8. Cafe

22 4 0
                                    

Nayla tiba tiba kaget saat ada yang menarik dirinya ke dekapan. Nayla bisa mencium aroma minz khas cowo itu. Nayla berusaha memberontak karena tidak bisa nafas. Cowo itu melepaskan dan memberikan hoodie dikepala Nayla. Nayla hanya terdiam sambil menatap cowo di hadapannya sekarang dengan wajah kesal.

"LAMA!" kesal Nayla terhadap cowo tersebut. Siapa lagi kalo bukan Rayhan.

Rayhan hanya terkekeh kecil lalu mengenggam tangan Nayla. Lalu menarik ke bawah pohon yang teduh.

"Maaf tadi gue dipanggil guru pengajar." ucap Rayhan mengelus kepala Nayla.

"Terserah!" sahut Nayla dengan wajah cemberut.

Tanpa ba bi bu Rayhan menarik tangan Nayla ke parkiran motor lalu menaikinya, diikutin Nayla.

"Ke cafe dulu." ucap Rayhan lalu menyalakan motornya.

Dicafe mereka akhirnya sibuk dengan handphone masing masing, lalu Rayhan pergi ke toilet. Tidak lepas dari pandangan Nayla yang melihat Rayhan pergi ke toilet, dia berfikir mungkin dia inget buang air. Dia kembali fokus ke handphone nya dan tiba tiba ada tangan yang melingkar di lehernya, dia mencium aroma yang dia rindu. Tanpa berfikir lama dia menatap ke arah atas dan dia melihat cowo itu menatap dirinya balik dengan senyum manisnya.

Nayla mulai berkaca kaca matanya karena pikirannya memikirkan dia selama 6 tahun tidak bertemu akhirnya bertemu kembali. Nayla tidak percaya hampir saja menangis. Cowo itu melihat Nayla ingin menangis menundukkan kepalanya dan mencium pipi kanan Nayla.

"Jangan nangis, gue ga suka princess gue nangis." bisik cowo itu ditelinga Nayla.

Nayla langsung berbalik dan memeluk pinggang cowo itu sambil terisak. Cowo itu dengan senang hati membalas pelukan Nayla dan mengelus rambut Nayla.

"Kenapa gak bilang kalo udah balik ke Indonesia?" rengek Nayla.

Cowo itu terkekeh. Lalu memegang pipi Nayla. Nayla mendongak dan bertatapan dengan cowo yang dia rindu.

"Kejutan aslinya mau besok gue nemuin lu, ternyata malah ketemu disini." ucap dengan senyum.

Nayla melihat senyumnya yang ia rindukan.

"Avel kangen banget ihhh!!" rengek lagi.

Cowo itu terkekeh gemas. Cowo itu Marvel Arlion Devantar, dia sepupu Nayla yang jauh tinggal di Belanda dan sekolah disana. Marvel melihat jam dan lalu melihat gadis dibawahnya. "Nay, gue balik duluan ya."

"Loh kenapa?Disini aja aku masih kangen." ucap nayla langsung memeluk erat Marvel agar pria itu tidak pergi.

Marvel mengelus rambut Nayla. "Sayangku, avel lagi ada urusan nanti avel jemput nayla nanti kita habisin waktu berdua, okey?"

"Janji?" Nayla menaiki kelingking nya.

"Iya princess." Marvel menyatukan kelingking mereka sambil tersenyum manis. Nayla membalasnya dengan senyum manis melebihi apapun yang sekarang membuat debaran hati Marvel. Marvel langsung melepaskan kelingking mereka. "Yaudah gue pergi dulu ya."

Nayla membalas dengan anggukkan. Lalu Marvel pergi meninggalkan Nayla.

Brugh...

Tiba tiba ada suara tabrakan. Nayla melihat sumber suara itu dan melihat Rayhan dengan pelayan membersihkan gelas jatuh dan Pelayan itu ingin memegang perut Rayhan membuatnya geram. Nayla menahan tangan pelayan itu sebelum memegang Rayhan.

"Biar saya aja mbak." ucap Nayla.

Pelayan itu kaget. "Eh ada pacaran maaf banget mbak saya gatau."

Nayla mengangguk. Pelayan itu pergi. Nayla menatap Rayhan

"Lo kok santai amat sih mau dipegang sama pelayan."

"Tujuan dia baik cuma buat  bersihin bukan mau ngambil gue dari lo." ucap Rayhan santai.

"Lo ngehar-"

"Lebih baik introspeksi diri deh sebelum ngomong 'ngehargai'." Rayhan memotong omongan Nayla dan menarik Nayla keluar dari cafe.





Mereka sampai di depan rumah Nayla. Nayla langsung turun. Rayhan menyalakan motor ingin pergi, namun ditahan oleh tangan mungil.

"Kenapa nay?"

Nayla masih diam.

"Nay."

"Nay."

"Nayla."

Nayla tersadar dari lamunan. Lalu menatap Rayhan.

"Gue mau ngomong sama lo nanti ketemu di taman."

"Okey."

"Ray."

"Hm?"

"Nanti sampai rumah kabarin ya?"

"Harus?"

Nayla mengangguk. "Gue khawatir nanti kalo lo kenapa napa."

Deg!

Rayhan berhasil dibuat diam oleh perhatian kecil Nayla. Dia menatap lekat mata indah gadis itu. Dibalik helm dia tersenyum kecil."Okey."

"Yaudah gue masuk dulu, see you my future!"

Deg!

Lagi lagi Nayla membuatnya terdiam. nayla meninggalkan Rayhan yang masih diatas motor dengan diam menatap dirinya. Tidak terasa pipi Rayhan sudah memulai panas dengan ulah gadis itu yang selalu asal cepas cepos, untung dirinya memakai helm atau tidak dia akan di tertawakan sepertinya Nayla berbahaya untuk dirinya. Rayhan menatap motornya lalu berjalan meninggalkan rumah Nayla.





Nayla masuk ke dalam rumah dengan santai, tidak menyadari ada makhluk yang menatapnya terus menerus.

"Assalamu'alaikum nya jangan lupa."ucap Caca.

Langkah Nayla terhenti dan menengok ke sumber suara itu. "Loh kakak ku ini tidak ngampus?"

"Nggak." ucap Caca santai.

Nayla mengangguk anggukan kepala berkali kali dengan pelan. "Ooo, yaudah gue masuk kamar dulu."

"Nanti turun makan siang, mama udah siapin." ucap Caca.

Nayla mengangguk, lalu berjalan menaikin tangga untuk kekamar nya. Caca lalu melanjutkan aktifitasnya melihat drakor.

Sesampai dikamar Nayla menaruh tas dan langsung menjatuhkan badannya ke atas kasur. Dia menatap langit langit kamarnya.

'Lo kok santai amat sih mau dipegang sama pelayan.'

'Tujuan dia baik cuma buat  bersihin bukan mau ngambil gue dari lo.'

'Lo ngehar-'

'Lebih baik introspeksi diri deh sebelum ngomong 'ngehargai'.'

Nayla terlamun memikirkan kejadian di cafe saat baju Rayhan basah. Lalu merenung perkataan Rayhan yang diucapkannya. Gue kenapa? Apa yang harus intropeksi diri kalo gue ga ada kesalahan? dalam hati Nayla.

•••••

Gimana ceritanya??

Maaf update lama

Aku up double malam ini.

Selamat menunggu.

Follow IG story : @wpt.keyau
                             : @nnayladell
                             : @rayhanalvarr

Perjodohan Nayla 𝙰𝙽𝙳 RayhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang