• Kembali sekolah

1.6K 179 14
                                    

Pagi ini di kediaman keluarga kecil Charuuchandra terlihat Skala yang terburu-buru jalan menuju ruang makan, bahkan anak menggemaskan itu sedikit berlari. Rainer yang melihat itu pun sontak memberi peringatan lewat tatapan matanya agar sang anak tidak berlari, namun Skala menanggapinya dengan tersenyum lebar nan menggemaskan.

"Adek, jangan lari-lari ah," ucap Rainer saat sang anak sudah berada di dekatnya dan langsung saja ia membawa tubuh sang anak agar duduk di pangkuannya.

"Biar cepet ih ayaaaaa!" sahut sang anak.

Rainer yang gemas pun lalu menciumi pipi chubby sang anak bahkan sampai mencium ke area leher Skala.

"Aya ih udah, Skala geli aya," Skala mencoba menjauhkan pipinya dari jangkauan sang ayah, karena geli dengan kumis dan janggut tipis ayahnya.

"Ga bisa! Anak Rainer sama Freya gemes banget!" setelah mengucapkan hal itu Rainer kembali menciumi pipi sang anak.

"BUNAAAAAAA!" tak ada lagi yang bisa di lakukan oleh Skala selain meneriaki sang bunda.

Dan benar saja, tak lama sang bunda pun datang dengan membawa segelas susu dan secangkir kopi di tangannya.

"Mas," tegur Freya seraya menyimpan segelas susu dan secangkir kopi itu di atas meja makan.

"Hehe," cengir Rainer seraya mengusap area pipi sang anak dengan lembut.

"Aya nyebelin ah! Skala mau sama buna!" Skala beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju sang bunda dan langsung memeluk tubuh bunda cantik.

"Bunaaa cantik, aya jelek! Wleeee," ujar Skala tak lupa seraya menjulurkan lidahnya pada sang ayah.

"Skala tampan, gemes, imut, lucu, kesayangan bunaaaaa," seru Freya seraya memeluk tubuh sang anak dengan penuh sayang. Ah iya, tak lupa Freya juga mengecupi seluruh area wajah sang anak mulai dari kening, kedua mata, pipi, hidung dan terakhir kecupannya berakhir di bibir Skala.

"Anak buna ganteng banget pake seragam SMP, udah siap sekolah hari ini?" tanya Freya seraya menangkub pipi chubby sang anak.

"Siap buna! Skala udah siap kembali ke sekolah!" jawab Skala penuh semangat, tak lupa dengan senyum lebarnya.

Rainer yang sedari tadi hanya memperhatikan dalam diam interaksi antara sang istri dan sang anak pun tersenyum penuh kehangatan. Dan setelah itu, ia pun kembali pada kegiatan sebelum anaknya datang yaitu menge-cek jadwal kerjanya hari ini pada iPad miliknya.

"Yaudah sekarang adek sarapan dulu, abis itu berangkat sekolah di anter aya sekalian aya ke kantor hari ini," ucap si cantik.

"Buna ga ikut anter Skala juga?" tanya Skala seraya mengerjap lucu.

"Ga dulu ya sayang, hari ini adek di anter nya sama aya aja gapapa 'kan? Soalnya bunaa masih ada kerjaan yang belum buna selesain," jawab Freya.

"Um! Gapapa buna, buna selesain dulu aja pekerjaannya, lagi pula sekarang Skala udah SMP udah gede tau bun, jadi ga perlu di antar jemput lagi, kalau perlu Skala bawa motor sendiri," oceh Skala dengan polosnya.

"Heh mana ada kamu bawa motor sendiri! Kamu itu masih bocil, naik sepeda aja masih suka jatoh, ini soksok an mau bawa motor, mana kakinya belum nyampe lagi soalnya kamu kecil," timpal Rainer.

"Ih apaan orang aku udah gede bukan anak kecil lagi! Kamu stop dong panggil aku bocil!" Skala tak mau kalah.

"Emang kamu itu bocil, selamanya akan tetap jadi bocil aku!" sama saja Rainer juga tak mau kalah.

Skala menatap nyalang pada sang ayah, namun entah kenapa tatapan itu malah terlihat lucu dan menggemaskan bagi Rainer.

"Apa? Ga seneng?" tantang Rainer.

A Little Sunshine✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang