BISMILLAH!
HALLO HALLO
APA KABAR BESTIE?
HARUS, SELALU BAIK YAA
VOTE NYAA JANGAN LUPAA BESTIE
-HAPPY READING-
Dua remaja dengan seragam SMA Merdeka Mandiri itu baru saja sampai di depan kelas XII IPS 3 kelas dimana Ria belajar.
"Hari ini kamu latihan lagi?" Tanya Indro kepada Ria, Ria mengangguk.
Indro sudah mulai setuju dengan keputusan Ria yang akhirnya ikut mengisi acara Bazaar yang di adakan oleh SMA Merdeka Mandiri.
"Janji ngga deket-deket sama Raka?" Indro memberikan satu jari kelingking kepada Ria.
Ria mengaitkan jari kelingking dirinya dengan jari kelingking Indro. "Janji!"
"Aza Ria Calista berjanji kepada Rayensyah Indro Hidayah bahwa Ria tidak akan dekat dekat dengan Raka selama latihan." Seru perempuan itu, membuat Indro terkekeh. Satu detik kemudian ia mengusap rambut lurus Ria dengan sayang.
"Pinter," ucap Indro lembut.
"Yaudah, sekarang kamu masuk belajar yang benar yaa cantik." Ria meneggakan tubuh nya kemudian lengan nya ia angkat lalu ia taruh di dekat alis--hormat.
"Siap, bapak ketua kelas XII IPA 1," ucap Ria.
Jari lentik Ria naik untuk merapikan rambut Indro yang sedikit berantakan karna hembusan angin.
"Kamuu jugaa, aku mauu saat lulus nanti, kamu bisa mendapatkan nilai yang bagus. Biar kedua orang tua kamu bangga sama kamu," Indro hanya tersenyum ketika mendengar pernyataan dari Ria.
"Masuk gih, bentar lagi bel."
"Dadah pacar! Sampai jumpa di istirahat pertamaa," Ria melambai-lambaikan tangan nya seraya masuk ke dalam kelas jangan lupakan dengan senyuman manis yang membuat Indro candu.
Indro beranjak dari tempat-nya ketika melihat pacar nya benar benar sudah masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi nya.
***
BRAK!
Raini menggebrak pintu kelas XII IPS 3 membuat seluruh siswa-siswi di dalam nya terlonjak kaget.
"MANA RIA?!" Pertanyaan dengan nada marah itu membuat Ria beranjak dari duduk nya.
"Ada apa lo nyari gue?"
Raini yang sedari tadi hanya berdiri di ambang pintu kemudian ia langsung menghampiri Ria ketika ia sudah tau di mana keberadaan orang yang sedari tadi ia cari.
Sandrinna, Lili dan Santi menatap Raini dengan tatapan bingung, ada masalah apa?
Raini menjambak Ria secara tiba tiba membuat Ria terhuyung ke belakang. Ria meringis karna jambakan yang ia terima lumayan kencang.
"PANTES LO JADI PELAKOR! TERNYATA NYOKAP LO JUGA PELAKOR!" Marah perempuan itu kepada Ria.
"JAGA UCAPAN LO!" Ria tidak terima Raini cap Mama nya sebagai pelakor, Ria membalas jambakan Raini.
Sandrinna, Lili maupun Santi panik. Mereka beranjak dari duduk nya lalu memisahkan mereka.
"Ri, udah Ri," ucap Sandrinna menenangkan Ria.
"Engga bisa, Sand! Dia udah cap Mama gue yang ngga ngga!"
Dengan sekuat tenang Santi dan Lili menarik Raini agar mereka bisa lepas.
Sandrinna pun sama hal nya, ia menarik Ria lalu menjauhi nya dari Raini.
"Ada apa si sebenarnya? Kalian ada masalah apa?!" Tanya Lili, kini perempuan itu sudah berada di tengah-tengah antara Ria dan Raini.
"MAMI DAN PAPI GUE PISAH," Pernyataan Raini mampu membuat mereka kaget.
"DAN INI SEMUA GARA GARA NYOKAP NYA DIA!" Raini menunjukan Ria yang berada di depan nya namun tidak terlalu dekat.
"KALAU AJA NYOKAP LO NGGA GANJEN KE BOKAP GUE, ORANG TUA GUE NGGA BAKAL PISAH RIA!" Teriak perempuan itu.
"BOKAP LO YANG GANJEN KE NYOKAP GUE! NYOKAP GUE BERUBAH ITU GARA GARA BOKAP LO!" Ria menunjuk Raini dengan berkali-kali.
"JAGA UCAPAN LO! NYOKAP LO YANG BIKIN BOKAP GUE BERUBAH!" Raini tetap tidak mau kalah.
"NYOKAP LO ITU PELACUR!"
"LO JAGA UCAPAN LO YA! NYOKAP GUE BUKAN PELACUR!" Ria memberontak dari Sandrinna rasanya ia ingin menjambak, memukul Raini sekarang juga namun Sandrinna melarang nya.
"Keluarga gue Hancur," ucap Raini dengan sedikit lirih.
"DAN SEMUA ITU KARNA LO! GARA GARA NYOKAP LO RIA!" Raini kembali menunjuk Ria secara berkali-kali.
Plak!
Ria berhasil lepas dari genggaman Sandrinna, perempuan itu maju lalu menampar sebelah pipi mulus Raini membuat Raini tertoleh ke kanan.
"Jangan. Sekali-kali. Lo nyalahin nyokap gue. Karna keluarga lo hancur!" Ucap Ria dengan penuh penekanan, selama ia berbicara ada emosi yang ia tahan.
"Keluarga lo hancur itu karna bokap lo sendiri, Raini!" Sambung Ria dengan nada tinggi.
"Mending lo pergi dari sini, kelas gue jadi najis karna lo datang ke sini," tandas perempuan itu.
***
"Hfft," hembusan nafas itu keluar dari mulut Raka, laki-laki bertubuh tinggi itu menaruh gitar yang sedari tadi ia pangku.
Raka membenarkan duduk nya ia menatap Ria yang sedang melamun, kini posisi mereka sangat dekat.
Lengan Raka naik untuk menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Ria membuat Ria tersadar dari lamunan nya.
Kini Raka dan Ria berada di ruang musik, selama mereka latihan Ria hanya melamun dan tidak fokus.
"Ada apa?" Tanya Raka dengan lembut.
Bukannya menjawab melainkan Ria menundukan kepala nya kemudian menggeleng kepala nya pelan.
"Hei, lagi ada masalah ya?" Tanya Raka lagi.
"Gue ngga kenapa-napa Raka,"
Raka menghembuskan nafas nya pelan, kedua lengan nya ia gunakan untuk mengambil kedua lengan Ria kemudian menggenggam nya.
"Gapapa kalau belum bisa cerita ke gue sekarang, gue ngga maksa," ucap Raka.
"Tapi lo harus ingat, kapan pun lo mau cerita ke gue, gue siap dengerin semua curhat an lo," ujar laki-laki itu.
Ria mengangkat kepala nya, kemudian menatap kedua mata Raka, membuat Raka tersenyum tulus.
Tanpa mereka sadari di luar ruangan musik ada seseorang yang sudah memotret mereka secara diam-diam.
"Hancur lo Ria!" Geram perempuan itu.
***
Vote jangan lupaaa biar teman-teman ku bangga wkwk
Comment dan follow nya juga jangan lupa
My Acc Instagram:
@indhnvtsri_
@wp.inindah_My Acc Tiktok:
@author.wattpad1-SEE YOU NEXT CHAPTER-
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH RIA
Teen Fiction'Kisah Ria' menceritakan tentang seorang remaja perempuan yang melewati beribu-ribu masalah dengan sendirian. Disaat ia sedang membutuh kan pundak untuk bersandar, mereka sama sekali tidak mau menjadi pundak-nya. Akankah Ria mau bertahan lebih lama...