Suara canda tawa di tengah hari yang mulai menjelang sore, rerumputan pendek yang menjadi alas para perkumpulan gadis-gadis di bawah pohon rindang.
Suasana khas zaman dahulu yang masih segar dengan banyaknya sawah di sekitar."Ndoro, kita harus balik. Nyonya bisa marah nanti," ucap Yu Melati pada gadis cantik yang ikut nimbrung dalam perbincangan gadis-gadis biasa tersebut.
Ia sengaja keluar diam-diam karena statusnya yang telah dipingit. Sungguh membosankan harus tinggal dalam kamar, tanpa hiburan apapun.
"Sebentar lagi, yu."
"Duh, ndoro ajeng, nanti dimarahi nyonya kita," balas Yu Melati tambah panik.
Akhirnya gadis itu menyerah dan ikut dengan Yu Melati yang terus membujuknya. Sesaat ketika ia sampai, Ibunya telah menunggu kedatangannya di teras. Mimik mukanya nampak datar, tetapi tidak terlihat kemarahan.
"Dalem, Bu?"
"Rama menerima lamaran keluarga Jayantaka. Kamu akan segera menikah, nduk," ungkap sang Ibu hampir menangis di hadapan putrinya.
Sementara, gadis muda tersebut hanya bisa terdiam. Lembaran baru hidupnya akan segera dimulai. Pria yang akan dinikahinya adalah seorang duda dengan tiga anak.
"Yu ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri : Bukan Yang Pertama
RomancePernahkah kamu membaca sebuah cerita yang berakhir sad ending karena pemeran wanitanya meninggal? Kemudian, pemeran pria harus terus menjalani hidup tanpanya. Mungkin, ini kisah di mana pemeran pria akhirnya menikah kembali dengan wanita lain disaa...