2018
Mungkin,
sendirian adalah nama tengahku.Kusimpulkan sendiri karena pada kenyataannya, aku memang bukanlah magnet yang cukup menarik bagi tiap orang.
Terlebih lagi, rasanya begitu canggung bila harus berkumpul di tengah keramaian dan mulai bersuara, menceritakan satu dua hal, atau mencoba untuk memulai obrolan dengan banyak orang.Tidak ada yang pernah tertarik.
Mungkin satu dua orang.
Namun kurasa,
Lebih banyak yang bertanya-tanya siapa gerangan yang tengah bicara tak penting di tengah meja?
Kamu akan bosan, Ka ...
Kamu akan terjebak dalam hidup yang aneh kalau dekat-dekat denganku.
"Ka, soal yang makan bakso di Sudirman itu ...,"
"Lo mau pergi sekarang, Ca?"
Besoknya, setelah si sandal baik kembali pada tuannya, kamu tiba-tiba membalas pertengahan kataku dengan mata berbinar-binar.
Yah, itu tandanya kamu sungguhan baca pesanku yang memalukan itu kan?
Aku merah sekali.
Kalau kamu pernah lihat tomat matang yang benar-benar matang sampai matamu seolah tersangkut saat melihatnya di antara tumpukan tomat lain, aku kini semerah itu.
"Kamu ... laper banget ya, Ka?"
"Nggak sih, gue ... bosen? Di luar juga nggak mendung, langitnya cerah banget. Lo beneran mau di rumah aja?"
Kalau hari ini kita benar-benar pergi bersama dan sama-sama merasa senang,
Itu berarti kamu orang pertama yang berhasil menyangkal,
Soal aku, dan sendirian yang menjadi nama tengahku.
A. Swastamitha
KAMU SEDANG MEMBACA
+ [1001] thousand and one .
Teen Fiction❝di hari ke seribu satu, kamu sudah resmi menjadi siapa-siapa bagiku❞ ㅡAeleasha Swastamitha ---------------------------------------------- Ini adalah sedikit catatan sejak hari ke seribu satu, barangkali kamu ingin baca [ bahasa | diary ver ] ©202...