X. Siapa Dia?

17.6K 719 54
                                    

Instagram : me_zaralynsky

ꕥೄྀ࿐ ˊˎ-

     Kali ini Anna tidak sadarkan diri, lalu terbangun di tempat yang berbeda. Akibat terlalu syok, dan cemas membuat tubuh Anna hilang kendali. Juga, dengan rasa sedih yang semakin bertambah.

Lagi, udara dingin tiba-tiba menusuk dalam kulit tubuhnya. Hingga membuat Anna menggigil kedinginan, sampai ia sendiri harus menarik selimut tebal guna membuat tubuhnya hangat.

Lalu gadis cantik itu mulai membuka kelopak matanya yang sembab secara perlahan. Sekarang ia berada di dalam sebuah tenda berukuran besar.

Tapi—, tunggu!

Bukan. Ini bukan tenda yang sempat ia bangun kemarin sore.

Sontak Anna langsung terduduk dengan ekspresi wajah yang terlihat takut-takut. Menoleh ke arah sekitar, ternyata terdapat sosok Jordan yang sedang menatap dirinya damai.

Lagi?” Anna bergumam miris.

Ketika sudah mengetahui sisi gelap Jordan yang sesungguhnya, mendadak rasa gelisah menghampiri relung hatinya. Kalut kalau sewaktu-waktu Jordan menggaulinya kembali tanpa izin.

Anna menggeleng cepat, membuyarkan pikirannya sendiri. “Gue ... mau pindah. Gue nggak mau di sini.”

“Udah malam, Anna. Lagi pula, anak-anak yang lain udah pada tidur.” cetus Jordan.

Anna tetap bersikeras, “Nggak.” jawabnya sembari mencoba untuk menarik resleting tenda.

Namun, dengan cekatan Jordan langsung menggenggam pergelangan tangannya. “Langit udah gelap. Setidaknya, lo harus tidur nyenyak hari ini.”

Anna yang dari kemarin sensitif, lantas menghentak kasar tangan besar Jordan. “Jangan sentuh gue.”

Tarikan napas lelah terdengar jelas di indera pendengarannya. Lalu, Jordan mendorong pelan kedua bahu Anna. Netra keduanya saling bersinggungan. Menatap dengan makna berbeda.

“Lo boleh jijik sama gue. Tapi, ingat kondisi tubuh lo sendiri, Anna!”

Gadis tersebut tertawa pelan, kemudian memukul-mukul kuat dadanya yang sesak. “Kalau gue mati pun, gue nggak peduli, Jordan.”

“Asalkan, selama gue nggak lihat lo lagi.” lanjutnya.

Pemuda yang terkenal dengan wajahnya yang jenaka itu lekas mengeraskan rahangnya, “Jangan bicara hal konyol, Anna.”

“Lo yang konyol!”

“Kenapa lo datang seolah bagaikan malaikat? Kalau pada akhirnya kayak gini, gue lebih memilih untuk nggak pernah ketemu sama lo, Jordan.”

Anna menutup matanya sejenak, dadanya bahkan ikut bergerak naik-turun. Karena, merasakan hatinya yang terpecah menjadi beberapa bagian.

Tetapi, akhirnya kelopak mata itu terpaksa terbuka karena Jordan yang tiba-tiba saja menarik erat pinggulnya. Mendekatkan tubuh mereka, sampai aroma napas dari keduanya tercium.

“Enam hari. Kalau dalam waktu enam hari, lo tersesat, dan gue selalu menemukan lo. Maka hari itu, gue akan datangi lo untuk jadi milik gue. Sepenuhnya.”

Sigap Anna mendorong kuat dada Jordan, mendelik tajam dengan ekspresi tidak percaya. “Klasik!”

“Ya, untuk saat ini, biarkan gue menjadi orang yang klasik.”

Jordan kembali mendekatkan dirinya, berucap lirih di sana, hingga terdengar jelas oleh Anna. “Cause, I want you to look at me like that too.”

Anna Journey [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang