04 🗝 'Muncul Rasa?'

28 1 0
                                    



haiii!!!






.
.
.
.
.







zzttt..

Mobil Shaga mendarat dengan sempurna. Kemampuan memarkirnya sungguh luar biasa, itu karena dulunya ia pernah ikut kompetisi racing car dan pernah mendapatkan peringkat pertama dalam kompetisinya.

Sebelum keluar mobil ia menyempatkan untuk mengaca terlebih dulu, entah kenapa jantungnya berdebar kuat dari biasanya. Ia membetulkan kembali poninya yang tersisir melengkung ke atas hingga membuat seluruh bagian dahinya terpampang.

"Haahh.. Kenapa deg degan gini?" desisnya seraya menghela napas panjang. Namun ia tak ingin memperpanjang hal itu dan turun dari mobil. Ketika baru saja menutup pintu mobilnya, Shaga mendapati notifkasi pesan dari ponselnya.

(Nomer tak dikenal)

Shaga membuka pesannya karena penasaran, kedua matanya langsung membulat melihat foto Namara yang sedang duduk bersender di Halte bus. Shaga langsung menelpon nomer tersebut namun telepon darinya langsung ditolak oleh si pemilik nomer.

"Ishh Namara!!" seru langsung berlari sekuat ia bisa. Dengan hapenya yang masih ada digenggaman tangannya.

Di selaan lariannya, muncul notifikasi lain dari nomer yang sama. Pria itu langsung memeriksa apa isi pesan itu.

(Nomer tak dikenal)
"Tunanganmu keliatan putus asa, apa aku perlu menghiburnya?"

"Anjgg" Shaga pun langsung menambah laju lariannya. Ia berlari menuju Halte bus terdekat, karena ia tahu pasti Namara ada disana.

Sampai akhirnya,,

"Namara!" panggilnya kuat seraya menarik tangan gadis itu secara tiba tiba.

"Loh, Shaga!?" kagetnya.

Pria itu mengatur napasnya agar kembali normal, hatinya menenang begitu melihat gadis yang ia khawatirkan itu dalam kondisi baik baik saja.

"Lo kenapa?"

Shaga melemparkan tatapan mendalam padanya. Tangannya menarik gadis itu masuk dalam dekapannya, tangannya melingkar ke punggung Namara dan menguatkan dekapannya.

"Shaga ini--"

"Tunggu, biarkan kayak gini sebentar" sela Shaga dengan mendengus napas lega.

Namara sesekali mengedipkan matanya, merasakan kecanggungan yang ada dalam dirinya. Meski begitu ia tetap membiarkan pria itu memeluknya erat, walau tangannya berada lurus dipahanya dan tak membalas dekapannya.

Seseorang yang berada diseberang mereka hanya terdiam di tempat seraya menatap Namara dan Shaga yang sedang berpelukan itu. Tak lupa ia memotretnya sebelum akhirnya melarikan diri.

Shaga mengintipnya melalui ekor matanya. Ia tahu jika pria itu pasti menguntit Namara, maka itu Shaga melakukan pelukan mendadak itu supaya pria misterius itu pergi dari sekeliling Namara.

Fyuhh. "Siapa dia?" pikirnya dalam hati.

"Shaga?? Mau sampe kapan kita pelukan? Gue malu jadi pada ngeliatin kita.." bisiknya seraya menundukkan kepalanya sedikit.

Shaga pun kembali sadar, ia malah mendorong tubuh Namara menjauh darinya. Dirinya langsung kikuk dan kepalanya celinguk celinguk ke kanan kiri.

"Ishh" desis Namara tak terima dirinya di dorong lepas dari dekapannya. Padahal yang memeluknya duluan adalah Shaga sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Naughty MentorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang