3. MPLS: Mau Pergi Langsung Sayang?

8 1 1
                                    

Gara-gara motor astrea Aska yang kemarin mogok di tengah jalan, Uli udah wanti-wanti buat pergi ke sekolah diam-diam. Dia nggak mau lagi nebeng sama Aska karena takut sial lagi. Jadi pagi ini, tepat jam 6 kurang 10 menit, Uli udah selesai siap-siap dan langsung meluncur ke dapur buat bikin bekal. Karena sarapan sekarang, dia bisa aja ketemu sama cowok itu.

"Lho, kok lo tumben udah siap jam segini? Bukannya biasanya lo masih ngorok ya?"

Uli mematung saat dia buka pintu depan rumah dan langsung ketemu sama si cowok itu. Uli langsung merasa pusing dan rasanya mau pingsan saat itu juga. Siapa pun tolong sadarkan dia kalau dia sekarang lagi mimpi buruk.

Sayangnya, ini benar-benar bukan mimpi buruk. Tapi kenyataan pahit.

"Aska, udah datang? Sarapan dulu yuk." Mama Uli tersenyum ramah.

Aska membalas senyuman mama Uli dengan senyumnya yang kata mama manis banget, tapi kalau kata Uli asem banget. "Aska, udah sarapan tadi, Tante. Lagipula, kita berdua mau berangkat cepet, soalnya kemarin telat banget."

Mama cuma ngangguk-ngangguk lalu pergi ke dapur.

"Yuk, Ina," ajak Aska sambil menarik tangan Uli.

Uli nggak mau beranjak dari tempatnya dan malah menatap Aska dengan dingin. Jelas banget dari sorot matanya kalau dia benci banget sama Aska. Tapi Aska malah nggak sadar sama hal itu. Cowok itu malah mencubit pipi Uli dengan gemas dan berhasil bikin Uli naik darah.

"Jangan sentuh-sentuh gue!"

Wajah Aska jadi makin jenaka dan tersenyum menggoda Uli. "Lo jangan galak-galak dong, jadi gemesin banget tau."

Uli berdecih pelan. 

"MPLS?" tanya Aska.

Mendengar itu kening Uli langsung berkerut. 

"Mau Pergi Langsung Sayang?"

Wajah Uli langsung berubah datar kayak Squidword yang lagi dihadapkan sama kelakuan konyol si penghuni rumah nanas dan juga bintang laut gendut.

"Sayang matamu," ketus Uli. Dia melangkahkan kaki terburu-buru keluar dari rumahnya.

"Naik," kata Aska. Cowok itu sudah berada di atas motr maticnya.

"Gak." Uli terus aja ngelangkahin kaki mengikuti jalan. Daripada dibonceng Aska, mending dia naik angkutan umum.

"Kok ngambek sih?" Aska bingung banget ngeliat tingkah Uli pagi ini. Ngambek-ngambek nggak jelas. Padahal kemarin pulang sekolah Uli juga udah ngambek, terus bukannya pagi ini harusnya nggak ngambek lagi.

Uli melirik ke samping dan Aska masih aja mengikutinya pelan-pelan dengan motor matic. Namun, Uli nggak peduli mau itu cowok ngikutinnya terus atau mau ninggalinnya, pokoknya Uli nggak akan berangkat bareng Aska pagi ini.

Kira-kira udah lima menitan jalan, Uli mendadak berhenti. Cewek itu baru ingat ngapain dia jalan kaki kalau bisa pesan ojol? Dengan cekatan Uli mengeluarkan ponselnya dan mesan ojol.

Dan ya, nggak lama setelah itu, kang ojol langsung datang dan Uli buruk-buru naik ke atas motor NMAX-nya. Selama di perjalanan ternyata Aska si cowok nyebelin ngikutin mereka.

***

Ini hari kedua MPLS dan Uli bersyukur banget nggak datang telat, walau sebenarnya ini terlalu pagi buat dia yang biasanya tiba pas-pasan waktu bel bunyi. Uli memilih duduk di aula dan memerhatikan kakak-kakak OSIS yang lagi mempersiapkan MPLS kedua hari ini.

Sambil mengunyah roti selai kacang, Uli tersenyum melihat Rifqi--ketua OSIS yang kemarin marahin dia. Walau kemarin Uli sebel banget karena omongan Rifqi yang terlalu menyayat hati, sekarang Uli udah nggak marah lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASKARA DOANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang