{ Chapter 05 } Skizofrenia

70 11 0
                                    

~ Happy Reading ~

Lembaran kertas kalender terus dirobek, namun pemuda dengan nama Igarashi Daiji ini masih belum bisa melupakan hal yang ia lihat dihari-hari sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lembaran kertas kalender terus dirobek, namun pemuda dengan nama Igarashi Daiji ini masih belum bisa melupakan hal yang ia lihat dihari-hari sebelumnya.

Dirinya bahkan sering termenung sendiri saat jam istirahat sekolah bahkan saat jam pelajaran. Dirinya masih trauma.

Ia tidak tahu ingin membicarakan hal ini kepada siapa. Jika dia langsung menuntut ke kakaknya, itu bakalan merusak hubungannya dengan saudaranya sendiri, kalau dengan Kagero, itu sudah pasti tidak mungkin.

Namun Daiji tetap berusaha berpikir positif tentang hal itu. Mungkin saja itu hanya akting, atau sengaja, atau apapun itu. Sudahlah, begitu pikirnya. Padahal tidak mungkin kakaknya berakting seperti itu, aneh.

"Daiji, kamu menung lagi? Padahal kita barengan, lho. Kamu mikirin apa?" tanya seorang pemuda dengan rambut cokelat terang. "Jawab dong."

"Ah, ga ada apa-apa kok, Hiden-san." jawabnya singkat.

Aruto langsung menatap Kento yang ada di sebrang, namun Kento malah mengindikkan bahunya tanda bahwa dirinya pun tidak tahu. Mereka berdua pun langsung merangkul bahu Daiji.

"Daiji, kalo ada masalah, ayo cerita. Kita kan, teman." ucap Kento dengan senyum.

Sekilas Daiji terharu sejenak, namun tidak semudah itu membuat Daiji membuka mulut. Dirinya malah makin menutupinya. Ia menjauh dari mereka berdua dan berkata, " Aku ada urusan sebentar, aku tinggal dulu ya." ucapnya dengan senyum palsu.

"Daiji—"

"Sudahlah Aruto, dia kayanya memang perlu waktu untuk sendiri. Kita kasih waktu aja."

"Ah iya, oke oke."

***

"Syukur bisa kuhindari."

Daiji berjalan di atas lantai lorong sekolah yang sepi. Dirinya berjalan sambil menunduk seperti seseorang yang sedang depresi.

Aku lelah, rasanya ingin pulang ke rumah dan tidur. Kepalaku penuh dengan ini.

Namun, saat dirinya berjalan menyusuri lorong tersebut, tidak sadar dirinya menabrak seseorang. Kepalanya langsung mendongkak ke atas, dan ia terkejut.

Itu adalah Kagero, kembarannya sendiri.

Rasanya Daiji ingin menangis sekuat-kuatnya dan memeluk kembarannya yang selalu ada di sisinya, namun dirinya malu karena dia adalah seorang laki-laki, ditambah ia juga sedang bertengkar dengan kembarannya itu.

"Kenapa liat-liat? Minggir." ucapnya dengan dingin. Dirinya tampak sangat tidak peduli dengan kembarannya itu. "Awas sana."

Dengan wajah dan tatapan yang sama, ia sengaja menabrak bahu kembarannya dan berjalan menjauh tanpa berkata apa-apa lagi. Daiji yang ada di sana, hanya bisa diam, dan secara tak sadar lututnya melemah, ia langsung terduduk di sana.

𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐢𝐞𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang