun.
"Ini untuk luka Fanny!"
"Ini untuk kekalahan Fanny"
"Ini untukmu yang menbuat Fanny menangis"
"Dan ini untukmu yang telah mempermalukan Fanny!"
Koala memukuli sambil mengatakan hal seperti itu. Itu sakit, tapi aku menahannya. Aku membiarkan dia memukuli ku sepuasnya.
"Jangan katakan ini pada siapapun, atau tidak kamu akan mati." pekik Koala.
Aku hanya mengangguk dan tidak melihat muka dia, aku hanya memegangi lukaku yang memar ini.
Koala pergi, dan aku masih tetap diatas. Aku akan membolos, karena jika ada yg mengetahui lukaku akan jadi masalah.
Seseorang tiba-tiba datang dan membawa kotak P3K. Seseorang itu adalah Tom, syukurlah aku berpikir bahwa dia membenciku.
"Pakai lah obat ini dan sembuhkan lukamu, aku jijik melihat lukamu itu."
Degg, hatiku rasanya seperti tertusuk mendengar kata-kata itu. Dia sepertinya melihat bahwa aku dipukuli, tapi kenapa dia hanya berdiam diri? Kenapa dia tidak menolongku?
Aku hanya mengangguk dan mengambil kotak P3K. Selepas memberi kotak tersebut, Tom langsung pergi.
"Mungkin semesta tidak berpihak kepadaku. Sangat sulit bertahan hidup dengan keadaan seperti ini. Aku ingin melawan takdir, tapi itu tidak mudah."
Aku lalu membersihkan luka lalu menulis sebuah catatan harianku.
[PULANG SEKOLAH]
Koala dan kawan kawan sudah pergi bersama Tom, Sanji, Vasco, dan Seo. Aku hanya melihat mereka dari kejauhan, mereka sedang berdiskusi tentang sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Perempuan Dengan Seribu Lukanya
ChickLitApa aku tidak boleh merasakan bahagia? Atau aku tidak boleh lahir didunia ini?