"Kakak...."
"Kenapa kak? Kenapa kakak melakukan semua ini?"
"Hiks...kakak kau jahat!"
"Apa yang kau lakukan kak?!"
"Kakak jahat!"
"Hiks..."
"Huwa..."
"Ma-maaf kan kakak, kakak...."
"Aaaa...."
Seorang gadis terbangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran. Nafasnya tidak beraturan, rambut acakan. Sepertinya dia bermimpi buruk.
Gadis tadi menghela nafas seraya mengelus dadanya "Hanya mimpi"
Dia melirik jam di sampingnya "Astaga! Sudah jam 6!"
Dia segera berlari ke kamar mandi di kamarnya dan mandi. Tak lama kemudian dia sudah keluar dengan pakaiannya yang rapi.
Gadis tadi menekan sandi di pintu kamarnya, lalu pintu itu terbuka. Langkah kakinya menggema di lorong yang sepi itu. Sampai ia tiba di depan kantin TAPOPS.
Dengan cekatan dia menekan kode pintu kantin, lalu terbuka lah pintu kantin itu. Menampakkan sang Laksamana TAPOPS yang sedang sarapan.
Gadis itu memberi hormat "Selamat pagi Laksamana!"
Laksamana mengangguk "Pagi (Name), bagaimana tidurmu? Nyenyak?" Tanya Laksamana Tarung
Gadis yang dipanggil (Name) itu mengangguk "Sangat nyenyak Laksamana, terima kasih sudah bertanya"
Ya dia berbohong karena tidak ingin membuat Laksamana nya itu khawatir. Perannya sangat penting dalam TAPOPS.
"Silahkan duduk" ujar Laksamana mempersilahkan
(Name) mengangguk lalu duduk di kursi depan Laksamana.
"Sudah berapa misi yang kamu dapatkan selama seminggu ini?" Tanya Laksamana
"Sudah 16 misi Laksamana, semuanya adalah misi tingkat sedang" jawab (Name)
Laksamana mengangguk puas sambil tersenyum "Kerja bagus"
"Terima kasih Laksamana"
Setelah berbincang-bincang sembari makan, Laksamana akhirnya bangkit dan pergi karena tugasnya yang banyak. Tersisa lah (Name) sendiri di sana. Dia meminum minumannya sembari melamun.
Tak lama terdengar pintu kantin terbuka, membuat dia menolehkan kepala. Ternyata yang masuk adalah adik-adiknya beserta para sahabat mereka. Melihat itu membuat (Name) tersenyum senang.
"Selamat pagi kapten" sapa Yaya, Ying, Fang dan Gopal bersamaan.
Berbeda dengan para adiknya yang hanya diam dan mengambil makanan mereka. Melihat itu membuat (Name) merasa sedih, namun dia tetap mempertahankan senyumnya.
"Selamat pagi juga" balas (Name)
"Selamat pagi adik-adikku, apa kalian tidur nyenyak?" Tanya (Name) sambil melihat ke arah adik-adiknya namun tidak ada satupun yang menjawab, bahkan melirik pun tidak.
Melihat itu membuat keempat sahabat mereka kesal.
"Hei! Kakak kalian sudah berbaik hati menyapa kalian, kenapa kalian tidak membalasnya?" Omel Ying
"Benar, kalian tidak sopan" timpal Yaya
"Heh, tak ada telinga lah tuh" sindir Fang
"Sudah-sudah, aku baik-baik saja kok. Aku pergi ke ruangan ku dulu" ujar (Name) membuat mereka semua tenang
Setelah (Name) keluar dari kantin, Ying langsung berkacak pinggang sambil menatap tajam ketujuh saudara itu "Kalian keterlaluan! Tidakkah kalian memikirkan perasaan Kapten (Name)?" Tanyanya kesal
"Betul lah, aku sering melihatnya melamun sambil menatap jendela. Saat kutanya dia bilang dia mengkhawatirkan kalian" timpal Yaya
Tring
Salah satu dari mereka meletakkan garpu dengan kasar lalu menatap tajam di balik lidah topinya "Jika kalian tidak tau apa-apa, maka sebaiknya diam saja!" Ketusnya lalu pergi meninggalkan kantin
"Tch...dasar tidak tau diuntung" gerutu Fang
"Sudahlah tuh Fang, kan sikap Hali memang seperti itu. Lebih baik kita makan saja" celetuk Gopal dengan mulut penuh membuat mereka semua menatapnya malas
***
(Name) mengelus sebuah foto di tangannya, foto keluarga terakhir yang dia dan keluarganya ambil. Dan juga foto itu adalah kenangan manis terakhir yang (Name) dapat dari keluarganya.
