1. Mimpi

2.8K 138 21
                                    


Publish : 24 April 2024

***

Ritual pernikahan antara Raja Vernon dan Putri Elaine berjalan lancar dan khusyuk walau acaranya tidak dibuat secara besar-besaran lantaran permintaan Vernon sendiri. Baginya, pernikahan dengan Putri Elaine, hanya hubungan politik saja. Tidak lebih.

Elaine juga tak protes atau berkecimpung banyak terkait hal tersebut. Lagipula, ia sebenarnya tidak mau menerima pernikahan ini kalau tidak didesak Ayahnya.

Bagaimana tidak, pria yang Elaine nikahi adalah seorang Raja yang terkenal karena penyakit mentalnya. Pria itu dingin dan tidak punya simpati kepada siapapun.

Bahkan Ibu kandungnya saja dibunuh dengan tangannya sendiri.

Apakah Elaine bisa mengimbangi pria 'sakit' yang sudah menjadi suaminya itu?

"Putri, ini kamarmu. Ada dua dayang yang akan membantu kebutuhanmu." Wanita berpakaian serba krem tersebut membuka telapak tangan kanannya- mengarah kedua orang yang dimaksud.

"Medive dan Yara. Mereka akan melayanimu tiap waktu dan dimanapun. Jika kau kurang puas dengan pelayanan mereka, kau bisa memberitahuku."

Apa yang harus Elaine jawab? Ia bingung. Lagipula kenapa tidak pelayan lamanya saja yang dibawa kesini? Kenapa harus orang baru?

"Baik." Hanya satu kata sebagai jawaban dari Elaine.

"Kalian sudah tau kan tugas apa yang harus kalian jalankan ketika melayani Putri?"

"Kami mengerti, Maska." Sahut Medive dan Yara bersamaan. Maska sendiri adalah panggilan bagi mereka yang menjadi pemimpin para dayang dan pelayan di istana Soverin.

"Mari, Putri."

Pintu besar bernuansa putih ditaburi permata biru terbuka. Elaine langsung menutup hidung begitu menginjakkan kaki kedalam kamar.

"Putri, apakah ada yang salah?" Tanya Maska memastikan Elaine baik-baik saja. Pasalnya, raut muka si gadis tampak tak nyaman dengan sesuatu yang ia cium.

"Bau amis." Elaine mempunyai indra penciuman yang berbeda dengan banyak orang. Penciumannya sangat sensitif dan bisa mendeteksi berbagai bau dan wangi yang hadir.

"Kami akan memeriksanya, Putri." Mediv dan Yara berpencar mencari sumber bau yang dimaksud Elaine walau mereka tidak mencium apapun.

"Tidak, bukan dikamar ini."

Orang-orang kebingungan.

"Ada diluar sana." Kaki itu melangkah ke arah jendela yang dihiasi kaca transparan sehingga menembus ke pemandangan lorong istana dibagian barat yang rada minim cahaya. Safir coklatnya berpendar lebar diikuti kakinya sampai harus merosot ke lantai. Muka Elaine memucat.

"Putri." Maska buru-buru memapah Elaine berdiri dan ikut melongok ke luar jendela. Tampak keterkejutan diwajah Maska yang buru-buru ia netralkan. Penutup jendela ditarik- menyembunyikan visual diluar sana.

Elaine dipandu ke atas ranjang. Cangkir berisikan air putih disodorkan dan ia meminumnya dalam sekali tegukan. Maska mengambil cangkir bekas si gadis. Ia menatap Elaine yang tengah mengatur pernapasan.

Berulang kali berusaha menenangkan diri, nyatanya hal yang ia saksikan barusan masih terngiang jelas.

Suaminya~

Menarik kepala seorang wanita dengan kondisi tubuh terpotong sampai bagian perut. Juga... usus dan darah merah gelap dari tubuh si korban- terseret dilantai.

Elaine~

Merinding.

Maska melirik pada Mediv dan Yara bergantian seolah mengisyaratkan sesuatu. Mereka mengangguk lemah tanda mengerti. Sedetik kemudian tangan Maska bergerak ke area tepi leher sang Putri sebelum akhirnya ia menancap kedua jarinya disana dan Elaine langsung pingsan.

BEHIND THE MASK (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang