2.

956 97 4
                                    


.........

"Kakek!!!" Seru Jisung, ia sudah sampai dibandara. Berlari menuju kearah kakeknya yang sedang merentangkan tangan.

"Hi, Sayang. Apa kabar hm?" Tanya Lucas, Appanya Jaemin.

"Baik, Icung bawa oleh-oleh untuk kakek. Liat!!"

Jisung berseru senang, lalu menunjukkan isi dari tas yang sedari tadi ia bawa.

"Haha, Terima kasih"

"Sudah, ayo pulang" Kata Jaemin menyela, mereka lalu bersama sama berjalan keluar dari bandara.

Kalian tau ga kenapa marga Jaemin, Na. Sementara Lucas, Wong? Jawabanya hanya satu. Iseng...

Yeah, kalin taukan seberapa randomnya Wong Lucas? Nah saat Jaemin lahir, Lucas langsung memberinya nama Na Jaemin.

Semasa sekolah Jaemin sering dibully, karna marganya yang berbeda. Mereka bilang kalau Jaemin itu anak pungut.

Jaemin sampai nangis dan kabur dari rumah karna bullyan itu. Lucas dengan khawatir nyari, dan akhirnya nemu Jaemin yang lagi duduk di pinggir sungai Han.



"Jaemin-ah" Panggil Lucas pada Jaemin.

Jaemin menoleh, ia menatap Lucas dengan pandangan berkaca kaca. Berdiri dari duduknya lalu berjalan mundur, menghindari Lucas yang terus menghampiri.

"Jaemin, ayo pulang" Aja Lucas lembut.

Jaemin menggeleng kepalanya, isakanya keluar.

"Aku anak pungut ya?" Tanya nya pelan. Mendengarnya Lucas menggeleng.

"Tapi teman teman ku bilang, aku anak pungut hiks. Marga ku dan Appa saja berbeda" Tangisnya. Lucas langsung berlari menghampiri nya dan memeluknya erat.

"Tidak sayang, kau anak kandung Appa" Balas Lucas, mengelus punggung Jaemin dengan lembut.

"Hiks, lalu kenapa marga kita beda?"

"Iseng, Appa iseng kasih kamu marga Na. Karna keliatanya kamu cocok dengan marga itu. Tapi kalau kamu ga mau, kita bisa ganti. Berbeda marga bukan berarti tidak sedarah Jaemin-ah"

Jaemin terdiam mendengar penjelasan dari Lucas. Air matanya serasa naik kambali saat denger kata, Iseng.

'Cuma iseng🙂' Batinnya.

.
.
.

"Chenle, jaga rumah ya. Hyung pergi dulu"

Jeno berpamitan pada adeknya, hari ini hari minggu. Dia harus kerja, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ah bukan hanya hari minggu, hari lainnya juga dia kerja. Tentunya habis pulang sekolah dan jemput Chenle.

"Jika ada yang datang, jangan buka pintunya. Termasuk mereka oke?"

"Okee Hyung"

Mereka yang Jeno maksud adalah Orang tua mereka sendiri. Jangan tanya kenapa Jeno melarang Chenle untuk membuka pintu, Mereka datang bukan untuk berkunjung melainkan untuk mengantarkan Chenle ke panti asuhan.

Pernah kemarin, Chenle dibawa untungnya Jeno berhasil menemukan panti asuhan yang terdapat Chenle.

Karna hal itulah, Jeno pindah kerumah kecil yang dulu sempat ia beli.

"Hyung semangat kerjanya!!" Seru Chenle yang berdiri di depan pagar rumah.

"Haha, iya" Balas Jeno, ia melambai sebelum akhirnya berjalan menjauh.

......

"Ayo semangat Jeno" Monolognya dalam hati.

Mau tau dia kerja apa? Ga terlalu berat juga lah untuk anak seumuran nya. Hanya kerja jadi barista di sebuah Cafe. Awalnya emang susah, tapi akhirnya ia bisa melakukannya.

Ahjusshi || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang