01 🗝️ 'Ajakan?'

1K 47 18
                                    

halo haiiii!!!!!!!

Perkenalkan aku Author wawiwuu! ini karya ketiga aku karena aku sempet hiatus juga aku ngelanjutin nulis ini lagi di 2024 setelah ngilang dari sekitar 2022 lah atau 2021. Gilaa lama bangett kaannn sorry yaa buat kalian yang udh nungguin update an cerita inii dan terkesan aku ghosting kaliann..

AKU BENER BENER MINTA MAAAFFF BANGETT GAISS 🙏🏻🥹🥺

buat main character yang cowok namanya Park Solomon/Lomon yaa gaiss pasti kalian ada beberapa yang familiar kan sama diaa?? terus buat visual yang cewe aku pilih salah satu influencer atau selebgram gt mungkin sebagian dari kalian ada yang udah kenal ada yang belum so nnti aku bakalan kasi tauu visualnya yaa di chapter ini!!

BTW GAISS KALIAANN TAHU CERITA INI DARI MANAAA??? HEHEHE

Itu berdasarkan yang aku suka, cuman kalian bisa imajinasiin sendiri pake tokoh yang kalian mau yaa seenjoy nya kalian ajaa

soo keep enjoy and happy read!

















-
-
-
-
-




















*Namara POV

Di hari ketiga aku menjadi pemagang di kantor ini.. Sangat sangat melelahkan. Awal awal semuanya berjalan lancar dan semua pekerjaan bisa ku selesaikan dengan baik. Tapi berbeda saat semua pegawai kantor tahu bahwa si jaksa utama yang merupakan mentor ku disini akan kembali bekerja setelah 7 hari cuti karena urusan pribadi.

"Bu Namara, anda bisa dicaci maki jaksa utama kalau mengambil kasus itu" ucap jaksa lain yang bekerja diruangan yang sama denganku. Namanya Aurel.

Aku dengan helaan napas berat hanya bisa menundukkan kepala. "Tapi saya sudah terlanjur mengambil alih kasus itu.. Jadi sekarang kita yang mengurusnya" jawabku jujur walaupun hati tegang. Aurel adalah orang kedua dari tiga orang recet di dalam kantor ini. Kecuali aku seorang. Tapi dia jauh lebih baik dari mentorku, tingkat malaikatnya jauh jauh jauh lebih banyak dari pada si mentor yang lagi cuti itu.

"Aku mengerti. Aku juga tertarik sama kasusnya tapi pasti Pak jaksa bisa marah marah 2 malem 3 hari. Kamu bisa disuruh lembur sama dia!!" ibanya padaku.

"Aishh jaksa sialan!" batinku rasanya ingin mengumpat umpat langsung di depan mukanya. Tapi ya gak bisa lah, bisa mati gue. "Gapapa Bu, biar saya yang bertanggung jawab dan bicara baik baik sama beliau"

"Kamu yakin bisa ngadepin dia?"

Ya pastinya nggak yakin lah. Tapi aku harus memberanikan diri dan membuka pintu pagar di dalam jiwaku yang tergembok selama 6 hari sebelumnya. "Ya, saya yakin bisa kok Bu, serahkan saja padaku" aku menenangkannya padahal harusnya aku yang butuh ditenangkan.

"Okey, hwaiting!!" Aurel pun pergi setelah menepuk nepuk pundakku 2 kali.

Kini tersisa aku seorang diri di dalam sebuah ruangan yang terasa pengap dan lembab ini. Rasanya frustrasi berdiam diri lama lama disini, apalagi disaat aku menyapu pandanganku ke arah kursi kerja milik pak jaksa utama yang namanya aja nggak ku ketahui. Wahhh jantungku rasanya berdetak 100 kali lebih cepat. Walaupun aku belum pernah menemuinya tapi aku dapat merasakan aura aura iblis begitu melihat meja kerjanya yang bertumpuk berkas berkas kasus.

Aku pun hendak pergi keluar kantor, mendingan makan makanan di kantin kantor daripada harus berdiam diri di dalam ruangan pengap ini. Saat tanganku memegang knop pintu, dari luar seseorang membuka pintunya, hingga membuatku terdorong ke depan dan menabrak dada bidang dari seorang pria beraura dingin.

My Naughty MentorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang