Part 4 : Timezone

5 0 0
                                    

"Gue dah bilang kan, gak bakal gue bawa balapan!"

"Tetep aja gak akan gue izinin."

"Ndra!"

"Apa?!"

"Pinjem motor lo sebentar, plis!"

"Gak!"

"Pelit lo!"

"Seterah gue."

Bima menghentakkan kakinya dan berjalan keluar dari kamar. Berdebat dengan Kakak kembarnya membuat kepalanya pusing.

"Pinjem sebentar aja kok, pelit banget sih. Emang bakal gue apain sih tuh motor, gak bakal gue jual juga." Gerutu Bima mengambil segelas air dingin dari dalam kulkas.

Bima mendudukkan bokongnya di salah satu bangku di depan meja makan. Ia sedang berfikir bagaimana caranya menjemput sang pacar yang mengajaknya jalan-jalan.

Kalau saja bukan karena pacarnya, Bima tak akan susah-susah berdebat dengan sang kakak.

Masalahnya, motornya sedang disita. Jadi mau tak mau ia harus meminjam motor sang kakak.

"Hhhh...." Bima mengacak-acak rambutnya kasar. Ia frustasi.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul tiga lewat. Harusnya ia sudah berada dirumah pacarnya sekarang, jalan-jalan ke taman kota dan membeli es krim cup besar untuk dimakan berdua. Pasti keliatan sangat romantis bukan?

Ini semua karena kakak kembarnya itu.

Pasti ia akan terkena omelan sang pacar karena telat jemput ke rumahnya. Atau jangan-jangan akan diancam putus oleh pacarnya.

"Aaa gue gamau!" Bima menjatuhkan kepalanya diatas meja makan. Terdiam di sana beberapa saat. Sebelum akhirnya ia bangkit untuk kembali meminta kakaknya meminjamkan motor.

"Ma-ma!"

Bima yang sedang menaruh gelas ke atas wastafel menoleh. Tiba-tiba terdengar suara anak kecil.

Pasti si anak kecil perusuh!

Bima mengintip ke bawah meja makan. Benar saja disana terlihat anak kecil yang sedang mengusap matanya dengan baju yang sangat berantakan. Bisa ditebak gadis itu baru saja bangun dari mimpi indahnya.

Bima menarik sebelah bibirnya ke atas. Menyeringai.

"Heh, Anak Kecil!" Gertak Bima mendatangi Daisy. Gadis yang sedang mencari Mama kesayangannya.

Daisy memandangi kakaknya dengan mata mengantuk. Ia sedang tak semangat melayani kakaknya yang super jahil itu.

Daisy berjalan keluar dapur tak peduli, meninggalkan Bima yang berada disamping meja makan.

Bima yang mendapati Daisy tak memperdulikannya langsung menyentuh dadanya dengan ekspresi wajah terkejut.

"Bisa bisanya gue dicuekin anak kecil." Gumam Bima berjalan mengikuti langkah Daisy yang hendak ke ruang tengah.

"Heh!" Bima berusaha menarik perhatian Daisy dengan terus memanggilnya.

"'Anak kecil!" Panggil Bima lagi. Tapi Daisy terus mengabaikannya.

Gadis itu sibuk mencari Mamanya yang saat terbangun tiba-tiba menghilang dari sampingnya.

"Oi."

Daisy menoleh ke belakang. Menatap laki-laki yang sejak tadi mengikutinya berjalan kesana kemari.

Melihat kakaknya sedang gabut, lantas gadis itu kembali berjalan mencari keberadaan Mamanya. Sama sekali tidak perduli dengan kehadiran sang kakak dibelakangnya. 

Dua GalaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang