8.

607 62 1
                                    

Jaemin mengusap peluh yang menetes, menatap dengan bangga hasil yang ada didepannya.

"Gini kan cantik" Ujarnya. Bodyguard yang berjaga dan tak sengaja menatapnya harus menahan tawanya. Saat melihat wajah Tuannya yang berlepotan tanah.

Ia lalu berjalan menghampiri tuannya yang sedang berdiri dengan berkacak pinggang.

"Permisi, Tuan" Ujarnya, Jaemin menoleh menaikan satu alisnya bingung. "Ini kain untuk membersihkan muka anda" Lanjutnya lagi sambil menyodorkan sebuah saputangan kecil, lalu setelahnya pamit pergi untuk kembali berjaga.

Jaemin menatap sapu tangan dan Bodyguard nya dengan bergantian. Kenapa dengan wajahnya? Gumamnya. Ia lalu mengusap wajahnya menggunakan kain putih itu.

Dan ternyata beberapa tanah yang menempel di mukanya beralih pada kain kecil itu.

"Aish, bagaimana bisa tanah ini berada diwajah tampan ku?" Sungutnya. Ia lalu menyudahi kegiatannya, menuju ke lantai atas dimana kamarnya berada.

Setelah selesai menganti pakaian dan ia sudah kambali tampan. Jaemin kebawah menuju ruang tamu, ternyata disana ada sang Appa dan seorang namja asing.

"Appa?" Panggil Jaemin. Lucas menoleh, ia lalu tersenyum kearah Jaemin.

"Na, sini dulu. Ada yang ingin Appa bicarakan" Katanya, Jaemin menurut ia lalu duduk berhadapan dengan keduanya.

"Ada apa?" Tanya Jaemin.

"Kenalkan ini Huang Renjun, kekasih Appa. Kau mau tidak kalau dia jadi Bunamu?" Kata Lucas to the point

Jaemin diam, ia menatap Renjun dari atas kebawah membuat yang ditatap merasa canggung.

Dengan tiba-tiba ia berdiri, berlari menaiki tangga meninggalkan keduanya yang terdiam.

"Samchon, sepertinya dia tidak ingin aku jadi Bunanya" Gumam Renjun dengan mata berkaca kaca.

"Sstt jangan nangis, Sayang" Ujar Lucas menenangkan. Ia memeluk Renjun sambil memikirkan Jaemin yang tiba-tiba lari.

Jaemin turun kembali dari kamarnya, ia menatap Renjun yang duduk sendiri di ruang tamu.

"Dimana Appa?" Tanyanya sambil menatap datar Renjun.

"S-samchon izin pergi ke minimarket sebentar. Ingin membeli sesuatu" Jawab Renjun gugup.

Jaemin lalu duduk disofa samping Renjun. Jarak setengah meter dari Renjun duduk.

"Apa yang kau inginkan dari Appaku? harta?" Tanya Jaemin. Renjun menggeleng cepat, sama sekali tak ada niat seperti itu di hatinya.

"Lalu apa, tidak mungkin kau mau dengan Appaku yang sudah tua kalau bukan karna hartanya" Ujar Jaemin.

"Tidak! Aku tulus mencintainya, aku tidak pernah memikirkan hartanya. Kalaupun dia bangkrut nantinya, aku akan tetap mendukungnya!!" Ujar Renjun dengan tegas.

Jaemin menoleh, ia tersenyum melihat wajah Renjun yang memerah menahan marah.

"Sudah kuduga"

Renjun tersentak saat namja tampan didepannya memeluknya erat. Ia dengan ragu membalas pelukan Jaemin.

"Akhirnya aku punya Bunaaa" Lirih Jaemin.

Renjun bisa merasakan kalau bahunya basah, ia tersenyum lembut lalu mengelus punggung Jaemin.

"Sssttt, jangan nangis. Buna disini" Bisiknya.

"Jaemin kenapa?"

Lucas menatap bingung Renjun, lalu beralih pada anaknya yang  tertidur beralaskan paha namja manis itu. Rambutnya sesekali diusap pelan oleh Renjun.

Ahjusshi || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang