Happy Reading
.
.
.Jina mendudukkan tubuhnya di atas kasur, ia merasa sangat bosan sekarang. Dihari libur ini ia sangat bingung ingin melakukan apa, ditambah kesulitan untuk melihat. SEMUANYA JADI TAK BISA DILAKUKAN!
"Yunhoooooooooooooo" panggil Jina manja, yah dia manjanya cuma ke adek sepupunya ini. Soalnya kalau ke yang lain langsung di gampar dia.
"Apaaaaaaaaa" balas Yunho, dia yang tadinya ada di kamarnya langsung bergegas menuju kamar Jina.
"Anterin ke bawah, mau ngemil!" Yunho langsung mendekati Jina lalu membantunya berjalan.
Saat ingin menuruni tangga Yunho mengentikan langkah nya, membuat Jina juga berhenti.
"Kenapa? Ada semut kah?" Tanya Jina, Yunho menggeleng yang jelas tak bisa dilihat Jina.
"Sini gua gemblok aja kak" ucap Yunho lalu berjongkok di depan Jina. Dengan arogan Jina menolak lalu menendang badan Yunho yang tengah berjongkok di depan kaki nya. Nyaris saja Yunho nyungsep kedepan dan jatuh berguling di tangga.
"WEH BAHAYA ANJIR! TIATI DONG!" Omel Yunho, Jina mah cuek.
"Pokoknya gua gak mau digendong, gua mo jalan sendiri!" Dengan keras Jina masih menolak lalu perlahan menuruni anak tangga sambil memegang tangan Yunho. Yah Yunho cuma bisa nurut aja walau sebenarnya kan dia ngusulin hal yang lebih baik dan benar.
Sampai dibawah mereka bertiga hanya menonton TV, lebih tepatnya sih dua diantara mereka yang menonton sedangkan Jina hanya mendengar TV. Tak lupa sambil ngemil Snack.
Tiba-tiba Jina berbicara mengintrupsi suara TV yang tengah menampilkan acara drama aksi. Yunho dan Yena langsung mengubah fokusnya ke Jina.
"Jujur, apa gua pernah kecelakaan?"
"Eh, lu ngomong apaan sih?" Sangkal Yena yang suaranya terdengar gugup.
"Gua minta kalian jujur! Gak usah bohong lagi, dosa lu pada udah bejibun!" Jina bicara sambil ngunyah popcorn manis yang dibuat Yena sebelumnya.
"Huft .. lu tau dari siapa?" Kini Yunho yang bicara.
"Gak penting gua tau dari siapa! Kasih tau gua apa yang sebenarnya terjadi selama ini! Gua tau kalau gua punya penyakit amnesia! Jadi tolong, kalian jujur aja sama gua dan ceritain semuanya!" Jina meraba sofa mencari tangan Yena dan Yunho untuk ia genggam.
"Gua gak pernah minta yang aneh-aneh kan ke kalian .. sekali ini ajah!" Jina sudah memohon dengan wajah begitu sedih sambil menggenggam tangan kedua sepupunya.
"Pala lu gak pernah minta aneh-aneh! Lu lupa hah?! Dulu .. lu pernah minta Yunho beli bakpao jam 12 malem terus juga pernah minta gua masakin dimsum jam 3 pagi! APA ITU GAK ANEH HAH?!" Yena menjewer telinga Jina, si mpu hanya meringis kesakitan.
"Hehe .. yang lalu biarlah berlalu kak, kita kan sepupu .. "
"Maderpaker lah ama kedok sepupu .. kita tuh musuhan tau gak!" Yunho bicara sambil menoyor kepala Jina.
"YAH POKOKNYA CERITAIN! GAK MAU TAU, ATAU GUA BAKAL NGADU KE NYOKAP BOKAP KALIAN!" ancam Jina dengan kedua tangan yang sudah terlipat di depan dada.
"Ngadu tentang apaan? Aduin aja kalau berani!" Tantang Yena, sedangkan Yunho mah wanti-wanti saja.
"Nantangin yaaa, okehhh! Yena pernah nginep di rumah cowok dan beralasan kerkom padahal mau modus! Terus juga minum soju sebelum legal secara diam-diam, ada juga pernah nyolong duit Mak sendiri di dompet dengan nominal yang besar kan?! Terus kalau Yunho ... Per-
—Oke oke cukup! Bisa stroke gua dengerin lu! Gua yang bakal ceritain!"
Belum selesai Jina berbicara mulut nya sudah dibungkam oleh tangan Yunho. Jina memang mengerikan jika sudah berbicara untuk mengancam.
"Okeh, gimana ceritanya?"
"Pada suatu hari ..."
PLAKK!
Jina menggampar Yunho, tidak terlalu kuat namun cukup untuk menimbulkan bunyi.
"Yang serius!!" Omel Jina, lalu akhirnya Yunho pasrah dan mulai bercerita dengan serius.
"Di umur lo yang ke lima tahun, lo pernah kecelakaan pas lagi main, gak tau apa yang lo lakuin gak ada yang liat kronologi kejadian. Pas itu kita dateng nemuin lo yang lagi nangis di kamar, semua bingung juga khawatir karna mata lo berdarah jadi lo dibawa kerumah sakit, dan dokter bilang kalau ada luka kecil dibagian dalam mata lo, jadi lo dihimbau untuk lebih sering tidur untuk meminimalisir penglihatan secara fokus. Lo pernah mikir kan klo lo pas kecil tuh sering disuruh tidur."
"Iya, itu!"
"Nah barusan tuh kisah awal mata lo luka, dan keitung udah 3 kali jadinya mata lo kambuh" ujar Yunho, ia masih menggenggam tangan Jina.
"Ya, lanjut"
"Terus pas lulus SD, Taehyun temen kecil kita pindah keluar negeri karna papa nya pindah tugas"
"Masa SMP lo pun dateng! Lo sekolah dan belajar giat. Lo anak unggulan dengan prestasi luar biasa, si cerdas yang dikagumi banyak orang. Sampai lo ketemu ddeungie, si soft boy dari 2-2! Kelas lo, 2-1 dan 2-2 itu rival dan kebanyakan murid kelasnya tuh gk akur. Tapi lo sama Ddeungie ngubah semuanya! Kalian pacaran dan ngebuat dua kelas itu jadi damai dan akur! Tapi disaat hubungan lo lagi manis-manis nya sama ddeungie, lo malah dapet gosip kalau Ddeungie dijodohin sama anak dari rekan kerja papa-nya. Dan dihari selanjutnya Ddeungie mutusin lo tanpa alasan! Lo yang hati nya ancur cuma ngurung diri dan gk ngomong sama siapapun! Gak lama dari itu lu dapet kabar klo Ddeungie bakal pergi ke luar kota untuk pertunangannya, lo langsung keluar dari kamar dan pergi kebandara naik taksi. Di lampu merah dekat bandara lo kecelakaan, taksi lo di tabrak truk dari belakang yang rem nya blong, syukur lo selamat cuman sayang lu gak bisa pakai kaki Lo sementara karna tulang kaki Lo retak parah, juga ada luka dibagian kepala yang ngebuat lu amnesia lakunar, sebelum didiagnosis mengidap amnesia lakunar lo sempet kek zombie .. karna amnesia lakunar, lo lupa Taehyun, lupa kecelakaan, lupa cedera mata lo, lupa ddeungie, syukur gak banyak hal penting yang lo lupain."
"Waw, ngantuk gue dengerin nya." Jina menguap setelah mendengar cerita Yunho.
"Sialan, gue udah cerita panjang-panjang juga malah begitu tanggapan nya.."
"Hehehe, yaudah sekarang lo kasih tau gue siapa ddeungie"
"Gak! Lu gak perlu kenal dia lagi dan berhubungan lagi ama dia! Dia tuh jadi penyebab kecelakaan lo Jina!" Yena tiba-tiba bersuara setelah sejak tadi hanya diam menyimak.
"Huft .. yudah besok gue tanya Taehyun aja deh"
Setelah percakapan panjang lebar itu, Jina pun kembali ke kamarnya dengan di bimbing oleh si maniz Yunho.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The observer's story
أدب الهواةKehidupan yang lo jalanin tuh selalu terasa hambar, gak ada tantangan, gak ada semangat. Hidup senggan mati pun tak mau. Hari-hari lo lewatin dengan rasa bosan dan gabut. Sampai satu hari 'DIA' dateng, ngubah semuanya. Entah kenapa 'DIA' jadi objek...