DUA PULUH

222 29 3
                                    

HOLLA HOLLA HAI!

VOTE NYAA DULU, BIAR ENAK BACANYA💓

-HAPPY READING-

Tidak terasa sudah satu Minggu berlalu dari Acara Bazaar yang telah dilaksanakan. Selama satu minggu ini hubungan Indro dan Ria sedikit merenggang ntah karna Indro yang sibuk belajar untuk lomba nanti atau ada sesuatu yang membuat hubungan mereka renggang.

Beberapa hari yang lalu, Indro dipanggil oleh Pak Ridwan---Kepala Sekolah SMA Merdeka Mandiri untuk membicarakan tentang Olimpiade IPA yang akan di selenggarakan Minggu depan.

Pertama kali Indro mengikuti Olimpiade IPA bukan hanya karna di suruh oleh kepala sekolah dan beberapa dewan guru tetapi keinganan nya sendiri, Indro hanya ingin di lihat oleh kedua orang tua nya.

Indro memang sangat pintar jika di bidang pelajaran IPA, karna ia sangat menyukai berhitung walaupun Indro sering kali mengeluh jika mendapatkan soal yang cukup sulit.

Kembali dengan Ria. Perempuan berambut sebahu itu sedang melangkahkan kakinya di koridor utama bersama Sandrinna, Santi, dan Lili mereka baru saja selesai makan di kantin.

"Gue perhatiin hubungan lo sama Indro renggang Ri," ucap Sandrinna seraya mengaca di handphone nya.

"Iya, gue perhatiin juga lo sama Indro kaya ada jarak. Kenapa? Lagi ada masalah?" Santi bertanya.

Ria menggelengkan kepalanya. "Engga ko, kami baik baik aja. Mungkin karna Indro nya lagi sibuk mempersiapkan diri buat Olimpiade minggu depan, jadi jarang ketemu aja." Ujar Ria.

"Lo, ngga cemburu?" Tanya Lili hati-hati.

Ria menaikan satu alis nya---bingung.

"Cemburu? Ya kali gue cemburu sama buku Li, aneh aneh aja lo," kata Ria kemudian gadis itu tertawa.

"Bukan itu Ri," ucap Lili.

"Memang nya, lo belum tau? Kan Indro Olimpiade nya sama Raini," lanjut Lili. Mendengar pernyataan dari Lili mampu membuat Ria terkejut.

"Raini?" Tanya Ria seolah tak percaya. Lili, Santi dan Sandrinna mengangguk.

Ria memang tidak tahu Indro akan ikut Olimpiade dengan siapa, dirinya hanya tau Indro akan Olimpiade Minggu depan. Dan Indro tidak memberi tahu nya.

"Muka lo ko bingung gitu? Emang nya Indro ngga ngasih tau lo?" Tanya Sandrinna.

"Hah? N-ngasih tau ko," ucap Ria berbohong.

"Ngapain gue cemburu? Mereka kan deket cuma mau buat guru guru bangga sama mereka, jadi kenapa gue harus cemburu?"

"Ya, setidaknya lo buat mereka ada jarak gituu Ri. Bukannya Raini yang buat lo sama Indro ada jarak," kini Santi yang bersuara.

"Gapapa, lagian gue sama Indro ngga ada jarak, kami biasa-biasa aja ko."

***

Bel istirahat telah berbunyi dari beberapa menit yang lalu. Ria kini sedang melangkahkan kakinya di koridor lantai dua, ia hanya sendiri. Karna teman-teman nya berada di kantin semua.

Ria bukan nya tidak ingin gabung dengan mereka, namun Ria harus bertemu dengan Indro sekarang juga, ia harus menanyakan yang sekarang  terus berputar di kepala Ria.

"Ria, Ria." Panggilan seseorang dari arah belakang mampu membuat Ria memberhentikan langkahnya.

Ria memutarkan tubuhnya, menatap seseorang yang telah memanggil nya.

KISAH RIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang