"I knew a man who was desperate thoughts of times in front of a world greater than him, yet never gave up."
--Kim Dokja--
◼◼◼
"Sooyoung-ah? Apa Kim Dokja di sini setelah jam istirahat?"
"Iya, baru saja dia tertidur lagi setelah memakan makanannya." Sooyoung yang sedang membuang sampah di luar perpustakaan menyapa wanita berambut cokelat kepirangan yang ingin menghampiri ruangan penuh buku itu. Dia bertanya begitu Sangah menyinggung nama Kim Dokja yang sedang berada di dalam perpustakaan. "Ada apa?"
"Wali kelas memintaku memberikan tugas kepada Kim Dokja sebagai ganti dia tidak menghadiri jam pelajaran." Sangah menunjukkan beberapa kertas lembar tugas siswa yang sudah ditandai beberapa poin, Han Sooyoung sendiri sampai meringis melihat beberapa pertanyaan di halaman paling depan. "Wali kelas meminta tugas ini harus selesai esok hari."
"Ah, kamu ingin memberikannya langsung atau menitipkan padaku? Aku akan kembali ke dalam." tawar Sooyoung.
"Eh, kamu tidak mengikuti jam pelajaran, Sooyoung-ah?"
"Tidak ada jam pelajaran di kelasku hingga pulang nanti. Aku menemani Kim Dokja, jika tidak ada yang menemaninya bisa-bisa dia menginap di sekolah."
"Kalau begitu, aku minta tolong sampaikan tugas ini. Jam pelajaran di kelasku belum selesai, tapi aku sudah dimintai tolong." Sangah menyerahkan lembaran itu dan tersenyum sungkan.
"Baiklah, terima kasih sudah menyampaikan tugas ini, Sangah." Han Sooyoung merogoh saku seragamnya dan menyerahkan beberapa permen kecil kepada Yoo Sangah. "Ini, bersemangatlah. Wajahmu terlihat lelah."
"Terima kasih Sooyoung-ah. Aku langsung kembali ke kelas. Sampai nanti."
"Sampai nanti."
Sangah mengangguk kemudian berlalu meninggalkan Han Sooyoung. Tak berapa lama muncul lagi seorang gadis bersurai putih. Lee Seolhwa yang biasanya pergi ke perpustakaan saat jam pelajaran terakhir untuk mengembalikan beberapa buku yang sering dia pinjam menyapanya.
"Oh, Sooyoung-ssi."
Sooyoung tersenyum, menyapa balik teman sekelasnya itu. "Aku kira kamu akan mengunjungi perpustakaan saat istirahat."
"Aku belum menyelesaikan laporan UKS jadi aku menyelesaikannya dengan cepat, baru sekarang aku bisa mengembalikan buku-buku ini."
Sooyoung membantu membukakan pintu perpustakaan untuk Seolhwa, keduanya mendekati meja pengembalian buku dan menuliskan namanya di buku laporan.
Sistem peminjaman dan pengembalian buku dilakukan mandiri oleh siswa. Ada 2 buku laporan yang terletak di meja, buku laporan peminjaman dan pengembalian, lalu buku laporan kunjungan ke perpustakaan.
Untuk menghindari menghilangnya beberapa buku, petugas piket biasanya diambil dari relawan setiap kelas ditemani petugas perpustakaan. Namun hari ini, perpustakaan benar-benar tidak ada yang menjaga.
"Aku akan kembali ke kelas," kata Lee Seolhwa setelah menyatat namanya di buku pengembalian.
"Eh? Tidak meminjam buku lagi?"
Seolhwa menggeleng, dia meletakkan buku pinjamannya ke troli. "Untuk beberapa hari aku akan disibukkan dengan les tambahan. Makanya, aku akan fokus mengerjakan tugas sekolah sekarang. Mungkin aku akan jarang mengunjungi perpustakaan, berhenti membaca beberapa buku sejenak."
"Katakan saja padaku jika ingin meminjam buku, akan aku pinjamkan atas namamu." Sooyoung menawarkan bantuannya. "Kamu selalu memegang buku ke manapun, bukannya akan terasa aneh tidak memegang buku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite Our Story : If The Scenario Never Existed
Fanfic⸢ Another Universe of Omniscient Reader Viewpoint ⸥ *** Han Sooyoung selalu percaya ada garis dunia lain di mana 'mereka' hidup bahagia tanpa adanya neraka skenario yang dialaminya. Setidaknya ada satu garis dunia di mana 'mereka' benar-benar mengal...