• Rumah sakit

2.6K 221 14
                                    

Seperti pagi biasanya, sang ibunda Ratu sudah bangun terlebih dahulu dari sang suami dan buah hatinya. Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 08.00 pagi, si Unda cantik tengah berkutat dengan peralatan dapurnya. Sedangkan si aya Tampan terlihat masih tertidur nyenyak sembari memeluk tubuh kecil sang anak. Ohiya, semalam Skala kembali demam namun kali ini diiringi dengan sesak nafas lantaran penyakit asma nya kambuh, karena itu lah Rainer dan Freya memutuskan agar sang anak tidur bersama mereka di kamar utama.

Matahari yang sudah naik ke permukaan membuat cahayanya masuk kedalam kamar melalui celah pintu balkon yang memang terbuat full dari kaca. Perlahan namun pasti, kedua netra Rainer mulai terbuka.

"Eung, jam berapa nih?" gumamnya seraya mengucek matanya pelan lalu melihat pada jam digital berukuran besar yang ada di dinding atas tv.

"Udah jam 8 ternyata," Rainer lalu memperhatikan sang anak yang masih tertidur lelap dengan selang oksigen yang bertengger di hidung mancungnya yang membuat Rainer menatapnya sendu dan pasti hatinya selalu diselimuti rasa bersalah karena asma yang dimilki sang anak adalah turunan darinya, ya Rainer juga mengidap asma. Namun si tampan dapat bernafas lega kala melihat dada sang anak kini sudah naik turun teratur.

"Sayangnya Rainer, cepet sembuh ya ayang, aku sedih kalau adek sakit gini," ucap Rainer pelan seraya mencium pipi mochi sang anak. Dan hal itu membuat Skala pun terusik dari tidurnya.

"Eung~" perlahan kedua netra foxy tersebut terbuka.

"Selamat pagi kesayangan Rainer dan Freya," sapa Rainer dengan senyum kotaknya membuat hati Skala yang baru terbangun dari tidurnya pun menghangat.

"Pagi aya jelek," balas Skala seadanya.

"Idih sembarangan kamu, aya ganteng tau!"

"Aku ganteng, kamu jelek wlee,"

"Iya lah anak Rainer sama Freya gitu loh, pasti ganteng, lucu, imut pokoknya mah paket komplit," seru Rainer.

Skala hanya terkekeh pelan, lalu bangun dari tidurnya.

"Aya lepas," ucap Skala seraya menunjuk selang oksigen pada hidungnya.

"Adek udah ga sesek?" tanya Rainer yang di gelengi pelan oleh sang anak.

Lantas Rainer pun membuka selang oksigen itu dengan perlahan.

"Coba Inhale, Exhale.." titah Rainer yang langsung diikuti sang anak.

"Good job,"

"Aya sekarang jam berapa?" tanya Skala.

"Jam 8, kenapa emangnya?" mendengar jawaban sang ayah sontak kedua netra Skala membukat seketika.

"Ih aya kok ga bangunin Skala dari tadi?! Ini Skala udah telat sekolahnya gimanaaaaa," heboh Skala.

"Hei adek tenang, kan adek lagi sakit jadi hari ga sekolah dulu ya? Aya juga ga kerja," ucap Rainer.

"Skala ga sakit aya! Ini udah sembuh, udah ga panas lagi, Skala mau sekolah!" sahut Skala.

"Hari ini jangan dulu sekolah ya sayang, adeknya lagi ga enak badan, abis itu nanti siang kan kita harus ke rumah sakit ada jadwal check up rutin, adek juga harus tranfusi," jelas Rainer.

"Ga mau! Skala maunya sekolah aya bukan ke rumah sakit! Pokoknya Skala ga mau!"

Setelah mengucapkan hal itu Skala turun dari ranjang lalu berlari keluar dari kamar membuat Rainer memekik heboh.

"YA TUHAN ADEK JANGAN LARI-LARI!"

Segera Rainer turun dari ranjang lalu berlari untuk menyusul sang anak. Apa yang Rainer lakukan itu bukan berlebihan tetapi Skala itu memang ceroboh.

A Little Sunshine✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang