28. Perbincangan Antara Saudara Kembar (2)

600 65 3
                                    

Setelah berlari melewati tangga dari lantai satu, akhirnya Ace tiba di lantai lima kastil kerajaan Clover, atau bisa dibilang lantai teratas di kastil itu. Pemuda api itu bahkan tak mengetahui fakta bahwa kerajaan memiliki lift yang dapat membawanya langsung ke lantai lima tanpa perlu bersusah payah menaiki tangga.

"Haah... hah..." Ace mengatur nafasnya sejenak sembari menatap sekeliling, berharap menemukan salah satu pelayan di kerajaan itu hanya untuk menanyakan letak kamar sang kembaran.

Beruntung tak jauh dari tempat Ace berdiri, seorang pelayan nampak baru saja keluar dari salah satu ruanga. Dan selanjutnya Ace tidak perlu kembali mengeluarkan tenaga untuk menghampiri pelayan tersebut, karena nampaknya gadis berseragam itu sudah lebih dulu menghampirinya.

"Permisi, Tuan Muda Ace.. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita itu, membuat Ace sedikit meringis akan panggilan yang diberikan kepadanya. Hey! Hanya karena kembarannya ratu di kerajaan ini bukan berarti dirinya juga Tuan Muda kan? Bagaimana pun Ace tetaplah seorang bajak laut yang harusnya disegani.

"Dimana kamar Anne?" Tanpa perlu menyanggah panggilan yang sebelumnya diberikan sang pelayan, Ace memilih untuk bertanya. Tak apa bukan menanyakan kembarannya dengan nama Anne, bukannya Ratu Rea? Lagipula yang Ace dengar identitas Anne yang sebenarnya sudah menjadi rahasia umum di kerajaan ini.

"Kamar Ojou-sama berada di sebelah barat, Tuan... Pintu dengan ukiran yang berbeda dibanding pintu lainnya adalah kamar Ojou-sama. Perlu saya antar?" Pelayan itu kembali bertanya yang akhirnya mendapat penolakan dari Ace dan berpamit dengan sopan.

Ace kembali melangkahkan kakinya ke arah barat, menatap ke kanan dan kiri untuk menemukan pintu dengan ukiran berbeda yang akhirnya berhasil ia temukan. Pemuda itu menarik nafasnya sejenak sebelum mengetuk pintu di depannya dengan pelan. Berterima kasihlah pada Makino yang sudah mengajarinya berbagai hal sehingga pria yang dulunya hanya bocah serampangan kini memiliki sedikit etika dalam hidupnya.

"Masuk..." Sebuah suara serak nan parau ditangkap oleh indra pendengaran Ace dari balik pintu. Pemuda itu sedikit meringis ketika mendengarnya dan akhirnya membuka pintu di depannya.

Sedangkan di dalam kamar Anne nampak belum puas menangis. Gadis itu kini masih terduduk di tranjangnya sembari meringkuk, menyembunyikan wajahnya dibalik kakinya yang tertekuk. Kala suara ketukan terdengan Anne memutuskan untuk menghentikan tangisnya sejenak untuk menyuruh seseorang di luar sana masuk. Mungkin itu pelayan yang disuruh seseorang membawakan kompresan mata untuknya. Begitulah pikir Anne, tak mau repot-repot mengaktifkan hakinya hanya untuk mengecek.

Suara pintu yang terbuka dan tertutup dapat Anne dengar. Tak lama setelah itu suara langkah kaki terdengar mendekat kearahnya. Anne masih setia menghentikan tangisnya untuk menunggu orang itu keluar. Namun yang terjadi selanjutnya bukanlah dentingan barang yang diletakan di atas nakasnya, melainkan sebuah tangan yang terasa lebar mendarat di puncak kepalanya. Selanjutnya suara dari orang tersebut membuat Anne sedikit tersendat.

"Maaf karena sudah membentakmu dan mengatakn hal-hal yang jahat.." Ucap Ace, mengusap rambut sang kembaran. Yang diusap lantas mendongakan kepalanya untuk memperlihatkan bagaimana kacaunya dia dengan mata sembab, wajah memerah, dan air mata yang mengalir di masing-masing pipinya.

"Hiks... A-aceee... Ku kira kau akan membenciku.. huaa!!" Anne kembali menangis dan memeluk pemuda yang lahir beberapa menit setelahnya.

"Hiks.. M-maafkan aku.. Hiks... A-aku tak bermaksud mempermainkan kematian Thatch." Lagi, begitu mengucapkan hal itu Anne lagi-lagi menangis, membuat Ace pada akhirnya memilih untuk ikut terduduk diatas ranjang dan balas memeluknya.

"Tak apa... seharusnya akulah yang minta maaf. Maaf mengatakan hal jahat, tanpa mengetahui apapun tentangmu." Jawab Ace, sementara Anne masih betah menangis. 

Gol D. Anne : One PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang