"Lemparkan bom listrik tingkat tinggi secara acak! Setelah itu tinggalkan planet ini"
"Baik tuan besar!"
Setelah melemparkan bom listrik itu, pesawat angkasa milik Dark King langsung melesat menuju angkasa.
Dark King berjalan menuju sebuah ruangan tempat dimana Halilintar ditahan. Halilintar diikat dengan borgol laser di sebuah tiang. Namun, sepertinya itu bukan tiang biasa.
"Lama tidak berjumpa, anak muda" sapa Dark King saat masuk ke ruangan itu.
Halilintar hanya diam sambil menatap tajam orang di depannya.
"Siapa kau?" akhirnya Halilintar membuka suara setelah diam beberapa saat.
"Ah, aku lupa. Perkenalkan, aku Dark King atau mungkin bisa kau kenal sebagai..." Dark King membuka topeng di wajahnya.
Halilintar membulatkan matanya "K-kau..." seketika tenggorokan nya tercekat.
"Ya benar, aku adalah Abraham" ucap Dark King tersenyum.
Melihat reaksi Halilintar, membuat Dark King tertawa. Sepertinya, ia puas melihat ekspresi itu. Dan sebentar lagi, ia akan melihat ekspresi yang lebih menyenangkan.
"Kau yang mengkhianati ayahku dan membuat perusahaan kami bangkrut!"
"Hahahaha...apa hanya itu cerita yang kau tau?" tanya Abraham sambil tersenyum licik.
Halilintar terdiam, orang ini benar. Ia tidak tahu banyak cerita mengenai Abraham. Yang ia tahu hanyalah orang ini menjatuhkan usaha ayah nya. Kakak nya mungkin mengetahui lebih banyak. Tidak! Halilintar menggelengkan kepalanya, ia bisa mencari sendiri informasi tanpa bantuan kakak nya.
"Karena kau hanya tahu satu cerita tentang diriku, maka aku akan menceritakannya kepada mu" ucap Abraham.
Flashback On (10 tahun yang lalu)
Dua orang pria tampak sedang berbincang di sebuah ruang tamu sebuah rumah. Rumah itu besar, namun desain nya yang minimalis membuat rumah itu terkesan sederhana.
Dua orang pria itu adalah Amato dan Abraham. Mereka melakukan kerja sama antar perusahaan. Perusahaan dua orang ini, sama-sama menjual tentang obat-obatan. Tentu jika bekerja sama akan sangat menguntungkan dan juga akan menjalin hubungan persahabatan yang baik.
"Bagaimana dengan obat ku?" tanya Abraham kepada Amato setelah ia menjelaskan tentang cara kerja obat baru yang ia ciptakan.
Ekspresi Amato berubah setelah mendengar penjelasan Abraham.
"Begini, Abraham. Obat ini terlalu berbahaya, efek samping yang dihasilkan juga sangat besar. Maaf, aku tidak bisa mempromosikan obat milik mu" tolak Amato secara halus.
Abraham tidak masalah dengan itu, lalu ia pun pamit untuk pulang "Baiklah, tidak masalah. Kalah begitu aku pulang dulu"
Abraham mengeluarkan sekeranjang camilan dan permen "Bisa panggilkan anak-anak mu sebentar?" tanya nya.
Amato mengangguk "Jack, bisa panggilkan anak-anak? Abraham ingin menjumpai mereka" ujar nya pada asisten pribadinya.
"Baik, tuan" Jack pun pergi ke halaman belakang, tempat anak-anak Amato sedang bermain.
Anak-anak yang masih kecil dan berumur 5 tahun saat itu pun bermain dengan riang. Ditemani oleh kakak mereka yang berusia 15 tahun, (Name).
Blaze yang tidak sengaja melihat Jack pun berlari ke arahnya.
"Paman Jack!" Blaze berlari dan memeluk kaki Jack.
Blaze dan Jack memang dekat, Blaze belajar bermain sepak bola, bela diri semuanya dari Jack. Itu sebabnya mereka sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER : The Past (BoEl X Reader)
Historia Corta"Melindungi adik-adik ku adalah tanggung jawab ku. Tidak peduli seberapa banyak bahaya yang mengancam, nyawa adik-adikku harus ku lindungi walau nyawaku taruhannya" -(Name) Kisah seorang gadis yang dibenci oleh ketujuh adiknya karena sebuah kesalah...