"Jika dibandingkan dengan foto ini, kalian sudah sangat besar" gumam (Name)
(Name) menyimpan foto itu di laci mejanya lalu bersandar di sandaran kursinya "Ayah, ibu aku merindukan kalian. Bukan kalian saja, aku juga merindukan adik-adikku. Walau mereka masih bersamaku namun sekarang mereka sangat asing"
Dia bergumam sambil menutup matanya dan mendongak ke atas. Tanpa dia sadari, sahabat sekaligus rekan kerjanya sedang bersandar di depan pintu ruangan sambil mendengarkan apa yang dia bicarakan.
"Sepertinya ada yang tengah bersedih" ujar pemuda itu membuat (Name) terkejut
"Ck...kau membuat ku terkejut saja" omel (Name) membuat pemuda itu terkekeh
"Ada masalah lagi dengan adik-adik mu?" Tanya pemuda itu tanpa menghiraukan omelan tadi
(Name) menghela nafas lalu menelungkup kan wajahnya ke lipatan tangan di atas meja "Aku tidak tau"
"Ceritakan saja yang sebenarnya, kenapa harus dipendam? Padahal kau sendiri yang sakit" nasehat pemuda itu
"Itu tidak semudah yang kau kira, Kaizo. Aku sudah mencobanya bahkan lebih dari sepuluh kali. Tapi mereka tidak mau mendengar, apa yang harus kulakukan?" Tanya (Name) frustasi
Kaizo menghela nafas "Dulu saat aku ketahuan berbohong tentang orang tua ku Fang juga begitu"
(Name) menatap Kaizo saat ia mulai bercerita
"Dia terus mengurung dirinya sendiri di kamar, bahkan sampai tidak ingin makan hingga membuatku khawatir"
(Name) mengedipkan matanya saat melihat Kaizo tersenyum tipis "Ada apa? Kenapa kau tersenyum?" Tanya (Name)
"Aku memancing nya keluar dengan bau sup wortel, dan itu berhasil" ujar Kaizo dengan nada senang
"Karena terdesak, dia akhirnya mengendap-endap keluar dari kamar. Dan saat dia keluar aku segera memeluknya. Menenangkannya, lalu menjelaskan. Saat berhasil semua masalah selesai" ucap Kaizo mengakhiri ceritanya
(Name) berpikir sejenak lalu mengangguk "Rencana mu itu bagus sekali, mungkin aku harus mengikutinya"
Kaizo tersenyum "Cobalah, kau informan andalan TAPOPS bukan? Sangat mudah untuk mencari tahu tentang para adikmu" ujar Kaizo
(Name) tersenyum senang "Terima kasih! Kau sahabat terbaik yang pernah kumiliki"
Kaizo hanya tersenyum walau dalam hati dia merutuki ketidakpekaan (Name)
'Ck...padahal dia tau aku ini hanya berbicara panjang lebar padanya, kenapa tidak sadar sih?' batin Kaizo kesal walau wajahnya tetap tersenyum
"Aku akan mencobanya saat senggang, oh iya aku sudah menemukan misi untukmu" ucap (Name)
Kaizo mengangkat alisnya "Oh ya? Misi apa kali ini?"
"Penyamaran di markas alien planet Junkberg" jawab (Name)
"Penyamaran lagi?"
"Iya, belakangan ini hanya misi itu yang cocok untukmu"
"Baiklah terima kasih. Aku bersiap dulu" Kaizo bangkit dari duduknya dan pergi menuju kamarnya
_________________
This story is written by me
May, Mon 30th 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER : The Past (BoEl X Reader)
Short Story"Melindungi adik-adik ku adalah tanggung jawab ku. Tidak peduli seberapa banyak bahaya yang mengancam, nyawa adik-adikku harus ku lindungi walau nyawaku taruhannya" -(Name) Kisah seorang gadis yang dibenci oleh ketujuh adiknya karena sebuah kesalah...