Bab 5

2 0 0
                                    

Sudah terhitung dua hari sejak pertemuannya dengan Shanum, dan sudah dua hari pula Keenan tidak bertemu dengan Shanum, namun pikirannya terus-terus an dipenuhi oleh sosok gadis bernama Shanum Dya Shakira, saat ini Keenan hanya bisa berdoa apabila Shanum memang yang terbaik untuknya, tolong permudah, jika Shanum memang bukan yang terbaik untuknya, tolong jauhkan dia dari Shanum,  Namun sepertinya kali ini Keenan sedikit egois, ia benar2 menginginkan Shanum. Entah apa daya tarik yang Shanum miliki, jika melihat kecantikannya, bahkan banyak yang lebih cantik dari Shanum mendekatainya, ke alim annya?, bahkan Shanum bukan gadis yang seperti itu, Shanum hanya gadis biasa yang apa adanya.
Keenan merebahkan dirinya ke kasur kemudian memainkan handphone nya, Ia ingin menhubungi Uminya, ia ingin bercerita mengenai keresahan yang Ia rasakan beberapa hari ini
"Assalamu'alaikum Umi" Sambut Keenan saat telpon sudah terhubung dengan sang Umi.
" Waalaikumsalam Nak, ada apa ni tumben ngubungin Umi duluan?" Jawab sang Umi.
"Umi, keenan lagi resah beberapa hari ini"
" Ada apa nan? Ada masalah"
" Bukan, Umiii Keenan lagi suka sama cewe"
"Wahh siapa itu nan? Umi jadi penasaran kayak apa cewe yang berhasil ngambil hati anak umi ini?" Tanya sang Umi antusias.
" Mi, tapi Umi janji ya harus ngehargain pilihan Keenan gimanapun nanti" Ujar Keenan waspada, Ia hanya takut Uminya tidak menyukai Shanum, apalagi setelah tahu masalah yang pernah Shanum punya di pondok
" Emang kenapa si nan? Cewe yang kamu suka kenapa?"
" Ga kenapa-kenapa si mi, tapi janji ya harus hargai pilihan aku" Ucap Keenan sedikit memaksa
" Nan, ko jadi maksa Umi gini sih, iyaiya tapi Umi harus kenal dulu sama perempuan itu" Ucap sang Umi kemudian mereka mengakhiri percakapan.
Sedangkan di lain sisi saat ini Shanum sedang duduk di gazebo depan kamarnya, Ia sedang mengaji sambil mengingat2 hafalannya, kalian tidak akan menyangka bahwa gadis tersebut kini telah menghafal alquran juz 30, saat ini Ia juga sedang menghafal makna Al-Quran baru sampai di juz 10, Shanum memang bukan gadis yang benar-benar taat atau paham dalam ilmu agama, namun Ia selalu mencoba untuk lebih baik setiap harinya, bahkan tidak ada yang tau bahwa dirinya sedang menghafal, yang tau hanya Ning Hani sahabat kakaknya yang tak lain adalah, istri Gus Amran. Setelah mengaji dan mencoba murojah hafalannya, kini Shanum melangkahkan kakinya berjalan-jalan mengelilingi area pondok pesantren, hari belum begitu malam, sekitar pukul 8 malam. Saat Ia menuju bagian depan Pondok, Ia bertemu dengan Ning Hani yang sedang menggendong putranya Gus Abidzar, sepertinya Ia sedang rewel.
" Assalamu'alaikum Ning" Sapa Shanum sambil tersenyum
" Waalaikumsalam Shanum, tumben jalan2 sendiri" Jawab Ning Hani
" Iya Ning, lagi pengen me time nih hehe, Gus Abi kenapa Ning? Rewel ya" Tanya Shanum.
" Iya nih num, maunya jalan-jalan terus, mana Mbak lagi ada kerjaan yang belum selesai" Ucap Ning Hani, karena Ia juga merupakan seorang guru di pondok ini, Ning Hani belum merubah panggilannua dengan Shanum, karena Ia telah mengenal Shanum jauh sebelum Dirinya menikah dengan Gus Amran.
" Boleh Shanum bantu Ning, Ning lanjutkan aja kerjaannya, nanti Shanum anter Gus Abi ke ndalem kalau sudah Ga rewel" Tawar Shanum, Ia juga sudah bosan sendirian begini, Alin dan Disa pasti sudah tertidur saat ini.
" Boleh num? Ga ngerepotin kan?"
" Ngga sama sekali ning" Jawab Shanum kemudian Ia membawa Gus Abi ke dalam gendongannya dan Ning Hani berlalu memasuki Ndalem.
" Hai Gus ganteng, mau apa? " Tanya Shanum lembut.
" Alan-alan" Jawab Gus Abi, Gus Abi memang sudah bisa berbicara, saat ini ia sudah berumur 2.5 tahun.
" Mau jalan-jalan? Tapi mbak Shanum gendong aja ya, Gus ga pake sandal" Jawab Shanum sambil mencolek pipi Gus Abi. Kemudian Shanum mengajak Gus Abi berjalan-jalan megendongannya sambil sesekali Ia bacakan Sholawat, bahkan Shanum juga membelikan Gus Abi 
Permen yupi agar ia senang, sampai Gus Abi tertidur dalam gendongannyat
Shanum melangkahkan kakinya menuju ndalem, Ia memasuki ndalem melalui dapur yang bertempat di belakang ndalem
" Assalamualaikum" Ucap Shanum, ia melihat Bu nyai Aminah sedang berada di dapur dengan Mbak Sri salah satu santri tua yang mengabdi di pesantren ini.
" Waalaikumsalam nak" Sambut Bu nyai Aminah atau yang sering santri panggil Bunda Aminah.
" Loh, Gus Abi sudah tidur nak?" Tanyanya pada Shanum
" Iya Bunda, tadi Saya ngga sengaja ketemu Ning Hani, Gus Abinya rewel, jadi saya bantu ngejaga" Ucap Shanum sopan.
" MasyaAllah, terimakasih nak Shanum, sini Bunda gendong Abinya" Ucap Bunda Aminah sambil mencoba mengambil Gus Abi dalam gendongan Shanum, namun yang terjadi malah menangis.
" Loh loh, wah sepertinya Abi sudah enak di gendongan Shanum" Ucap Bunda Aminah kemudian berpamitan untuk memasuki ndalem memanggil Ning Hani.
" Yaampun num, makasih ya, udah bantuin ngejaga Abi" Ucap Ning Hani kemudian mengambil Abi di gendongan Shanum, beruntung kali ini Abi tidak menangis kembali.
Tanpa Shanum sadari saat ini ada seorang yang menatapnya sambil tersenyum melihat sikap tulus Shanum sampai Ia dikagetkan dengan tepukan di bahunya.
" Keenan" Ucapnya

Gus KeenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang