12. Tidak Disangka

1.2K 125 30
                                    

"Ibu!"

Teriakan Vernon membangunkan Elaine yang sudah terlelap damai, ia buru-buru melongok ke samping.

"Aku bersalah, aku bersalah."

Kening Elaine mengernyit, tampaknya Vernon meracau dalam mimpi?

"Aku bersalah, Bu. Ampun... jangan memukulku lagi."

"Sakit..."

Netra coklat itu membulat setelah mendengar celotehan suaminya.

"Ibu, aku bersalah. Ampun... aku berjanji akan lebih pandai agar Ayah melihat padaku."

"Aku mohon, jangan memukulku lagi. Pisau itu sangat sakit saat menyayat punggungku, aku mohon..."

"Ibu... sakit!"

"Ibu! Panas! Ampunnn Bu... Tolong jauhkan besi panas itu, sakit..."

Elaine menangkup tangan Vernon yang seolah-olah tengah melawan seseorang.

"Yang Mulia..."

"Ibu, hentikan! Sakit, Bu! Arghhh sakit!"

"Yang Mulia." Usaha Elaine berhasil walau sempat tergelak karena tenaga Vernon jauh lebih besar.

"Sakit... Ampun, aku berjanji tidak akan mengalah pada yang lain. Aku janji akan menjadi Putra Mahkota sesuai keinginan Ibu."

"Tolong, jangan menancapkan jarum-jarum itu ke badanku lagi. Ampun Bu..."

"Yang Mulia." Elaine bergegas memeluk Vernon erat-erat. Ia juga menepuk-nepuk bahu pria tersebut agar lebih tenang.

"Aku mohon..." Lirih Vernon pelan yang kemudian kembali tertidur.

Elaine tercenung. Ia masih bingung untuk mencerna apa yang tengah terjadi barusan? Elaine sangat percaya racauan tadi adalah trauma dari kejadian yang pernah di alami oleh Vernon. Sepuruk apa pria itu dulu? Kenapa Ibunya begitu tega menyiksanya habis-habisan?

***

Tangan putih halus itu merangkul pada sosok yang lebih besar dari tubuhnya. Dia setengah bersandar pada ranjang, tidak dengan lawan jenisnya yang tertidur damai dengan dada sintalnya dijadikan alas.

Mereka seperti pasangan suami istri yang harmonis. Atau mungkin sadis?

Elaine kelelahan sejak menjaga Vernon semalaman, ia tampak sangat pulas dalam mimpi hingga tak sadar bahwa Vernon mulai memekarkan mata pertanda bangun.

Netra coklat itu berpendar ke atas dan celingukan kesana-kemari sampai ia baru sadar tengah dipeluk oleh seseorang. Pandangannya menyingkap keatas, Elaine. Bola mata Vernon sedikit membulat, mungkin karena tidak mengerti kenapa dia bisa ada dipelukan Elaine?

Apa Elaine diam-diam masuk ke kamar dan sengaja memeluknya?

Dasar wanita murahan.







Empuk.







Sudut mata Vernon beralih ke samping. Mukanya sedikit memanas karena baru sadar kepalanya bertumpu diatas dada Elaine.






Sial.





Kenapa tubuh bagian bawahnya langsung bereaksi?





Mendapat pergerakan aneh diatas tubuhnya, Elaine pun akhirnya tersadar dan langsung melotot begitu tahu Vernon sudah bangun duluan. Ia buru-buru menjauh dari suaminya tersebut dan menunduk takut.

"Salute, Y-Yang Mulia."


"Kenapa kau ada dikamarku?"

BEHIND THE MASK (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang