Bab 10

1 0 0
                                    

" Masih ngelak kamu Num?" Tuduh Revina kembali, Kali ini Revina melangkah mendekati Shanum dan berdiri di depan Shanum
" Mbak Revina yang nuduh saya" Ucap Shanum, kesabarannya telah habis kali ini. Apalagi satu per satu para ustadzah Sudah datang Dan berada di luar kantor karena jalan terhalangi oleh Shanum Dan Revina, apakah tidak Ada yang ingin melerai mereka? Batin Shanum meronta-ronta
" Udah ya, mbak cuma salah paham
aja saya permisi, banyak ustadz-ustadzahah mau lewat juga" Sambung Shanum kemudian niat pergi namun baru saja Ia Keluar dari kantor, tangannya dicekal oleh Revina yang mengikuti di belakangnya
" Kamu malu? Kalo para asatidz tau kamu habis goda Gus Keenan?" Ucapnya dengan nada tinggi yang sontak membuat semua mata melihat ke Arab Shanum.
" Mbak Revina apaan sih, cukup yang mbak, kalo gitu sama aja mbak Revina nuduh saya" Ucap Shanum sedikit emosi.
" Halah, ga usah sok polos kamu num trouble maker aja bangga" Ucap Revina mendorong tubuh Shanum yang membuat Shanum sedikit akan terjungkal, Revina tidak sadar bahwa tindakannya Kali ini merusak image baik yang dia punya, hanya karena cemburu.
" Kampungan" Ucap Shanum segera berbalik hendak meninggalkan Revina, namun Revina semakin emosi mendegar jawaban Shanum, sehingga membuatnya segera menjambak kerudung yang Shanum kenakan dari belakang, membuat jarum pentul yang Shanum gunakan terlepas. Shanum berusaha berjalan dengan memegang kedua sisi kerudungnya di dagu untuk menjaga auratnya, namun Revina masih memaksa membalikkan tubuh Shanum lalu segera menjambak kembali kerudung Shanum, Shanum Kali ini tidak tinggal diam Ia juga mulai menjambak kerudung Revina, namun tanggannya kalah cepat membuat kerudungnya tertarik Dan terlepas dari kepalanya. Revina memelototkan matanya kaget, Ia tak menyangka perlakuannya ini membuat kerudung Shanum terlepas, keterkejutannya bertambah saat melihat Keenan memecah kerumunan.
" Ada apa ini? Kenapa kalian tidak memisahkan dua orang gadis yang sedang bertengkar ini? Apa pantas pertengkaran kalian jadikan tontonan?" Tanya Keenan yang tak menyadari keadaan Shanum yang telah tak berhijab, Ia hanya melihat sekilas punggung gadis yang sedang terduduk di bawahnya, sampai suara isakan tangis memecah kemarahannya.
" Astagfirullah" Ucap Keenan saat menyadari gadis di bawahnya tidak berkerudung, Ia masih tidak sadar bahwa gadis itu, gadisnya. Sampai Zia berlari dari Arah depannya kemudian segera memeluk Shanum dengan menutupi kepalanya menggunakan jaket yang Ia bawa.
" Mbak Shanum, Mbak tenang ya ini Zia" Ucap Zia prihatin, yang membuat Keenan membelalakkan matanya, ternyata gadis di bawahnya ini gadisnya, Ada masalah apa Shanum dengan teman sekolahnya Revina, Keenan pusing dibuatnya.
" Bang, abang urus kerusuhan ini, Zia bawa Mbak Shanum pulang" Ucap Zia berlalu membawa pergi Shanum.
" Santriwati silahkan bubar, asatidz yang Ada di sini Dan tidak melerai pertengkaran Dan kamu Revina, silahkan menemui Gus Amran di Ndalem setelah isya, saya akan sampaikan masalah ini" Ucap Keenan kemudian berlalu, saat ini Ia khawatir dengan keadaan Shanum, Saat ini Ia ingin sekali bertemu Shanum Dan maembawa gadis itu ke pelukannya namun Keenan sadar mereka bukanlah muhrim.
" Shanun Shanum, kamu gapapa kan?" Tanya Alin dan Disa tergesa membawa Shanum ke pelukannya, mereka Sudah pulang terlebihdahulu ke asrama, karena Shanum sedang membantu Gus Keenan, namun sampai do asrama mereka mendengar kabar bahwa Shanum sedang di labrak oleh Revina, maka dari itu mereka bergegas ingin menyusul Shanum ke Diniyah, namun mereka Sudah bertemu Shanum di gerbang masuk pesantren.
" Makasih ya Ning Zia" Ucap Alin dan Disa sopan.
" Iya sama-sama mbak, mbak Shanum dibawa ke asrama aja, Zia mau kembali ke ndalem" Ucap Zia melepas rangkulannya di pundak Shanum.
" Num minum dulu" Ucap Disa memberi Shanum air setelah sampai di kamar asrama mereka, teman-teman kamar Shanum pun saat ini sedang duduk di sekeliling Shanum, mereka sangat prihatin dengan kondisi Shanum.
" Num kalo udah siap, cerita aja. Kok bisa sih tengkar sama Mbak Revina?" Tanya Disa yang disetujui teman-teman kamar Shanum lainnya.
"Hhh, aku juga nggatau stress itu orang, masa dia bilang aku gatel saka Gus Keenan cuma karena bantuin Gus Keenan bawa lembar soal ke kantor" Ucap Shanum lesu.
" Iya aku tau kok num, kalo kamu bener2 diminta Gus Keenan buat bawain" Ucap Alin membela.
" Cemburu kali Mbak num" Ucap salah satu teman kamar Shanum.
" Kan kabar nya mau nikah num, aku si kemaren2nya nge ship, sekarang males setelah tau kelakuan mbak Revina, percuma pertukaran pelajar ke luar negeri, sikapnya ga berpendidikan sama sekali" Oceh temen Shanum yang lainnya.
" Kesurupan reog Thailand Kali num" Ucap Disa bercanda ingin menghibur Shanum yang membuat Shanum tertawa.

Sedangkan keluarga ndalem saat ini sedang berkumpul untuk membahas masalah yang baru saja terjadi.
" Nan masalahnya apa sampai terjadi keributan?" Tanya Kyai Abdullah pads Keenan.
" Maaf pakde, Keenan juga kurang paham. Sampe di sana Shanum udah nangis, Dan nggada satupun orang yang niat misahin" Ucap Keenan jujur, jika Ia tidak kembali ke kantor karena barangnya ketinggalan, mungkin Dia tidak akan mengetahui kejadian ini.
" Maaf Abah izin memotong, yang Zia dengar karena Mbak Revina ngga terima Mbak Shanum bantu abang Keenan buat bawa lembaran soal ujian, dia kira Mbak Shanum coba buat goda abang Keenan. Jugaa, di kalangan santri lagi rame kabar Mbak Revina dan Abang Keenan bakal segera lamaran" Ucap Zia menjelaskan kemudian melirik Keenan untuk meminta penjelasan.
Keenan sendiri kaget mendengar penjelasan Zia, jadi dirinya lah penyebab gadisnya dipermalukan.
"Maaf pakde, Keenan meminta bantuan Shanum karena kebetulan Keenan sedang mengajar kelas Shanum, dan Keenan kesulitan bawa tumpukan lembar soal sendirian, kalau tentang lamaran, jujur Keenan juga bingung" Jelas Keenan sopan.
Kyai Abdullah menghela napas, kemudian segera meminta Amran untuk segera memberi hukuman pada semua yang terlibat pertengkaran tadi, termasuk Shanum yang sebenarnya adalah korban, namun kyai ingin Shanum juga dihukum karena Shanum juga sempat melawan tindakan Revina. Setelah diputuskan, nanti malam semua yang berkaitan dengan pertengkaran tadi akan diberdirikan di depan ndalem selama 2 jam sambil menghafal hadist yang telah Kyai siapkan.

Gus KeenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang