6

1.1K 123 23
                                    

Entah berapa puluh kali Hinata menepuk kepalanya agar kembali mengingat dari arah mana ia datang tadi. Namun seolah tak mau bekerja sama, otaknya tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik dikala ia yang kini tengah dilanda panik.

Hinata terserat. Karena terlalu antusias mengelilingi hutan, ia masuk terlalu jauh ke dalam hutan dan tanpa sadar melupakan arah jalan pulang.

Hari ini Hinata sengaja memutuskan untuk meliburkan diri untuk fokus menggarap pesanan selai yang diminta dikirim hari ini juga.

Sebenarnya ia sudah menggarapnya sebanyak 70% dari malam hingga dini hari tadi, sehingga paginya ia tinggal menyelesaikan yang tersisa.

Dan akhirnya semuanya sudah selesai sebelum petugas yang ditugaskan untuk mengantarkan barang datang.

Ketika urusannya selesai, Hinata berniat mencari tanaman herbal yang tumbuh di hutan karena stoknya di rumahnya menipis dan juga mengincar puluhan batang jamur yang tumbuh liar. Namun malangnya ia malah tersesat sekarang.

Yah, salah dirinya sendiri juga yang terlalu ceroboh hingga tidak memberi penanda pada pohon-pohon besar yang dilaluinya, sebagai alternatif jika lupa jalan pulang.

Lelah berkeliling. Ia menatap kakinya yang tampak kotor karena tanah basah dan tas keranjang yang dipenuhi jamur dan tumbuhan herbal liar yang sudah ia panen.

Lalu kepalanya kembali menatap ke depan dan mengedarkan matanya ke sekeliling.

Hinata mengeluh saat cabang-cabang jalan di sekelilingnya itu tampak sama. Sudah pasti ia hanya akan memutar-mutar di sekitar sini saja.

Namun karena hari sudah siang, Hinata harus segera pulang. Ia tak tahu butuh berapa jam lagi untuk hari berganti sore lalu malam.

Jadi, Hinata harus segera menemukan jalan pulang sebelum malam menjelang. Ia tak ingin bermalam di hutan. Tidak sama sekali. Apalagi dia tak tahu ada apa saja di hutan ini.

Sedangkan Sasuke yang juga berada di tengah hutan tak jauh dari tempat Hinata berada, tampak berjalan tenang sambil memindai sekitarnya. Mencari mangsa yang mungkin saja sedang bersembunyi di semak belukar.

Sasuke mengkondisikan panahnya saat melihat semak belukar di sebelah kirinya membuat pergerakan kecil. Ia langsung membidik saat seekor kelinci coklat keluar dari semak-semak.

Kelinci itu terdengar mencicit dan tubuhnya kejang-kejang sebelum terkulai lemas di atas tanah yang basah.

Sasuke mengambil tubuh hewan itu dan mencabut anak panahnya, lalu memasukkannya ke dalam tas hasil buruannya.

Sasuke menatap langit. Hari mulai sore.

Karena cukup puas dengan hasil buruannya, Sasuke beranjak pulang, namun ditengah-tengah perjalanannya ia melihat sosok mungil yang tampak berjalan kebingungan.

Saat melihat wajahnya, Sasuke dibuat heran akan keberadaan anak kecil itu yang tiba-tiba berada di hutan.

Sasuke acuh tak acuh. Memilih tak peduli, Sasuke kembali melangkahkan kakinya. Namun saat sang anak pelayan melihatnya, ia tampak berseru kegirangan.

"Pangeran, tunggu!"

Sasuke memilih berhenti dan menunggu si pendek yang tengah berlari ke arahnya.

"Pangeran tolong saya. Saya tersesat di hutan ini sejak siang. Bolehkah saya ikut dengan pangeran?"

Sasuke melirik tajam sambil mendengus. Anak yang kemarin lari ketakutan ketika melihatnya, kini tampak kesenangan hanya karena mereka yang tak sengaja bertemu di hutan.

Si Cantik Milik Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang