Delapan || Sembuh

28 24 5
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.

Di minggu pagi Jina sudah berada di RS yang sibuk ini. Hari ini adalah hari dimana perban nya akan dibuka dan ia akan kembali melihat seperti semula.

Cukup sabar Jina menunggu hari ini, terhitung sudah 2 mingguan ia dikondisi seperti ini. Akhirnya peran Jina si buta akan berakhir.

"Atas nama Han Jina silahkan masuk"

Seorang suster memanggil dari depan ruang periksa, Jina yang didampingi kedua saudaranya pun memasuki ruangan itu. Jina sebenarnya takut rumah sakit namun demi keberlangsungan mata nya, mau tak mau ia harus tetap datang.

"Gimana dok keadaan adik saya?"

"Syukur matanya membaik, saya harap akan terus membaik sampai seterusnya, untuk Jina diharapkan kalau merasa ada yang bermasalah pada mata kamu harus segera ke RS dan di periksa jangan tunggu sampai sakit"

"Baik dok"

Setelah perban Jina dibuka, Jina sedikit melakukan peregangan kornea mata, juga penglihatan nya agar bisa melihat dengan jelas seperti semula. Sebab selama 2 minggu ini mata Jina tidak dipergunakan.

Setelah periksa, mereka bertiga jalan-jalan dan berbelanja sedikit di mall. Itung-itung merayakan kesembuhan mata Jina.

"Gue mau beli tas dulu, kalian berdua jalan-jalan aja entar gue telpon kalo udah selesai"

Yunho dan Jina hanya berdehem tak peduli, sudah biasa Yena seperti ini. Jika sudah di mall maka itu adalah waktu yang tepat untuk berjalan-jalan juga berbelanja sendiri.

Akhirnya dua saudara itu hanya berkeliling mall sambil sesekali berhenti di kios makanan. Biasalah Jina ini orangnya gampang lapar.

Saat sedang membeli kebab tiba-tiba Yunho meminta izin untuk pergi ke toilet sebentar karna ia kebelet buang hajat. Jina hanya mengangguk, dan bocah itu langsung lari bagai dikejar Cheeta.

Dua buah kebab sudah memenuhi kedua tangan Jina, yang satu miliknya yang satu lagi milih Yunho. Jina pun memilih sebuah tempat duduk yang tak jauh dari tempat kebab tadi.

Menunggu dengan bosan, Jina mengedarkan pandangannya ke sekeliling mall. Memerhatikan beberapa orang yang terlihat bahagia berjalan-jalan bersama. Entah mereka yang bersama pasangannya atau dengan keluarga.

"Kira-kira Ddeungie seganteng apa ya?"

Tanya Jina pada dirinya sendiri, sambil memperhatikan sepasang kekasih yang tengah sibuk bercanda gurau sambil berjalan di sisi lain mall.

"Dia semanis apa ya? Selucu apa? Seperhatian apa? Bisa gak sih kalau gue dapetin dia lagi? Boleh gak yak?"

Kali ini Jina malah menatap layar ponselnya. Sesuatu tiba-tiba terlintas dipikiran nya.

"Kenapa baru kepikiran yak?!"

Jika mengusap layar ponsel, mengklik sana dan sini diatas layar ponsel ini. Tulisan tertera jelas di ponsel itu 'Riwayat Percadangan', klik 'Foto'.

Jreng!! Jreengg!

"Mampus ketemu Ddeungie sialan!"

Dalam 'Riwayat Percadangan' itu terdapat sebuah album berjudul 'Ddeungie' yang sudah dipastikan berisi foto-foto Ddeungie. Jina merasa cukup puas dengan segera ia memeriksa folder tersebut.

 Jina merasa cukup puas dengan segera ia memeriksa folder tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The observer's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang