1. Anak Pungut

10 2 46
                                    

Sudah dua jam lamanya Uli menonton semua MV group kpop favoritnya. Selama itu pula, dia nggak bisa bosan dari wajah-wajah yang katanya "Gantengnya gak ngotak banget, anj*r!" Kalau dikasih kesempatan sama jin yang keluar dari botol, Uli akan minta tiga hal ini:

Pertama, menjadikan salah satu 'suaminya' jadi kenyataan.

Kedua, membuat suaminya cinta mati samanya.

Dan yang terakhir, live happily after ever  dengannya yang selama ini cuma biasa diliatnya dari layar. 

Uli nggak serakah kok. Buktinya dia cuma minta satu dari 23 bujangan itu. Uli merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang merupakan tempat paling nyaman. Nggak ada satu pun yang pernah memberikan kenyamanan seperti itu, kecuali bahu 'suaminya' yang pernah dia rasakan waktu lagi mimpi.

Nah, waktu lagi mimpi indah yang seperti udah kayak keajaiban itu, Uli hampir aja ciuman. Namun, tiba-tiba aja dia tersadar karena kasurnya terguncang hebat. Uli langsung teriak, "Gempa! Gempa! Nana tolongin aku!"

Setelah tersadar kalau guncangan itu ternyata bukan gempa, melainkan dari cowok tengil yang jago banget bikin Uli naik  darah.  Uli langsung aja nendang Aska dengan kekuatan penuh. Terus nyeret cowok itu keluar kamarnya. Kalau diingat-ingat, adegannya mirip kayak penyewa yang diusir karena nggak bisa bayar biaya sewa.

"Inaaaa." 

"Inaaaa."

Uli membalikkan tubuhnya dan menimpakan kepalanya dengan bantal. Sumpah itu suara Aska kenapa bisa menembus dimensi mimpi? Ngeri banget!

"Putri tidur nggak mau bangun, apa perlu gue cium?" Decakan Aska terdengar begitu jelas. Tapi Uli memilih mengabaikannya. 

Nggak lama setelah itu, ranjangnya bergerak kayak ada yang merangkak naik. Bulu kuduk Uli merinding tiba-tiba karena instingnya mengatakan kalau ada mahkluk jelek yang mendekatinya.

Begitu wajahnya berada tepat di atas wajah Uli, Aska meniup-niupnya. Berharap banget kalau napasnya yang mengandung aroma alami semur jengkol bisa bikin Uli bangun. Dia kan agak berat buat bangunin Uli dengan cara yang dipakai Pangeran Philip untuk melepaskan kutukan dari Putri Aurora.

Uli merasa mual mencium aroma jengkol yang menusuk hidungnya. Cewek itu langsung membuka matanya dan langsung dihadapkan dengan sosok Aska yang dilihat dari mana pun nggak ada tampan-tampannya.

"Yah, kok bangun sih? Padahal kalau lo nggak bangun mau gue cium, lo kan putri tidurnya Pangeran Askara," cerocos Aska.

Uli menutup mulutnya dan lari ke kamar mandi. 

Sumpah itu cowok makan bangkai apaan sih?!

"Kamu hamil? Kok bisa? Suamimu kan fiksi," ucap Aska. Cowok itu berdiri di belakang Uli dan aroma busuk mulutnya lagi-lagi menusuk indra penciuman Uli.

Setelah membersihkan mulutnya, Uli menatap Aska tajam. Nggak lama setelah itu, dia menjewer telinga cowok itu. Untung aja tingginya hampir sama dengan Aska jadi bisa dengan mudah menghukum cowok itu.

"Ina, Ina, sakit woiii!" 

"Diem lo anak pungut!" Uli terus  menyeret Aska keluar dari kamarnya. Cewek itu melewati mamanya yang lagi nonton TV. Sekilas, Uli melihat tatapan iba mamanya yang mengarah pada Aska. 

Apalagi mama sampai bilang begini, "Uli, jangan gitu sama Aska. Kasihan dia, nanti telinganya copot."

Oh, nggak! 

Uli nggak punya rasa kasihan sama cowok tengil bin setan ini. Sekalipun telinganya copot, Uli nggak akan berhenti buat menjewernya. 

Rumah Aska berdiri kokok di samping rumah Uli. Jadi nggak butuh waktu banyak nyeret cowok itu ke tempat penangkarannya. Kalau kata Uli, Aska itu Satwa endemik di komplek mereka dan jangan sampai lepas dari penangkaran.

Aska yang dengar itu jelas sakit hati banget. Dia bahkan mendiamkan Uli setengah jam lamanya. Bahkan ketika mama Uli nganterin makanan, Aska masih ngambek kayak anak kecil. Bahkan sampai mengadu sama mama Uli. 

Kira-kira gini katanya, "Saya pikir teori Om Darwis yang bilang manusia berasal dari kera, itu yang paling menyakitkan hati  seorang manusia. Namun ternyata, kata-kata Ina yang bikin hati saya paling sakit kayak ditusuk ribuan jarum. Masa katanya saya ini satwa endemik yang nggak boleh dilepas dari penangkaran." 

Jangan lupa waktu ngomong gitu, Aska juga nunjukkin wajahnya yang kayak bener-bener tersakit banget. Mana matanya sampe dipaksa buat berkaca-kaca lagi. Terus tambahin backsound 'hiks... hiks..'

Jujur aja waktu Uli ngeliat akting Aksa yang kayak di sinetron ikan terbang, dia ngerasa mual kayak ibu hamil. Sampai-sampai Uli bilang begini dalam hatinya, "Nggak nyangka ada keturunan Adam yang kayak begini. Mana brojolnya di keluarga Om Ridwan yang punya tambang batu bara. Positif thinking aja, itu anak pungut."

"Tante Siti," panggil Uli begitu masuk ke rumah Aska. 

Cewek itu menjewer Aska dengan tangan yang satu lagi. Gantian. Soalnya tangannya yang tadi udah capek menjewer telinga besar tuh cowok. 

Mama Aska datang dan kayaknya baru aja maskeran soalnya wajahnya agak glowing gitu. "Ada anak cantik, ngapain di sini sayang?" 

"Nih, anak tante udah aku tangkep. Aku balikin ya, Tante." Uli mendorong Aska ke dekat Tante Siti. 

"Lain kali dijaga ya, Tante. Soalnya kalau berkeliaran gitu bener-bener mengganggu banget."

Tante Siti mencubit pinggang Aska dari belakang sambil tersenyum. "Makasih ya, Uli. Anak angkat tante ini emang liar banget."

Habis itu Uli izin pamit dengan perasaan plong banget. 

"Teganya mama bilang aku anak pungut," kata Aska dramatis.

Tante Siti memutar matanya. "Biar kamu sadar siapa diri kamu," balas Tante Siti.

"Tapi di kartu keluarga aku ditulis anak kandung. Mama jangan bikin Ina nganggap aku nggak berharga di keluarga ini."

"Aska, yang di kartu keluarga itu bohong. Data kamu dikamuflase biar kamu tetap dihargai sebagai anak Pak Ridwan." Tante Siti jelas cuma bercanda. Aska kan anaknya yang brojol di tengah jalan waktu lagi mudik. 

"Jadi aku beneran anak pungut?"

"Iya."

Aska menghapus setetes airmata yang susah payah dikeluarkannya. "Mama ini jujur banget ngomongnya. Iya deh aku anak pungut." 

Tante Siti mengembangkan senyumnya. Sekarang dia ragu, benar nggak sih anak itu beneran anak pungut? Soalnya seingatnya dia udah tiga kali melahirkan. Walau yang kedua nggak kedengaran tangisannya. Apa jangan-jangan bayinya meninggal terus diganti sama anak pungut?

"Dipungut dari rahim, Mama kan? Soalnya kemarin Dokter Reno bilang mama nggak bisa lahiran normal jadi kudu dioperasi."

Senyuman tante Siti yang jelas nggak mengandung kebahagian itu makin lebar. Feelingnya soal status Aska anak kandung jadi makin ragu. Dan lagi, semua anaknya kan lahiran normal, nggak ada tuh pakai belah-belah perut segala. Terus dokter Reno itu bukannya dokter mata ya?

Nggak mungkin kan dokter Reno yang lain, soalnya Tante siti cuma kenal sama satu dokter Reno. Nggak ada duanya, apalagi tiganya.

"Nggak apa-apa aku nggak lahir dari rahim mama, yang penting aku dipungut dari rahim mama." Aska kelihatannya senang banget lalu keluar dari rumahnya.

"Demi Mas Siwon yang gantengnya melewati batas, yang tadi itu beneran anak saya atau bukan? Kok otaknya rada eror?" Tante Siti langsung pingsan di atas lantai granit. Namun, nggak sampai lima detik, dia udah bangun lagi. 

"Yaampun hari ini episode terakhirnya suami ketigaku!"

tbc

vote dan komen! ayo vote dan komen! vote! vote! vote! komen! komen! komen!

Btw, adakah yang ingin menghujat Uli atau Tante Siti?

Atau justru mau ngehujat Aska?

Janganlah dihujat wkwkkw ntar meninggoy. 

hujatan kan lebih tajam dari pedang.

Follow ig: @arasyajingga dan @bestinyasiapaaa



ASKARA DOANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang