Newt dan Anggota Klub Hufflepuff

81 12 0
                                    

Gellert yang hari itu mendapat hari libur karena Mr. Graham hendak pergi dengan teman lamanya untuk suatu urusan setelah absennya selama seminggu dari café untuk mengurus sang bibi, Bathilda pun berjalan-jalan di sekitar kota. Gellert yang tidak lahir di daerah café pun membuatnya memutuskan untuk melihat bagaimana kehidupan diluar tempat kerjanya. Selain keramaian orang-orang yang bekerja, menggunakan sepeda, jalan kaki, hingga kendaraan umum seperti kereta, Gellert bisa melihat anak-anak sekolah yang pergi berwisata sambil belajar. Ada sekelompok anak-anak yang membawa buku gambar seraya wali mereka, yang merupakan guru menjelaskan pada mereka patung yang hendak digambar. Ada juga sekelompok anak lainnya yang sedang diberi penjelasan oleh wali dan menuliskan setiap hal penting di buku catatan yang dibawa.

Dia tidak tahu bahwa di sekitarnya itu begitu ramai dan penuh orang seperti itu.

Gellert pun memutuskan untuk pergi ke taman yang ada di sekitar kota tempatnya bekerja. Berbeda dengan taman di Hogwarts yang pernah dia kunjungi bersama Albus, taman di kota cukup asri dan hijau. Ada air mancur dan beberapa patung bersejarah, tempat duduk panjang dari kayu yang diisi beberapa orang dan juga keluarga, hingga beberapa orang yang piknik di atas karpet warna-warni dan juga makanan dan minuman yang dibawa. Gellert merasakan kedamaian yang sama seperti yang biasa dia rasakan di dalam café.

Hingga matanya menangkap sosok yang tak asing baginya.

"Burung-burung ini lincah sekali!"

Salah satu murid, dengan jubah yang menutupi hampir seluruh tubuhnya berlari mengejar sekelompok burung yang jauh dari jangkauannya. Di pinggiran bagian tudung jubahnya, terdapat corak berwarna kuning agak terang. Gellert jadi teringat Newt yang sama-sama mengejar burung seperti anak itu.

"Hei! Aku menemukan katak aneh di air mancur ini!"

"Mana, mana?"

Gellert berhenti hanya untuk melihat segerombolan anak yang sibuk dengan hewan dan tumbuhan, mulai dari burung, katak, bunga lavender, dan bunga-bunga yang tak begitu dirinya kenal. Mata mereka berbinar dengan bahagia mirip dengan yang Newt miliki ketika pertama kali Gellert melihatnya. Semua anak-anak yang berkutat dengan hewan dan tumbuhan itu berpakaian sama dengan anak yang mengejar sekelompok burung.

Apa ini? Dejavu?

Gellert mengeryit tak percaya mendapati anak-anak yang tidak kalah miripnya dengan Newt. Gellert mendesah pelan hendak berbalik, sebelum suara yang benar-benar tak asing terdengar nyaring di telinganya.

"Tunggu, Ben! Berhentilah bergerak dan biarkan aku mengambil fotomu bersama anjing itu."

Gellert menoleh dan mendapati Newt Scamander, dengan jubah yang sama dengan anak-anak itu, namun pakaian di dalamnya berbeda dari yang lainnya, mengarahkan sebuah kamera kepada anak lelaki yang akhirnya berhenti dan menunjukkan anjing kecil berjenis Pomeranian berwarna putih yang dibentuk sangat cantik bulunya. Dengan senyuman gigi, anak yang dipanggil itu menghadap kamera dan suara ceklik foto diambil pun terdengar.

"Bagus. Sekarang kau bebas bergerak lagi."

"Asyik! Rebecca! Lihatlah jenis anjing yang kubawa ini!"

"Eh? Mana, mana? Waahh"

"Hoi, itu jenis Pomeranian, darimana kau mendapatkannya?"

Newt tersenyum seraya memandangi hasil foto yang diambilnya sebelum matanya bertemu dengan mata Gellert. Pria itu memandang Newt dengan ekspresi terkejut.

"Newt..."

Ekspresi Newt berubah perlahan mendapati Gellert berada disana dengan pakaian santainya yang bukan pakaian resmi sebagai pelayan di café. Newt pun menghampiri tanpa ragu.

Never too Late to Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang