{ Chapter 09 } Siblings

105 13 7
                                    

~ Happy Reading ~

Daiji kembali ke rumah dan masuk ke dalam kamarnya tanpa menghiraukan kedua saudaranya itu, walau sebenarnya dia sedikit kebingungan karena melihat mereka yang tidak ada dirumah, padahal sekarang sudah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daiji kembali ke rumah dan masuk ke dalam kamarnya tanpa menghiraukan kedua saudaranya itu, walau sebenarnya dia sedikit kebingungan karena melihat mereka yang tidak ada dirumah, padahal sekarang sudah malam.

Daiji hanya bisa menghela napas karena hal yang ia buat tadi pagi, kini dirinya semakin malu karena berteriak tidak jelas.

"Walau udah dibicarain sama mereka berdua, tetap aja gak tenang." ucapnya.

Pria muda ini merasa sangat kesal dan malu karena tingkah lakunya. "Sial, kenapa harus muncul tadi? Gak lucu." begitu katanya sambil memeluk bantal guling miliknya.

Rasa-rasa ingin pergi dari sekolah pun memuncak, ia sekarang ingin sekali berbicara pada kedua orang tuanya dan meminta dirinya untuk pindah. Namun, tidak mungkin ia memberikan alasan aneh seperti itu hanya untuk pindah sekolah.

"Hadeh," ia mulai duduk dan menopang dagunya. "Kalau saja semuanya seperti dulu, lebih mudah buatku untuk ngomongin masalah kaya gini."

Kreekk..

Dua pasang mata langsung bertemu, membuat sedikit rasa kejutan dalam diri.

Ya, itu adalah Kagero yang baru saja pulang. Entah dari mana pemuda itu pergi setelah pulang sekolah, tapi Daiji merasakan sesuatu yang tidak enak.

"Ha-hai? Baru pulang ya? Dari mana?" tanya Daiji dengan spontan.

Kagero hanya menatap tajam pemuda itu seperti ia sedang melihat musuh. Padahal itu adalah saudara kembarnya sendiri. Daiji yang melihat tatapan itu langsung menundukkan kepalanya dan tersenyum palsu.

"Maaf, kamu pasti capek, 'kan? Kalau gitu aku mau keluar sebentar, ya." dirinya pun langsung berdiri dan berusaha berjalan keluar dengan kepala yang masih ditundukkan.

Duk.

"Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu." ucap Daiji.

Kagero tidak hanya diam, tetapi dia malah mengelus rambut kembarannya dengan wajah yang masih datar. Tangannya seolah-olah bergerak sendiri tanpa ia suruh.

Daiji pun tertegun sejenak, ia bingung. Apakah Kagero sudah tidak marah lagi dengannya? Atau hanya sengaja? Dirinya langsung meneteskan air mata dan mengelapnya dengan cepat agar tidak diketahui.

Tentu tidak semudah itu, ia langsung memeluk kembarannya dengan erat. Tidak peduli apakah kembarannya sedang marah atau tidak, tapi sekarang yang ia pikirkan hanyalah meminta maaf.

"Ma-maafkan aku Kagero!! Maafkan aku!" Daiji terus meminta maaf dengan air mata yang bercucuran.

"Dasar cengeng." balas Kagero dengan suara kecil. Walau begitu, kembarannya tidak mendengarkannya karena masih menangis.

Tangan Kagero perlahan mulai mendekati punggung saudaranya, tangannya mulai mengelus-elus dan mulai mengencangkan pelukan. "Sudahlah, aku juga minta maaf."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐢𝐞𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang