Rainer melangkahkan tungkainya memasuki rumah saat waktu sudah menunjukan pukul 03.00 sore. Si cantik Freya pun tentu saja menyambut kedatangan suami yang baru saja pulang bekerja.
"I'm homeeeeeeeee," seru Rainer semangat.
"Welcome home Rain," sambut Freya seraya memberikan pelukan hangatnya.
"Uh kangen banget ayang," Rainer memeluk tubuh sang istri dengan erat seraya melayangkan ciuman berkali-kali di pipi chubby istirnya.
"Lebay ih, ga ketemunya baru beberapa jam udah kangen aja,"
"Ayang kan ngangenin, makanya aku selalu kangen kalau jauh dari ayang," ucapan Rainer berhasil membuat kedua pipi Freya memanas.
"Gombal terus! Alay iwh,"
"Itu tuh fakta bukan gombalan yang!"
"Udah diem ah," Freya perlahan melepaskan pelukan suaminya, lalu membuka jas yang membalut tubuh Rainer.
"Mau langsung mandi? Atau mau makan dulu, atau mau apa biar aku siapin," tanya Freya.
Rainer tak langsung menjawab, ia malah mengecup lembut bibir sang istri.
"Tanya nya satu-satu sayang," jawab Rainer seraya mengusap surai sang istri dengan lembut.
"Yaudah sih tinggal jawab aja Rain,"
"Hahahaha aku mau langsung mandi aja, ohiya yaang aku mau minta izin nih,"
"Izin? Kemana?" tanya Freya dengan kedua alisnya yang mengernyit heran.
"Mau main futsal bareng anak-anak hehe, boleh?" jawab Rainer dengan senyum kotaknya meminta persetujuan sang istri.
"Dimana? Dan siapa aja? Ada cewenya ga?"
Perlahan Rainer dan Freya pun berjalan menuju sofa ruang tamu, dan mendudukan tubuh mereka sejenak disana.
"Di tempat futsal biasa sayang, itu lho yang dulu pas SMA aku sering main futsal disana. Biaslah bareng alumni SMA kita, ada Juan sama Keenan juga kok. Cieee mulai posesif nya, ga ada kok yaaang cuma cowok-cowok aja ya itupun kalau mereka ga bawa istri. Oh atau kamu mau ikut?" papar Rainer panjang lebar.
"Dih apaan, siapa juga yang posesif orang cuma nanya," Freya mendelik malas, padahal dalam lubuk hatinya ia tak rela jika nanti saat futsal ada perempuan lain yang melihat suaminya.
"Yaudah kamu ikut aja gimana? Lagian anak-anak alumni SMA kita juga kan udah tau kamu Ya,"
"Kalau aku ikut, terus adek gimana? Mau di bawa juga? Itu mah namanya acara keluarga bukan main futsal Rain,"
"Iya juga sih wkwkwk, jadi gimana? Boleh ga, sayang?"
"Aku sih boleh boleh aja, gatau tuh adek bakal ngizinin atau ga,"
"Okaaay! Eh iya btw bocil aku kemana? Kok ga nampak biasanya langsung heboh minta gendong," Rainer menanyakan keberadaan sang anak yang belum terlihat presensi nya sejak ia datang tadi.
"Adek ada di kamar kita, lagi pake nebulizer Rain," jawab Freya.
"Lho, kok malah di tinggal?" heran Rain, karena ia maupun Freya tak pernah meninggalkan sang anak disaat anak menggemaskannya sedang menggunakan nebulizer.
"Nggak di tinggal, tadi aku temenin terus kok. Terus ga lama denger suara mobil kamu yaudah aku ke bawah dulu dong nyambut suami aku," jelas Freya.
"Ih gemes banget, yaudah aku mau nyamperin bocil aku dulu!" Rainer beranjak dari duduknya diikuti oleh Freya.
"Mau kopi ga? Atau teh? Nanti aku bikinin," tawar Freya.
"Boleh yaang, latte yaaa!"
"Iyaa nanti aku bikinin,"