Dan disinilah mereka. Tengah makan diruang makan bersama dengan Ibun yg mengelus sayang kepala Bintang.
Langit mendelik, "Sebenernya anaknya yg mana sih?"
Ibun tertawa kecil sebagai respon dari ucapan Langit. Sedangkan Bintang hanya tersenyum tipis dengan semburat merah di pipinya saat matanya tidak sengaja bertatapan dengan Ibun.
Bintang tidak mengerti kenapa Ibun tiba-tiba saja memeluknya, menepuk-nepuk dan mengelus punggungnya, bahkan menghujani pipinya dengan beberapa kecupan saat dia baru saja menginjakkan kakinya di depan pintu rumah mereka.
Bintang tidak biasa menerima perlakuan lembut seperti itu. Sedikit banyak dia merasa canggung walaupun hatinya terasa hangat. Ia menggaruk tengkuknya yg sebenarnya tidak gatal. Salah tingkah.
"Makan yg banyak Bintang" Ibun tersenyum sambil menopang dagunya dengan sebelah tangan.
"O-oke. Ibun ga makan?" Tanya Bintang.
"Sudah. Ibun sudah makan sebelum kalian datang tadi."
Bintang mengangguk sebagai jawaban.
"Astaga, lihatlah dua orang ini yg ga peduli denganku" sungut Langit yg duduk berseberangan dengan Bintang.
Ibun melotot ke arah Langit, "Kalau mau ngomong di kunyah dan telan dulu makanannya."
Langit nyengir dan kembali melanjutkan makannya. Dalam hati sejujurnya ia senang melihat Ibun yg akur dan sayang dengan Bintang.
Flashback
"Assalamualaikum" ucap Langit sambil membuka pintu rumahnya, sedang Bintang mengikutinya dari belakang seperti anak ayam."Waalaikumssalam" terdengar jawaban dari dalam. Suaranya begitu lembut mengetuk gendang telinga. Menjadikan Bintang mencuri lihat dari balik punggung Langit.
Ia mendapati wanita cantik keluar dari dalam rumah dan tersenyum manis.
"Ibun, coba lihat siapa yg Langit bawa" Langit berucap sambil menggeser posisinya, membiarkan Bintang maju beberapa langkah ke depan.
Bintang tersenyum, "Ass-" ucapannya terhenti ketika Ibun memeluknya erat.
(BAHAHA PLISS JANGAN NETHINK DENGAN KALIMAT "ASS" NYA BINTANG ITU DIA MAU BILANG ASSALAMUALAIKUM LOH 👀)
"Bintang, jagoan kecil Ibun sudah besar" Ibun berucap sambil menepuk dan mengelus punggung Bintang dengan sayang.
Bintang terdiam, ia terkejut tentu saja. Ia masih enggan berbicara bahkan tidak juga membalas pelukan Ibun.
"Kemana aja Bintang? Ibun kangen banget. Maaf, Ibun ga pernah mampir kerumah Bintang. Sayang, sering-sering main kesini ya?"
Hati Bintang menghangat. Ia merasa dikasihi. Matanya melirik kearah Langit, dan mendapati Langit mengangguk sambil tersenyum. Menjadikan Bintang berani membalas pelukan Ibun.
"Bintang juga kangen Ibun." Itulah ucapan pertama yg keluar dari mulut Bintang. Tangannya perlahan terangkat dan menepuk pelan punggung Ibun beberapa kali. Membuat Ibun semakin mengeratkan pelukannya pada remaja itu.
Rasanya Bintang hendak menangis. Entah karena senang atau sedih. Rasanya bercampur aduk. Bintang merasa senang karena masih ada orang yg menyayanginya. Akan tetapi ia merasa sedih menyadari fakta bahwa Bundanya bahkan tidak pernah memeluknya seperti ini.
🐌 🐌 🐌
Keduanya duduk dilantai sambil bersender pada kasur. Tidak ada yg memulai percakapan sebab keduanya sama-sama menikmati film yg sedang mereka tonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang & Langit
ФанфикSeperti bintang di langit begitu pula keduanya menjadi satu yang tidak bisa terpisah.