Bruukkkk.....
"Gwenchana" ucap lembut wanita 50 th ditenggah gerimis.
Pemuda 17 th itu tetap merunduk dalam diamnya, terlihat sebuah tas usang bertenger dipundak remaja itu.
"Halmoni" teriak dua orang remaja putri disebarang jalan dengan payung kuning di tanggan salah seorangnya mata mereka berkaca..
"Halmoni, ayah dan ibu akan bercerai, kami harus bagaimana ".. cerita salah seorang dari mereka.
"Halmoni, bujuk lah mereka agar tidak berpisah" papar nya lagi
"Dalmi ya, berhenti menagis, tidak akan terjadi apa apa" ucap wanita satu lagi yang nampak 2th lebih tua dari gadis bernama dalmi
"Uniiie, apa kau akan ikut .ibu" tangis dalmi lagi
"Itu belum terjadi, jangan berasumsi lagi" ujar injae
"Benar kata Injae Dalmi a, ini belum terjadi jangan difikirkan, ayo kita pulang kalian akan sakit jika terkena hujan lebih lama" ucap wanita paruh bara tersebut
Remaja pria 17th itu ternyata mendengar percakapan mereka sambil tersenyum getir, sambil melempar papan hadiah 100 won ditangganya yang tanpa ia sadari terlihat oleh dalmi dan nenek..
SMA JB Internasional School
Seorang remaja pria 17th itu terlelap di sudut kelas dengan baju basahnya, didekapnya sebuah buku kalkulus tebal sebagai alas tidurnya.
"HAN JI PYEONG..... Irrona" bentak seseorang berseragam kemanan
"AHHH Ajjushi" kata remaja itu sambil mengumpulkan energi
"Apa kau akan menginap di ruang kelas lagi, bagaiaman dengan tempat tinggal mu, bukan kah pihak sposor panti asuhan memberikan uang saku untuk menyewa ruang studio"cerocos pria itu sambil memberikan kotak makan berisi sushie dan sekaleng susu pisang..
"Ada tugas yang ingin aku selesaikan, aku tinggal beberapa jam lagi dan akan pergi" ucap Ji Pyeong
"Jika kau mau kau bisa tinggal di ruangan ku malam ini" saran kepala kemanan
"Ania, aku hanya menyelesaikan ini 1 jam dan akan pergi" kekeh Ji Pyeong
"Harusnya kau trima tawaran JB untuk masuk ke tim perekrutan JSS" cerocos pria itu meninggalkan Ji Pyeong
Ji Pyeong mengengam kertas buku kalkulus dengan kasar, mengigat tawaran JSS untuk menjadi penjaga putri pemilik JB dengan syarat Ji Pyeong harus berhenti bersekolah dan berhubungan dengan semua orang yang ia kenal.
Walau itu sangat mudah dilakukan Ji Pyeong 17 th itu, namun gengsi dan keyakinan Ji Pyong tentang kesuksesan nya sangat kuat, ditambahlagi saat otu Ji Pyong baru mendapat hadiah 100 Jt won dari lomba investasi yang ia kira uang, namun ternyata hanya selembar papan bertuliskan 100 Jt Won.
Ji pyong berjalan meninggalkan araea sekolah dan kembali kejalan di depan tempat cord dong yang ia datangi sore hari, ia inggat disana ada sebuah rumah burung di pohon berisikan kunci dari tempat cord dong tersebut.
Ji Pyong berniat menggambil kunci tersebut namun logika dan hatinya menghentikannya berkali kali ia berputar di deoan rumah burung itu, namun akhirnha ia melihat celah diantara tempat cord dog dan kedai kopi yang bisa ia gunakan untuk istrahat tidur..
Dirumah Nenek Dalmi,
Dalmi masih menagis sedangkan In jae dengan sabarnya masih memeluk sang adik..
"Andwegetta, nenek akan kerumah orang tua kalian dan memastikanya" ucap nenek
"Apa yang perlu dipastikan mereka jelas berpisah, ini karena ayah berhutang dengan rentenir" ucap Dalmi lantang yang coba dihentikan In Jae
"Ooo apa ini karna uang" tanya nenek
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Dream 'Sand Box'
General FictionHan Ji Pyeong Tak selamanya mimpi mu dibangun dengan bingkain kata kata indah. Kim Yoo Na / Lee Ji So Percayalah hanya dirimu tak akan adalah pilahan yang salah atau benar turuti kata hati mu dan melangkah lah. Setiap ketelusan akan menunjukan hal...