Part 1 : Galaksi Andromeda

14 2 4
                                    

Galaksi Andromeda. Laki-laki blasteran Austria yang tinggal di Indonesia. Biasa dipanggil Andra –singkatan Andromeda– dan biasa dipanggil Galaksi ketika di sekolah.

Andra adalah anak pertama dari dua bersaudara. Orang tuanya tinggal diluar kota. Sedangkan dirinya dan sang adik tinggal di rumah tante mereka yang berada di Jakarta.

Hari ini, seperti biasa laki-laki itu duduk bersandar di kursi paling pojok kantin. Bersandar sambil mengunyah keripik kentang yang baru saja laki-laki itu beli.

Andra mengamati setiap orang yang lewat lalu lalang di depannya. Dari mulai cewek-cewek yang berebut mengambil gorengan. Para cowok yang sibuk mencari perhatian. Ada juga yang sedang diam-diam memperhatikannya. Biasanya sih para fans Andra yang entah kenapa Andra justru membencinya.

Ada pula satu gadis yang sejak tadi Andra lirik keberadaannya. Gadis yang sejak tadi makan dan dikelilingi banyak gadis lain. Diajak mengobrol meski mulutnya terus mengunyah Siomay dipiring yang berada tepat di depan gadis itu.

Andra merubah posisi duduknya lurus menghadap gadis yang berada hampir ditengah-tengah kantin tersebut.

Jika dikatakan Andra sudah gila. Sepertinya memang sebentar lagi ia akan gila. Dari cara pandang Andra terhadap gadis itu sangat aneh, matanya menyipit, wajahnya terangkat dan tangannya menopang dagu.

Bukan hanya orang-orang disekelilingnya saja yang heran. Teman-teman Andra yang melihatnya sekarang saja sudah merasa keheranan.

Wino. Laki-laki yang duduk tepat di depan meja Andra mengernyitkan matanya. Ia berpikir ada yang aneh dengan manusia di depannya saat ini. Terlebih sekarang temannya itu sedang memperhatikan salah satu teman perempuan di kelasnya dengan amat serius.

Karena kesal terus memperhatikan temannya. Wino menarik meja kantin yang digunakan Andra untuk menyandarkan tubuhnya.

Alhasil, Andra terjerembab ke lantai dengan aesthetic. Semua teman Andra menertawakan laki-laki itu yang terguling jatuh tanpa berniat membantu laki-laki itu untuk bangun.

Andra bangkir dan menatap Wino tajam. Wino yang tahu akan kenal omel kakak kelasnya itu lantas menyahut.

"Lo ngapain sih ngeliatin temen gue segitunya. Lo suka sama dia? nggak bisa ya, dia inceran gue." Ucap Wino tak suka. Langsung memberitahu status hubungannya dengan gadis itu yang masih berada di fase PDKT.

"Lo sama dia belum pacaran. Jadi seterah gue, mau gue suka sama dia atau enggak. Bukan urusan lo." Sarkas Andra lebih tak mau kalah.

"Tch." Wino melipat tangannya didepan dada. Merasa kalah jika sudah disuguhkan fakta.

"Nama temen lo siapa, btw?" Tanya Andra duduk kembali di bangku dan mendekatkan wajahnya pada Wino.

Mata Wino sontak memicing tak suka. "Mau ngapain lo, hah?!" Wino menaikkan dagunya. "Nama aja gak tau, mau sok deketin crush gue." Ucap Wino dengan mata berotasi.

"Yaudah, kalau gitu gue tinggal tanya aja langsung orangnya." Andra berdiri hendak menghampiri gadis yang masih sibuk dengan siomay dipiringnya.

Wino mengerjapkan matanya tak percaya, lantas langsung menarik lengan baju kakak kelasnya itu dan membuat laki-laki itu kembali duduk di kursi.

"Iya iya! Gue kasih tau." Wino menggerutu. "Namanya Viona. Bocah kelas gue. Calon pacar gue." Di kalimat terakhir Wino menekankan kalimatnya.

Andra mengangguk tersenyum. Kembali memperhatikan Viona ditengah kantin. "Calon pacar lo cantik juga, tapi...sayangnya calon pacar lo sekarang jadi calon pacar gue." Andra menyunggingkan senyum, ia berdiri merapikan lengan bajunya yang sedikit kusut karena ditarik Wino.

Dua GalaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang