eps 30

231 16 0
                                    

"assalamualaikum,"

"waalaikumsallam,"

"sayangku udah pulang? capek ngga? mau apa? udah makan belum? mau aku bikinin air hangat buat kamu mandi kah?" cerocos Vracio.

"tumben banget? pasti ada maunya ini mah," selidik Shani.

"aku mau jadi ayah dan suami yang siaga,"

"iyain deh,"

"sayang,"

"kenapa?"

"aku mau nanya nih sama kamu tapi kamu jangan tersinggung yaa?"

"kenapa harus tersinggung?" heran Shani.

"kan ibu hamil perasaannya lebih sensitif dan mudah bap___," ucapan Vracio terpotong karena bekapan dari tangan Shani.

"oke aku faham, mau nanya apa?"

"emm kamu mandi dulu deh, trus aku masakin makanan buat kamu dulu setelah itu kita ngobrol dikamar sambil berpelukan,"

"sweet banget sih sayangnya aku?" gemas Shani.

Singkat cerita...

"sayang,"

"kenapa?"

"tumben keramas?"

"emang udah waktunya keramas," jelas Shani.

"yaudah sini aku bantu keringin rambut kamu," ucap Vracio lalu menuntun istrinya untuk duduk didepan cermin.

"beruntungnya aku dimiliki kamuu," ujar Shani dengan nada.

"kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hati," sambung Vracio.

mereka lanjut bernyanyi hingga rambut Shani mengering

"yuk makan,"

"iyaa sayang,"

Saat dimeja makan...

"kamu mau lauk apa? biar aku ambilin," tawar Vracio.

"lele aja Cio,"

mereka pun makan dengan tenang dan tentram

"nih sayang kamu minum dulu coklat hangatnya,"

"makasih sayang,"

"sama sama istriku,"

Shani meminum minumannya hingga habis

"udah?"

"udah Cio,"

"yuk ke kamar,"

"iyaa ayo,"

"mau aku gendong?"

"kuat?"

tanpa babibu lagi, Vracio langsung menggendong Shani menuju kamar dan merebahkannya dikasur dengan sangat lembut

"sini yang," ucap Vracio agar Shani masuk kedalam pelukannya.

"jadi? kamu mau nanya apa?"

"tadi aku lihat kamu lagi pelukan sama cowok terus aku putusin buat langsung pulang aja sekalian meredam emosi,"

"sayaang aku bisa jelasin itu semua," panik Shani.

"iyaa aku percaya sama kamu kok, aku sengaja memilih pulang karena kondisi hatiku lagi emosi dan aku gamau emosiku ini membuat kamu sakit hati," jelas Vracio.

"waktu itu aku kepleset dan untungnya ada yang nahan tubuh aku dan aku juga reflek pegangan di lehernya sambil merem dan dia juga nawarin buat anterin aku pulang,"

ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang