4.

737 91 3
                                    

"Oh astaga Jaem, apa yang terjadi dengan cucu kesayanganku?!" Seru Lucas saat manatap kepala Jisung yang tertempel plaster penurun panas.

"Demam, aku akan mengantarnya kekamar. Nanti kuceritakan" Jawab Jaemin, ia lalu pamit menuju ke arah kamar Jisung.



"Appa....hiks kepala Icung pusing...." Rengeknya dengan suara parau.

"Iya sayang, biar Appa usap ya" Ujar Jaemin lembut, ia lalu berbaring disamping Jisung dan mengusap kepala anaknya lembut.

Tanpa Jaemin sadari, sedari tadi Lucas memperhatikan kegiatannya dari balik pintu kamar yang sedikit terbuka.

"Melihat keadaan Jisung, aku jadi teringat saat Jaemin masih kecil" Gumamnya.

"Hiks...Appa....pusing"

Lucas kelimpungan dengan rengekan Jaemin yang saat ini sedang sakit. Ia menatap khawatir, mengusak wajahnya kasar. Tidak tau apa yang harus di lakukan.

"Hiks, Appa.....kepala Nana pusing hiks, muter muter"

"YaTuhan, apa yang harus kulakukan?" Gumamnya gusar. Ia lalu berbaring dia samping Jaemin, dan mengelus kepala anaknya dengan lembut.

"Sstt, sudah jangan nangis. Nanti makin pusing, biar Appa usap ya kepalanya" Ujar Lucas lembut. Ia terus mengusap kepala Jaemin.

"Appa"

"Kenapa sayang? Masih pusing hm?"

"Nana mau punya Eomma"

Lucas terdiam, memikirkan permintaan Jaemin yang nyatanya tidak pernah bisa ia kabulkan.

Kemarin ia pernah membawa seseorang, bukan calon dia hanya seorang teman. Ia berniat meminta bantuan temannya untuk menjaga Jaemin selama ia pergi keluar kota. Tapi nyatanya Jaemin malah mendapatkan siksaan yang mana membuat Lucas enggan percaya lagi pada orang untuk menjaga Jaemin.

"Iya, nanti kita cari"

Hingga sampai Jaemin besar, namja itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu.

"Ah, aku cengeng sekali" Gumam Lucas, ia lalu pergi meninggalkan kamar Jisung. Menuju kearah kamarnya sendiri sambil menghapus air matanya yang tiba-tiba jatuh.

Jika ditanya apakah ia pernah tertarik dengan seseorang jawabanya adalah tidak, tapi akhir akhir ini dia merasa tertarik dengan seorang namja manis yang bekerja di sebuah cafe, yang mirip dengan rubah.

"Sekian lama men-duda, apakah akhirnya aku akan jadi Pedopil?" Tanyanya dalam hati.

.
.
.

"Njun!! Ini donat dari siapa eoh?" Tanya Jeno, setelah selesai dari kelas dan menjemput Chenle. Ia sekarang berada di cafe tempatnya bekerja.

Ah, tidak lupa dengan Chenle yang ingin ikut.

"Tidak tau juga, tapi itu ada Note. Kukira untukmu" Balas Renjun.

Jeno mengangguk, ia lalu menatap Sticky note yang ada diatas kotak donat.

Donat manis, Untuk namja yang manis🦊
Form LC.


"Huh, Renjun paboya!! Ini tentu saja untukmu!! Kau tidak lihat ada gambar rubah, kan kau yang mirip rubah!! Bukan aku" Teriak Jeno kesal. Untung saja saat ini cafe sedang sepi. Renjun langsung menghampiri nya.

"Oh benarkah? Kukira untukmu. Yasudah ayo kita makan bersama, Chenle juga ayo" Ajak Renjun, mereka lalu duduk di salah satu meja dan mulai memakan donatnya.

Ahjusshi || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang