Aku mengikuti turnamen karate. Biaya yang dibutuhkan sangat besar, maka dari itu aku selalu kerja sampingan.
Keluarga ku tidak tahu jika aku mengikuti karate dan pergi bekerja, mereka hanya tau bahwa aku yang telah membunuh ibu.
Aku mendapatkan beberapa medali emas dan perak berkat karate ku, akhirnya pelatihku mengusulkanku untuk selalu mengikuti lomba agar mendapatkan beasiswa yang mempermudah sekolah nanti.
Melihat keadaan dan keluargaku, aku mengikuti perintahnya. Jika bukan berkat usahaku, siapa yang akan membiayai sekolahku? Bahkan dirumah aku hanya selalu dipukuli oleh keluargaku.
[DITEMPAT LATIHAN]
Pulang sekolah aku pergi ketempat latihan, aku menengok kanan kiri atas dan kebelakang. Aku tidak melihat kehadiran Fanny, ada apa anak itu akhir-akhir ini tidak datang? Karna bingung, lantas aku menanyakan kepada pak pelatih.
"Pak, dimana Fanny? Saya tidak melihatnya akhir-akhir ini. Bukankah itu termasuk pelanggaran?" tanyaku.
"Dia memutuskan untuk keluar dari karate. Aku tidak tahu alasan nya kenapa dia keluar, dia mengajukan surat pengeluaran beberapa hari yang lalu." jawab pak pelatih dengan sedih.
"Maaf ya pak, saya tidak tahu bahwa Fanny keluar. Anda jadinya kehilangan murid lagi, maaf." ucapku sambil menunduk.
Dia hanya tersenyum dan berkata
"Tidak apa-apa, yang bertahan disini adalah yang terkuat. Kamu anak yang kuat, jadi jangan salahkan dirimu sendiri." jawabnya.
Pak pelatihku bernama Suga, dia sangat sabar dan ramah. Aku sangat tenang ketika berada ditempat latihan berkat dia, benar-benar aura yang menenangkan.
_________________________________
Selesai latihan aku diperintah untuk menemui pak suga ke ruangannya. Aku pergi ke ruangannya dengan keadaan keringat sekujur tubuh.
"Ada apa pak memanggilku tiba-tiba?" tanyaku bingung.
"Apa kamu sudah mempersiapkan dirimu untuk mengikuti turnamen mewakili provinsi?" tanya dia dengan serius.
"Sudah pak. saya sudah menabung uang dan sudah mempelajari beberapa ilmu karate." jawabku.
"Baiklah, besok datangnya kesini pagi buta. Kita akan berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan." ucap pak Suga dengan tenang.
"Baiklah pak, terimakasih."
[PULANG]
Setelah diberi informasi, aku tidak pulang melainkan kerja.
"Kemana aku harus pulang? Keneraka itu maksudmu? Jangan bercanda, sialan." gumamku sambil menata toko.
Aku tidur dirumah kosong dekat tempatku berlatih, jika aku pulang. Aku akan dipukuli lagi, maka dari itu aku mencari ruang kosong untuk menjaga fisikku baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Perempuan Dengan Seribu Lukanya
ChickLitApa aku tidak boleh merasakan bahagia? Atau aku tidak boleh lahir didunia ini?