2. Maaf, nggak kenal

4 2 30
                                    

Setelah libur panjang, Uli dan Aska kembali masuk sekolah. Bedanya bukan lagi sebagai bocah SMP, tapi udah jadi anak SMA. Uli bener-bener nggak sabar buat jalanin hari-hari di SMA Garuda. Banyak hal yang udah Uli bayangin saat resmi jadi anak SMA.

Pertama, di masa MPLS dia udah ngebayangin bakal ditaksir ketua OSIS. Uli udah ngebayangin adegan di mana dia nantinya bakal telat terus dihukum sama ketos dingin. Terus diam-diam si ketos naksir dirinya. 

Ah, Uli menjerit kesenangan. Dia memoleskan lipbalm ke bibirnya biar agak menggoda. Dia juga udah ngalis, udah catok rambut biar ujungnya agak curly, terus juga pakai parfum baru. 

Uli sekali lagi memperhatikan penampilannya. Kalau katanya sih dia ini udah perfect banget dan bakal jadi most wanted girlnya SMA Garuda.

"Uliiiiii!!!! Cepetan turun, nanti kamu telat."

"Iya, ma!"

Uli langsung mengambil tasnya dan turun ke bawah. Cewek itu kelihatannya udah seneng banget. Namun, senyum Uli tiba-tiba aja luntur pas dia ngeliat Aska lagi sarapan bareng sama keluarganya.

"Pagi, Ina. Cantik banget hari ini, cocok deh berangkat bareng sama gue," kata Aska sambil ngerapihin rambutnya.

Dengan wajah cemburut dan langkah dihentak-hentak, Uli duduk di sebelah mamanya. Sarapan pagi ini cuma roti sama susu. Dia mengambilnya dan memakannya dengan wajah kesal.

"Pa, aku berangkat sama Papa, ya?" 

Papanya Uli mengernyit terus bilang begini, "Lah ngapain berangkat sama Papa? Ini ada Aska yang ngajak kamu berangkat bareng. Terus kan sekolah kamu sama kantor papa arahnya beda."

Uli cemberut karena papa nggak ngerti perasaan Uli. 

"Iya, bener kata Om. Kita kan satu sekolah, mending berangkat bareng."

"Malas banget berangkat sama lo," kata Uli sebal.

"Ih, kak Uli jangan gitu. Bang Aska udah nungguin dari jam 6 pagi tau." Adik Uli, yang duduk di sebelah Aska ikut membela Aska. Cowok itu sekarang udah menang suara, dan Uli kalah telak.

Uli nggak menghabiskan rotinya dan langsung pamit sama kedua orangtuanya. Cewek itu masih pasang wajah kesal apalagi waktu astreanya Aska nggak mau hidup. 

"Woi," panggil Uli.

"Woi pe'a!" Sekali lagi Uli manggil Aska, tapi cowok itu nggak mau nyahut dan masih sibuk sama Astrea butut turun temurun dari ayahnya.

Karena kesal Uli ngelempar Aska pakai batu kecil yang ada di dalam pot bunga mamanya. Lemparan uli berhasil  mengenai kepala Aska dan bikin cowok itu memelotot tajam padanya.

"Pakai motor yang lain aja kenapa sih? Motor butut lo itu kayaknya nggak mau nyala lagi."

Aska menghampiri Uli dan berkacak pinggang di depan cewek itu. "Motor ini bawa keberuntungan tau! Waktu bokap gue makai ini motor, bokap gue langsung ketiban rezeki."

Uli memanyunkan bibirnya. "Lo kan udah kaya, nggak apa-apalah hari ini nggak ketiban rezeki. Biar rezekinya sama yang lain dulu."

Aska menggerakkan telunjuknya di depan wajah Uli, sambil bilang, "No, no. Gue mau dapat rezeki."

"Tamak lo," cibir Uli.

Nggak lama setelahnya, astrea Aska akhirnya nyala setelah dia memutar kuncinya. Rupanya tadi motornya nggak mau nyala karena Aska lupa buat bikin kuncinya dalam keadaan on. 

"Yuk, Ina, berangkat bareng sama Aska." Aska tersenyum manis sambil menyerahkan helm kodok buat Uli.

Uli bergidik jijik saat Aska menatapnya dengan tatapan seperti itu. Dia merasa kayak lagi digodain sama jamet. 

Ohiya, Aska kan emang jamet.

*** 

Apa yang dibayangin Uli tentang terlambat di hari pertama MPLS emang bener kejadian. Bahkan mereka terlambat setengah jam lamanya. Bayangin gimana perasaan ini saat itu?

Alhasil, mereka berdua dihukum di depan peserta MPLS lainnya. Uli udah ngerasa malu banget sampai rasanya dia nggak punya muka lagi buat datang ke sekolah. Tapi, di sebelahnya, Aska malah biasa saja dan nunjukkin wajah cool. 

Tuh cowok dari jamet tiba-tiba jadi kayak cold boy di cerita wattpad. 

Nggak cuma dihukum, ketos SMA Garuda yang tadi kalau Uli gak salah dengar namanya Rifqi, malah marahin Uli. Dimarahin sama cowok itu bikin Uli hampir nangis. Soalnya kata-kata seniornya itu udah bikin hati Uli teriris-iris.

Semua kekacauan itu gara-gara Aska! Uli akan balas cowok itu nantinya.

Saat istirahat, Uli bergabung bersama beberapa anggota kelompoknya dan ternyata dia lagi-lagi harus bertemu Aska. Mana tuh cowok masih saja pakai wajah sok cool dan cuek bebek sama temen-temen cewek yang nanya-nanyain dia.

"Gue Naomi," sapa cewek yang duduk di sebelah Uli.

Uli tersentak dari lamunannya dan kemudian menjabat tangan cewek berambut hitam lurus dan berkilau kayak duta sampo. "Arinauli, panggil Uli aja."

Cewek yang ada di samping Naomi juga ikut ngulurin tangannya. "Gue Siska, salam kenal Uli." 

"Salam kenal Siska, kapan nih bisa ajak gue masak di kamar?" tanya Uli sambil tertawa.

"Gue bukan Siska Kohl," balas Siska. Cewek berambut keriting dengan kulit agak gelap itu ikut tertawa.

"Eh, Uli, cowok yang tadi telat bareng lo itu siapa? Temen lo?" tanya Naomi.

Menurut feeling Uli, Naomi ini kayaknya punya ketertarikan sama si Aska yang lagi cosplay jadi cowok sejuta umat. Sorry deh, Uli nggak mau ngakuin Aska temennya, amit-amit. Bukan tanpa sebab Uli memilih gitu, soalnya waktu SMP dia pernah ketahuan sama temen-temennya kalau dia dan Aska itu tetanggaan dan udah lama temenan sejak brojol. Jadi temen-temennya terus-terusan main ke rumahnya cuma buat ketemua Aska. Apalagi waktu itu Aska rajin banget datang ke rumah Uli dan kadang sampai nggak pulang.

Uli bergidik ngeri. Dia nggak mau hari-hari menyebalkan itu terjadi lagi masa SMA yang kata para pendahulu disebut masa paling indah. 

"Sorry? Lo bilang nih cewek temen gue?" Aska tiba-tiba saja udah berdiri di hadapan mereka. Cowok itu menatap Uli dengan tatapan yang agak gimana gitu. 

"Lo temennya Uli kan? Kalian telatnya bareng tadi," kata Naomi.

Aska menggeleng. "Maaf, nggak kenal." 

Uli melongo seketika. Harusnya kan dia yang nggak ngakuin Aska sebagai temannya. Terus sekarang kenapa malah cowok itu yang ngomong gitu?!

"Oh, gitu." Naomi mengangguk-anggukkan kepalanya. "Salam kenal ya, gue Naomi."

"Aska," balas cowok itu singkat.

Terus Siska ikutan kenalan sama Aska dan mesem-mesem karena tangannya digenggam cowok itu. Uli yang melihat itu cuma berdecih pelan. 

"Aska," ucap Aska memperkenalkan dirinya kepada Uli.

Uli yang mendapat uluran tangan dari Aska langsung memelotot. Sementara Aska masih pasang wajah kalem. 

Mau nggak mau, Uli membalas jabatan tangan cowok itu. "Arinauli, panggilannya Uli."

Aska tersenyum. "Ok, Ina." Kemudian cowok itu kemudian ngibrit sama temen-temen cowoknya.

Askaranjing! 

TBC

Vote dan komen ya temen-temen.

share juga cerita ini ke siapapun dan tag akun ig aku ya @arasyajingga dan @bestinyakamuuu

sampai ketemu di chapter berikutnya, papay!



ASKARA DOANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang