Prolog

2.7K 178 19
                                    

Naruto © Masashi Khisimoto

Saya tidak mengambil keuntungan apa pun dari fiksi ini

Pair: Sasuke Uchiha X Hinata Hyuuga

Tidak menerima komentar yang bersifat menjatuhkan

Alur: Campuran (Bisa maju atau pun mundur)

Warning: Typo, OOC, Abal-abal

Terinspirasi dari berbagai sumber.

Sasuke melangkahkan kaki panjangnya di lorong istana diikuti langkah mungil yang tergesa karena tidak bisa menyeimbangkan langkah biasa dari laki-laki penguasa negri ini.

Gadis itu diseret paksa.

Lorong yang semula tak terlihat ujungnya kini nampak terang. Dan mereka sampai di pelataran istana.

Mereka menaiki tangga yang menuju ke singgasana sang pemilik negri.

"Duduk yang tenang dan saksikan apa yang akan terjadi." Bisiknya menggoda sembari mendudukkan sang gadis secara paksa dipangkuanya.

Sedangkan di bawah sana, meski diliputi ketakutan, tapi karena lebih banyak rasa penasaran, semua orang yang hadir menatap hati-hati ke arah anak sang pemilik negri dan tawanannya yang manis duduk dipangkuan.

Rupawan dan dominan.

Laki-laki bernama Sasuke Uchiha, 19 tahun, itu dianugrahi wajah setampan dewa, kulit putih bersih, disertai perawakan yang tinggi besar dengan baju kebangsaan yang melekat pas pada tubuhnya. Aura bangsawan memancar keseluruh penjuru.

Sasuke menatap rakyatnya penuh dengan pandangan merendahkan.

Kasihan sekali untuk mereka yang terlahir sebagai rakyat jelata...

Sedangkan dipangkuannya duduk seorang bidadari mungil. Memakai pakaian mewah dengan dilengkapi aksesoris cantik.

Berbanding terbalik dengan baju dan segala perhiasan yang dipakainya, raut muka gadis itu tampak sangat memprihatinkan, tertekan.

Gadis cantik itu terlihat tidak nyaman didekapan sang penguasa. Tak ada raut berseri bahagia.

"Ibu." Pupil mata Hinata membesar, terkejut, lalu bergetar ketika melihat orang tua satu-satunya diseret pengawal ke tengah-tengah lapangan gersang yang lingkari banyaknya manusia. Tangannya mengepal erat.

Hinata sangat rindu kepada orang tuanya itu setelah hampir dua bulan dipisahkan dan dikurung dalam kamar tuannya yang tiba-tiba menjelma menjadi penjara untuknya.

Tak bisa dipungkiri Ia ingin lepas dari sang pengekang lalu lari kepelukan hangat ibunya. Untuk mencari perlindungan karena dirinya tak bisa melawan tuannya.

"Kenapa ibuku ada disana, yang mulia?" Bisiknya penuh tanya.

Sasuke hanya diam dengan bibir menyeringai.

Tak lama kemudian, seluruh warga desa yang Hinata tinggali pun ikut diseret ke tengah-tengah dan bergabung dengan sang ibu yang tampak ketakutan.

Mata Hinata kembali membola, menoleh ke arah sang penguasa. Tak lagi berbisik, ia memberanikan diri menatap mata sang anak raja lalu bertanya dengan suaranya yang lembut namun bergetar ketakutan, "sebenarnya apa yang akan anda lakukan kepada mereka, yang mulia?"

"Hmmm...," Sasuke menangkup pipi tembam gadisnya menggunakan jari telunjuk dan jempolnya.

"Tentu saja aku ingin memberi mereka pelajaran." Lanjutnya memprovokasi.

"Apa...? Apa alasan anda menghukum mereka yang bahkan tidak bersalah, yang mulia?"

"Alasannya? Hmmm..., Tentu saja karena kau jatuh sakit karena terlalu merindukan ibumu yang miskin itu."

"Tidak masuk akal." balas Hinata.

Sasuke terkekeh. Ia terhibur dengan ekspresi ketakutan dan panik yang tergambar di wajah gadisnya. Tampak menggemaskan.

"Dan...., Alasan untuk orang-orang desa itu? Karena aku sudah muak mendengar kau selalu memohon untuk pulang ke desamu." Raut muka Sasuke kembali datar dengan pandangan menusuk.

"Dengan dibantainya mereka, kau tidak akan lagi merengek meminta bertemu ibumu atau meminta pulang ke kampung kediamanmu. Bukan begitu?"

Bahkan nyawa banyak orang di bawah sana tampak tak berharga bagi laki-laki itu.

Tangan Hinata saling meremas. Ditekan menggunakan aura yang keras dengan perkataan yang kejam, membuatnya ingin pergi menghilang saat ini juga.

"Yang mulia...., bukankah it..." Suara bergetar Hinata langsung dipotong.

"Kuperingatkan kau dengan tegas gadis kecil. Kau hanya akan tinggal di sini mulai dari awal kau menginjakan kakimu hingga kau menutup matamu! Kau dilarang pergi kemanapun tanpa izinku! Kau dilarang memberontak dan harus menuruti setiap keininanku! Kau juga dilarang merindukan orang lain selain aku, termasuk ibumu, orang-orang di desamu, maupun kampung halamanmu!"

"Kalau kau sampai melanggar, selalu ada konsekuensi dari setiap perbuatanmu. Baik itu keluarga, orang terdekatmu, warga desamu, atau bahkan seluruh negri yang akan menanggung akibatnya. Pahami itu baik-baik." Bisiknya dengan penuh penekanan dan ancamannya yang tak kalah kejam.

Hinata menggigil hebat mendengar seluruh perkataan dari calon sang pemilik negri.

"Eksekusi!" Perintahnya.

TBC

Si Cantik Milik Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang