Pagi ini di kediaman keluarga Charuuchandra, atau lebih tepatnya keluarga kecil Charuuchandra, terlihat sang ibu rumah tangga atau sang ratu tengah berkutat dengan peralatan dapurnya di temani oleh 2 maid yang membantu khusus di bagian dapur. Wanita cantik itu nampak sangat asyik, sampai-sampai ia tak menyadari jika sang kepala suku atau suaminya tengah berjalan menghampirinya.
"Sayang," bisik sang suami pelan seraya memeluk pinggang ramping si cantik dari belakang.
"Udah bangun ternyata kamu mas, padahal mau aku bangunin bentar lagi," ucap si cantik.
Sang suami yang tampan nan gagah itu, atau panggil saja dia Rainer hanya mengangguk manja sembari mengecupi leher istrinya membuat kegiatan masak sang istri terganggu.
"Mas diem ih! Liat ga aku lagi apa? Ini lagi masak makanan buat Skala, kalau sampe gosong Skala pasti ga mau makan lho," si cantik atau panggil saja dia Freya berusaha melepaskan pelukan Rainer yang malah makin erat.
"Ih kan akunya masih kangen yang,"
"Ck, kangen apanya semalem juga tidur bareng 'kan? Kamu peluk aku semaleman masa masih kangen,"
"Hehehe tetep kangen sama kamu mah cantik," ucap Rainer membuat kedua pipi Freya merona.
"Cie salting nih si cantik," goda Rainer.
"Mas diem!"
"Sumpah kamu lucu deh kalau lagi salting gitu yang,"
"Udah deh diem, kamu mau aku gebuk?!"
Rainer terkekeh pelan lalu melepaskan pelukannya, tak lupa ia mengecup pipi sang istri.
"I Love you yang," ujar Rainer.
"Hm," sahut Freya.
"Ih kamu ga love aku juga?!" seru Rainer heboh.
"Iya,"
"Iya apa?! Bales atuh!"
"Kamu kaya anak kecil banget sih mas, ga malu di liatin sama bibi? Udah bapak anak 1 juga tapi kelakuan masih kaya bocil," ucap Freya membuat bibir Rainer mengerucut lucu.
"Ih tapi kan aku sayang Freya?!!!!!!"
Freya menghela nafas pelan lalu, "iya iya sayang, i love u more," pasrahnya membuat Rainer langsung tersenyum lebar.
"Yaudah sana, mending sekarang kamu bangunin Skala. Udah mau jam 6," titah Freya pada sang suami.
"Masih jam 6 yang, ga usah di bangunin biar adek tidur aja," sahut Rainer yang kini sudah mendudukan tubuhnya di kursi pantry.
"Kamu lupa, mas? Hari ini kan hari pertama adek masuk Junior High School?"
"Ha? Emang iya?" Rainer melongo seketika menbuat Freya seketik mendelik malas.
"Iya! Anak kita udah SMP lho sekarang,"
"Tapi dimata aku adek tetep masih bayi umur 5 tahun yang," sedih Rainer.
"Malah melow, nanti aja melow nya mas. Cepet bangunin adek! Kamu mau anak kita terlambat terus nanti dapet hukuman dari kakak-kakak osisnya?"
"Siapa yang berani hukum Skala?! Gue tandain satu-satu anj—"
"Rainer Bayanaka Charuuchandra!" jika sudah memanggil nama lengkap sang suami itu tandanya Freya sedang mode serius.
"Hehe iya sayang iya aku bangunin adek dulu,"
Akhirnya Rainer pun beranjak dari duduknya dan berlari ngacir menuju kamar sang anak yang berada di lantai 2 membuat Freya yang melihat itupun terkekeh pelan.
