»FOUR

6 4 0
                                    

“Coba kau ulangi lagi perkatanmu?” ucap Natasya menatap tajam wajah Jack “Bodoh! Ini urusan pribadi lagian aku gak kenal Habba!” Jack yang hanya bisa terus menyangkal.

“Kali ini Aku percaya! Tapi tidak suatu hari nanti cam kan itu!” Zeno Berbalik arah mengenggam tangan Natasya dengan Erat.

"Ah sial"

“Kita kemana lagi? Kita sudah cari ke semua tempat” Natasya Yang mulai frustasi “kenapa kau begitu bersikeras untuk menemukan Habba?” heran Zeno yang tak menatap Natasya “Dia sahabat ku Bodoh! Kau Tidak pernah mengerti!” bentak Natasya mulai menangis dalam sunyi.

Tidak ada suara di mobil itu kecuali tangisan Natasya, Zeno yang sebenarnya ingin sekali menanyakan banyak hal ke Natasya hanya bisa terdiam karena ia tahu kalau sekarang kondisinya tidak pas.

“Kita kemana sekarang?” Singkat Zeno yang sedikit melirik Natasya
“Kita ke rumah Habba kasian Sanny” Sambil tersedu-sedu ia mengeluarkan kata-kata tersebut.

Setelah sampai di rumah keluarga Habba Natasya segera mengusap Bekas air matanya dan keluar dari mobil Zeno di ikuti oleh Zeno.

“Sanny...” panggil lirih mereka melihat jendelanya yang telah tertutup rapat 'ning nong' suara Bell yang terus di pencet Natasya.

“Kenapa tidak ada suara?” Natasya yang mulai sedikit khawatir “Mungkin ke tiduran” ucap Zeno yang terus memencet Bell.

“Iya semoga begitu...tapi kenapa perasaan ku tak enak?” tanya Natasya memerhatikan Zeno dengan penuh tatapan memelas “Kau...pen di peluk?” tanya Zeno.

Tanpa basa-basi Natasya memeluk erat Zeno, Zeno tidak membalasnya.

"Erat sekali?" Gumam Zeno “Kau dobrak ya pintu nya?” Ucap Natasya sambil memelas “Ya... Kau lepas dulu” Pinta Zeno yang di Anggukan lalu di lepaskan.

'Drag' suara dobrakan

“Wahhh dalam sekali cobaan langsung bisa!” Senyum yang di lempar Natasya kepada Zeno “Ayok cek kamarnya” Ajak Zeno.

Mereka mulai masuk ke kamar Sanny tapi tidak menemukan keberadaan Sanny di sana lalu mereka Mengecek ke dapur dan ke kamar mandi tapi hasilnya nihil mereka juga mengecek ke halaman belakang tapi hasilnya juga tak ada.

“gimana nih gak ada di semua tempat” Natasya yang menatap cemas ke arah Zeno “Kita coba tanya ke BI darma saja” ide yang di lontarkan Zeno Seketika membuat Natasya berlari ke arah rumah bi Darma.

Mereka berlari ke arah rumah bi darma namun bi darma berkata lain, “sanny tidak ada di sini tuh”
Ucapan bi darma membuat Zeno dan Natasya Kecewa.

“Tidak usah cari Sanny dan Habba ini sudah hampir gelap Lanjutkan nanti saja Mencarinya” bi darma memperingatkan Mereka berdua dan di anggukan kecil oleh Natasya.

Di dalam mobil mereka hanya terdiam tidak ada suara selain Suara di luar mobil, Sunyi karena mereka saling memikirkan Diamana Habba dan Sanny?.

HABBA POV

Saat pesta selesai Aku berjalan pulang kebetulan Rumah temenku dan aku tidak satu arah jadi aku terpaksa jalan kaki sendiri.

Aku sedikit ketakutan, karena ada mobil yang mengikuti ku dari jauh, aku yang mulai tak enak dengan ke adaan ini segera berlari dengan cepat begitu juga mobil nya, mobil nya berhenti di samping ku, lalu kaca Mobil itu terbuka.

Ada orang yang aku sangat rindukan berada di sana aku yang sedikit curiga tidak mau masuk dulu, tapi dia bilang kalau dia akan mengantarku pulang dengan cepat aku anggukan, karena itu orang yang aku sayangi.

Saat perjalanan pulang Orang itu malah melewati rumah kami, aku bertanya kita akan kemana? Lalu ia berkata kita akan mengajak ku jalan-jalan dan tidak akan pernah ke rumah itu.

Aku sedikit heran lalu aku bertanya bagaimana dengan Sanny? Ia menjawab akan membawa Sanny juga.

SANNY POV

Setelah kak Natasya menyuruh ku untuk menutup semua pintu dan jendela aku mengintip keluar.

Aku kenal dengan mobil itu tanpa ragu-ragu aku masuk ke dalam mobil itu, ya benar saja itu adalah mobilnya Aku juga bertemu Habba di sana semangat ku makin memuncak karena di bagasi tersedia banyak makanan dan banyak alat bermain.

Dia tidak berkata banyak hanya berkata pasangkan sabuk pengaman nya hanya itu yang ia katakan senyum ku yang terus ku keluar kan.

Aku sangat senang karena sudah lama aku tidak bertemu orang itu.

Tapi seketika aku memikirkan ayah yang sendirian aku bertanya bagaimana dengan ayah dan ia berkata kita tidak perlu memikirkannya, aku yang tau sesuatu tidak jadi bertanya apa-apa lagi aku hanya bisa terdiam.

Tak beberapa lama aku melihat mobil kak Zeno dari ke jauhkan mereka mencoba mengetuk-ngetuk rumah kami, karena aku kasian aku bilang izin keluar sebentar, tapi tidak di izinkan oleh nya.

***

Selesai juga cerita nya😻

Jangan lupa vote 💞😻

Like Brother And SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang