Chapter 29

978 156 39
                                    

"Halo kakek." sapa Gamin menatap tak suka secara terang terangan kepada kakeknya itu.

"Ayah, mari kita bicara di tempat lain saja." ajak ayah Gamin.

"Hari ini bahkan kau tidak mengizinkanku berada di dekat cucuku?! Apa karena kalian bercerai?!" balas kakek Gamin judes.

'Wow? Ada orang asing di sini tapi ngomongin masalah pribadi secara terang terangan??' batin Liora menaikkan alisnya heran.

Gamin berdiri menatap kakeknya, "Apa ada hal... yang ingin kakek katakan padaku?" tanya Gamin datar.

"Kudengar kau masuk ke sekolah umum." jawab kakek Gamin sinis.

"Iya. SMA Yusong." balas Gamin tetap datar.

"Cih... Kau gagal ya. Yah, meskipun kau tidak pintar kau harusnya belajar cara berdagang..." Kakek Gamin membalikkan badannya hendak pergi.

"Ayah!" panggil Jangho kaget.

"Kau harusnya berhenti menentang dan tidak kembali ke Korea. Bukankah itu sudah kukatakan." ujar kakek Gamin santai.

"Tidak. Dia tidak gagal, Gamin sudah berusaha sebisanya." ujar [Name] tersenyum kecil.

"Ya, saya tahu bahwa Gamin tidak sepintar anda maupun anak anda. Tetapi yang namanya manusia pasti ada kekurangan dan kelebihannya masing masing."

"Don't judge book by the cover.Bukankah ini pertama kalinya semenjak sekian lama anda bertemu cucu anda? Pasti cucu anda banyak berubah, meskipun anda tak tahu hal itu sih." [Name] tetap tersenyum sopan, membuat kakek Gamin menatapnya.

"Hei! Siapa kau?! Berani beraninya kau—!" Bodyguard kakek Gamin hendak mencengkram bahu [Name], tetapi Liora langsung menepis kasar tangannya.

"Don't touch my sister!"

"... Apa?!"

"Oh, maaf. Saya lupa memperkenalkan diri. Saya [First Name] [Name], saya teman sekolah Gamin, sekaligus teman Study Group-nya." ucap [Name] membungkuk sopan.

"Study group? Heh, apakah di sana banyak sekumpulan orang bodoh?"

"Ayah! Ayo kita bicara sebentar..." ucap ayah Gamin takut keadaan makin buruk.

"Ya. Banyak orang bodoh di sana, termasuk saya. Menurut saya, orang dewasa seperti anda harus menyemangati anak muda, bukan malah menilai di mana mereka akan berhasil atau tidak. Pasti anda tahu betul bagaimana rasanya berusaha keras agar impian kita terwujud."

"Kau-!!"

"Biarkan dulu." ucap Kakek Gamin menatap [Name] datar.

"Bukankah dulu anda juga seperti ini? Ada saat di mana anda juga pernah menjadi bodoh dan tak tahu apa apa. Anda juga berusaha keras agar impian anda terwujud, tak terhitung anda selalu bergadang atau bahkan sampai lupa makan. Dan dibalik semua itu, bukankah ada yang menyemangati anda?"

"Di mana anda merasa semuanya gagal dan ingin menyerah, seseorang datang untuk menyemangati anda. Anda pun berusaha lagi dengan lebih keras, dan hasilnya seperti sekarang."

"Jadi, bukankah sebuah semangat itu penting? Daripada hanya menghujat dan membuat orang itu menyerah, lebih baik kita menyemangatinya dulu. Masa depan cucu anda masih ada jauh di depan sana, bisa saja ia tiba tiba nenjadi orang yang terkenal, seperti anda maupun anak anda."

Kakek Gamin bergeming, mengingat masa lalunya yang pernah mengalami masa masa susah. [Name] tersenyum lebar.

"Maaf, sepertinya saya terlalu banyak berbicara. Maafkan kelancangan saya, tidak seharusnya saya berbicara panjang lebar seperti itu di depan orang tua." ucap [Name] sedikit membungkuk.

"... Cih, membuang waktuku saja. Ayo." kakek Gamin pun pergi. Sedangkan [Name] berkeringat dingin di tatap Gamin dan ayahnya. Satu lagi, merasa ada yg menatapnya dari jauh.

"[Name]... Bahkan dia berani membalas perkataan kakek tua itu di depannya...!! Padahal tadi aku berencana untuk membalasnya juga... Tetapi dengan berpura pura menelpon Sewon dan menghujatnya... P-padahal itu ide bagus, sih..." Minhee menunduk sembari mengepalkan tangannya erat.

"Aku minta maaf! Aku tak seharusnya berbicara seperti itu!" ucap [Name] menundukkan badannya panik.

"A-ah... Tak apa. Justru aku berterimakasih karena kau telah membela Gamin." ujar ayah Gamin tak enak.

"Iya... Engg, apakah Gamin tak apa?" tanya [Name] cemas.

"Hm? Ah, ya! Aku baik baik saja! Terimakasih!" balas Gamin tersenyum lebar.

"O-oh iya, sama sama." balas [Name] menahan senyum lebarnya.

"Emm, aku pamit membayar makananku dulu." ujar Liora memakai b. Inggris.

"Apa?! Aku duluan!" balas [Name] mengikuti Liora, memberi sepasang ayah-anak itu ruang untuk membicarakan sesuatu.

"Weh anjir, bungkusin kak Lion juga. Nanti dia marah kagak di ajak."

"Oh, ngomkeh."

Saat [Name] dan Liora balik menghampiri Gamin dan ayahnya, di sana hanya ada Gamin yg terdiam menatap Jangho pergi keluar Cafe.

"Loh? Ayahmu-"

[Name] terdiam menatap Gamin yang terlihat shock.

"K-kau kenapa? Ada apa? Ada yang ganggu?" tanya [Name] khawatir.

"Gamin?"

"..."

"Hei, lebih baik ajak dia pulang bersama kita." saran Liora.

'Kok pak Jangho malah ninggal anaknya, napa kagak pulang bareng.' batin Liora bingung.

"Yaudin. Gamin, mau kuantar pulang?"

"Ah, tak usah terimakasih." balas Gamin mencoba untuk tersenyum.

"Oke, ayo." balas [Name] menyeret lengan Gamin.

"T-tapi—"

"Sekali kali, ini udah mau malem loh."

"B-bukan itu... Tas ku ketinggalan."

"OH IYA!" kaget [Name] berlari mengambil tas Gamin, sedangkan Liora tengah mengambil mobil di parkiran.

Sementara itu di tempat Lion.

"Liora ama [Name] ke mana ya, kok mereka gak bilang mau keluar." gumam Lion yg tengah membaca buku di perpustakaan umum.

"Hei, dia siapa? Dia ganteng banget! Ayo ajak kenalan!"

"Apakah dia idol?! Dia terlihat dari luar negeri! Ganteng banget demi apa..."

"Gila! Baca buku aja ganteng."

"Matanya bagus banget! Dia model deh keknya."

Lion terdiam mendengar bisikan bisikan tak berguna tentangnya. Sampai meja di depannya yg tiba tiba menjadi sangat amat berisik.

Lion menatap ke arah sekumpulan anak anak memakai seragam sekolah di depannya, sontak seisi perpustakaan terdiam.

"Pertengkaran antar sekolah...?" gumam Lion menatap tak peduli.

To be continued.


Aowkwowkwkwk pendek, no idea xixi. Btw

aby09099 AOWKAOWKKW BOJOMU NGAPAIN??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aby09099 AOWKAOWKKW BOJOMU NGAPAIN??

Cr: vennyam on twitter.

『Study Group X Fem!Reader』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang