Bagian 12 - Arya Sakit

3 1 0
                                    

Arya absen hari ini, ia sudah tidak masuk selama tiga hari. Chiko dan Vera mengkhawatirkannya. Karena sudah absen tanpa alasan selama tiga hari, mereka memutuskan untuk menjenguknya.

"Jadi Ketua kelas belum menjenguknya? Kalian kan tetanggaan." kata Vera.

"Rumahnya selalu tertutup, jadi aku tidak punya pilihan." balas Chiko.

Akhirnya, Chiko dan Vera akan menjenguknya setelah pulang sekolah.

Setelah sampai di rumah Arya, Chiko pun mengetuk pintunya, tetapi tidak ada jawaban. Beberapa menit kemudian, pintu rumahnya terbuka. Terlihat seorang gadis remaja yang terlihat seumuran dengan mereka.

"Siapa kalian?" tanya gadis itu.

"Kami berdua temannya Arya, dia sudah tiga hari absen, jadi kami ingin tahu apa yang terjadi padanya." jelas Chiko.

"Oh, kalian pasti Chiko dan si 'nona lesu' itu kan? Eh, siapa namamu?" gadis itu memandang Vera.

"Namaku Vera. Kalau kamu?"

"Namaku Adara, aku teman SD-nya Arya."

Adara mempersilahkan Chiko dan Vera masuk. Di dalam, rumahnya sangat besar dan luas.

"Dimana Arya?" tanya Chiko.

"Dia sedang di kamarnya, dia absen selama tiga hari ini karena pilek." jawab Adara.

Adara melanjutkan, "Aku disuruh oleh orang tuanya untuk menjaganya selama mereka bekerja. Sekarang kebetulan sekolahku sedang libur."

"Lalu kenapa dia tidak mengirim surat izin? Padahal aku tetangganya. Dia bisa minta titipkan padaku." kata Chiko.

"Benar, kalau tidak ada keterangan, nanti dia yang susah." tambah Vera.

"Entahlah, aku sudah tanya apa dia sudah minta izin, tapi dia bilang biarkan saja. Arya memang aneh. Dari kami masih SD, Arya memang begitu." kata Adara.

"Baiklah, Adara, bisa kami melihatnya?"

Adara menunjuk ke arah tangga, "Tentu, naik saja ke tangga itu. Kamarnya ada disamping kanan."

Chiko dan Vera pun menurutinya, mereka menaiki anak tangga itu satu-persatu dan sampailah di depan kamar Arya.

Chiko mengetuk pintunya dengan pelan, "Arya, ini Chiko. Kami boleh masuk?"

Dari dalam terdengar suara "Boleh, buka saja, Chiko. Pintunya tidak dikunci."

Chiko pun membuka pintunya, terlihat Arya yang kurang sehat.

"Kenapa kau tidak menulis surat izin, Arya? Kondisimu benar-benar buruk." Chiko melihat termometer yang di pegang Arya.

"Aku tidak bisa menulis surat..." Arya menggaruk kepalanya.

"Padahal kau tinggal menelponku. Aku bisa membuatkannya. Apalagi kita tetanggaan." kata Chiko.

"Oh iya, ini. Aku dan Vera membawakannya untukmu." Chiko menyerahkan bingkisan yang mereka beli sebelum menjenguk Arya.

"Nona lesu itu juga datang?"

"Tentu saja. Kenapa bertanya begitu?!" Vera muncul di belakang Chiko.

"Maaf karena aku tidak menjengukmu sebelumnya, Arya. Aku sangat sibuk sampai tidak bisa memeriksa teman dan tetanggaku sendiri." ujar Chiko.

"Menjadi ketua kelas memang merepotkan ya? Aku tidak menyalahkanmu, Chiko." balas Arya.

"Ini, aku bawakan catatan dari pelajaran yang tidak kau masuki." Vera menyerahkan catatannya.

"Kau masih saja memikirkan pelajaranku." kata Arya.

"Tentu saja lah! Susah payah aku ajari, kau yang seharusnya lebih banyak belajar." Vera menimpali.

Aku kira Arya tidak masuk gara-gara perkataanku beberapa hari yang lalu. Untunglah mereka masih bisa berbicara seperti biasa. Batin Chiko.

Can I Protect That Smile?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang