Bab 4

2 0 0
                                    

Suara bel panjang tanda masuk membuat ketiga gadis tersebut buru-buru membenarkan pakaian Dan hijab mereka masing-masing.
"Sampai bertemu istirahat muah" Ucap Disa kemudian berlari menuju kelasnya, padahal kelasnya dengan Shanum Dan Alin hanya bersebelahan terpisah tangga.
Saat ini teman-teman kelas Shanum sedang bersemangat menunggu kehadiran Gus Keenan untuk mengajar di kelas mereka, namun bel sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, dan sosok yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.
Sedangkan Keenan, saat ini tengah bersantai di gazebo samping ndalem bersama Amran setelah sarapan pagi.
" Dek, jadi gimana? Mas lupa mau ngelanjutin obrolan kita tentang gadis kemarin" Ucap Amran, Ia benar-benar lupa karena setelah berjamaan dhuhur Ia harus keluar pondok menghadiri suatu acara.
" Saya belum tau nama gadis kemarin mas" Ucap Keenan, ah Keenan sudah melupakan Gadis tersebut, mengapa Amran mengingatkannya kembali?
" Loh serius nan? Dia Shanum, adik sahabat Kakak iparmu Mbak Hani" Jawab Amran.
" Oh ya? Menurut Mas gimana Shanum?" Tanya Keenan mencari tahu tentang gadis yang mencuri hatinya tersebut.
" Dia gadis yang ceria nan, baik juga. Tapi dia pernah punya pelanggaran karena ketahuan pacaran sama salah satu santri juga" Jawab Amran dengan jelas yang membuat Keenan kaget, benar-benar gadis nakal pikirnya, tapi sialnya Keenan tetap menyukai gadis tersebut.
" Tapi pacarannya ga berlebihan kok nan, mereka berdua cuma ketahuan surat-surat an doang, pacarannya juga cuma selama 6bulan di pesantren, kenalnya gara-gara adiknya pacarnya yang kebetulan santriwati di sini" Ucap Amran menjelaskan, Amran sangat tahu betul, karena Ia yang membantu Shanum ketika memperoleh masalah, karena Kakak Shanum menitipkan Shanum pada Amran dan Istrinya.
" Kalau kamu serius sama Dia, jangan ajak dia pacaran Nan, minta baik-baik sama pemiliknya, berdoa sama Allah dan minta ijin sama orang tuanya, kalo perlu bantuan, mas siap bantu" Ucap Amran meyakinkan Keenan, karena Ia tau Shanum gadis baik-baik hanya saja sedikit nakal.
"Siap mas, astaghfirullah saya lupa ada jadwal ngajar mas" Ucap Keenan melihat jam tangannya, Ia sudah telat 15 menit, dan 20 menit lagi jam istirahat, sebenarnya Ia bisa saja izin, tapi dia tidak mau mengabaikan tugasnya, lebih baik telat daripada tidak sama sekali kan? Keenan segera berlalu dari hadapan Amran, bahkan sampai lupa mengucap salam, Ia segera menuju kamarnya mengambil kitab lalu tergesa-gesa menuju gedung tempatnya mengajar.
"Asslamualaikum Wr.Wb. Adik-adik, maaf telat" Ucap Keenan memasuki kelas Shanum yang sontak membuat para murid segera membenarkan posisi duduknya, untung saja mereka tidak sedang rebahan di lantai.
"Waalaikumsalam Wr.Wb, tidak apa2 gus" Jawab teman kelas Shanum serentak
Shanum sendiri menundukkan mukanya, Ia pusing karena sempat terlelap di bangkunya saat menunggu Gus Keenan datang.
Saat ini Gus Keenan tengah mengabsen muridnya satu persatu, mungkin pertemuan kali ini hanya diisi oleh absen karena 10 menit lagi sudah waktunya istirahat.
Saat Ia sedang mengabsen, Ia dikejutkan dengan nama Shanum Dya Shakira, apakah ini gadis yang mencuri hatinya? Tapi mengapa sejak tadi Ia belum melihat gadis tersebut.
" Shanum Dya Shakira" Panggil Keenan yang kemudian di jawab oleh seorang gadis di bangku paling belakang dengan mata yang sedikit merah, oh apa gadis itu baru saja bangun tidur? Keenan ingin tertawa melihat wajah polos dan cantik tersebut, sampai Ia tersadar dan buru-buru mengalihkan pandangannya, dan Ia segera memiliki ide untuk menjahili gadis tersebut
" Bukannya kamu anak kelas sebelah? Saya sempat lihat kamu dikelas sebelah kemarin" Tanya Keenan yang sontak membuat Shanum yang tadinya masih sedikit pusing dan memgantuk melototkan matanya.
" Bukan Ustadz, Saya siswa kelas ini" Ucap Shanum mengelak, Dia malu saat ini.
" Kamu mengantuk Shanum Dya Shakira? Cuci muka kamu, tapi jangan lupa kembali ke kelas, jangan seperti kemarin" Ucap Keenan yang masih ingin menggoda Shanum, membuat Shanum menunduk sungkan. Ia segera berlalu menuju kamar mandi, dan Kenan melanjutkan mengabsen satu per satu teman kelas Shanum, sampai bel berbunyi Shanum baru saja kembali dari cuci muka, mukanya sudah terlihat segar saat ini, Ia melihat Gus Keenan akan keluar dari kelasnya, tanpa pikir panjang, Ia tahu ini tidak sopan, tapi Ia sangat ingin meminta maaf atas kelakuannya kemarin.
" Gus Keenan" Ucap Shanum di depan pintu kelas yang membuat Keenan berhenti melangkah Sebelum sampai di pintu kelas Shanum.
" Saya minta maaf karena kelakuan Saya kemarin, Saya masuk kelas sebelah karena kelas Saya kosong" Ucap Shanum sambil menunduk
" Iya nggakpapa" Ucap Keenan yang kemudian berlalu keluar kelas setelah melihat Shanum menyingkir karena paham Ia akan keluar kelas.
" Ahh takut banget, ko bisa sih beliau hafal muka aku" Ucap Shanum menghentakkan kakinya ketika Keenan telah hilang dari pandangan
" Kamu sih, iseng banget" Geli Alin melihat wajah tegang sahabatnya.
" Udah gapapa num, Santai aja, Bang Keenan orangnya baik kok" Ucap Thalia teman kelasnya menenangkan, ah saat ini Shanum benar-benar semakin malu, Ia melupakan fakta bahwa teman kelasnya merupakan salah satu saudara Keenan.
" Mampus, Ada saudaranya kan. Thal, bilangin sama Gus Keenan Shanum yang nakal suka sama dia" Goda Alin sembarangan yang membuat Shanum segera berteriak.
" Nggak thallll" Jeritnya kemudian memperoleh godaan oleh teman satu kelasnya
" Cieee Shanum" Ujar mereka kompak yang membuat Shanum sangat sebal, teman-teman nya persis anak SD baru mengerti Cinta.

Gus KeenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang