Chapter 25

1.1K 269 30
                                    

"Kenapa kita harus membicarakan hal yang penting di Cafe seperti ini? Disini ramai." ujar Geonyeob merasa tertekan.

"Jika di tempat sepi, kau bisa saja mengancamku. Jangan tegang begitu, aku tidak akan melaporkan rencana busukmu itu."  ucap [Name] meminum kopinya.

"..."

"Bu Hankyung dimana?"

"...? Kau belum tahu? Hankyung sudah meninggal."

"Mulutmu minta ku kuncir ya..."

[Name] menghela nafas sabar, "Katakan dengan jujur."

"Itulah kenyataannya, bodoh."

"Kau yang bodoh. Setidaknya jika kau ingin balas dendam, jangan balas dendam dengan cara merusak dirimu sendiri. Kau pikir ibumu akan senang jika kau membalas dendam dengan cara seperti ini? Kau pikir ayahmu akan bahagia?" ucap [Name] memijat pelipisnya heran.

"Memangnya kau tahu apa tentangku?" balas Geonyeob datar.

"Heh! Tahu apa?! Tentu aku tidak tahu apa apa. Kau pikir aku stalker atau fansmu begitu? Kau pikir aku peramal yang tahu segala hal tentangmu? Tidak! Aku hanya manusia biasa yang tidak tahu apa apa, maka dari itu... Beritahulah yang sebenarnya, dimana Bu Hankyung." balas [Name] ketus.

"Kau terlalu banyak bicara."

"Lalu? Kau berharap apa padaku? Aku serius, kau tahu kan keberadaan bu Hankyung? Cepat katakan, dasar bocah tua."

"Apa? Bocah tua...? Memangnya kau mau apa setelah tau keberadaan Hankyung?"

"Menikahinya."

"Hah?"

"Apa? Memangnya kenapa? Kan gak salah." ucap [Name] memutar matanya malas.

"...Kau sudah gila." balas Geonyeob tertekan bicara dengan [Name].

"Ck, tidak ada manfaatnya bicara denganmu. Lebih baik aku bicara dengan Yeonbaek langsung saja." ujar [Name] bangkit dari duduknya.

"Tunggu, apa?"

"Tenang saja, aku yang traktir." Balas [Name] seraya membayar di kasir lalu keluar dari Cafe tersebut, disusul Geonyeob yang mengejarnya.

'Sialan! Kemana dia pergi? Cepat sekali larinya...' batin Geonyeob mencari [Name].

"Hadehhh, bener juga sih. Harusnya aku langsung tanya ayahnya Hanwool saja, kan langsung beres tuh masalah." gumam [Name] kesal.

*Grep

"Masalah kita belum selesai." ucap Geonyeob menarik lengan [Name].

[Name] mengeryit tak suka,"Apanya yang belum selesai?! Kita saja tak ada masalah! Apa sih?"

"Kau berniat melaporkan semua rencanaku, kan?" ujar Geonyeob semakin erat memegang lengan [Name].

"...Kalau iya kenapa?" tantang [Name] tersenyum menatap Geonyeob.

"Itu tidak boleh terjadi." balas Geonyeob mengepalkan tangannya, bersiap untuk memukuli [Name].

"Entah perempuan atau laki laki, aku tidak akan segan segan kepadamu." ucap Geonyeob menatap [Name] tajam.

"Terus? Tidak ada yang bertanya tentang itu." balas [Name] mencekram kerah baju Geonyeob.

"..."

Dalam batin Geonyeob, dia tak bida berbohong, bahwa cengkraman [Name] pada kerah bajunya juga mencekiknya. Ia mengabaikan posisi mereka berdua yang sangat dekat, bahkan Geonyeob dapat merasakan deru nafas tenang dari [Name].

『Study Group X Fem!Reader』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang