Chapter 8

2.2K 298 126
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, entah ini karena y/n yang tegang jadi ngerasa sekolah pulang lebih awal, atau memang benar ini sudah jam pulang?

Y/n tidak tau lagi mana yang benar atau halusinasi. Tadi siang ketika dirinya mengajak Kazutora buat menemaninya ke mall untuk membeli sesuatu walaupun itu hanyalah alasan, sebuah hal yang tidak direncanakan dua orang mendatangi nya dan 'memaksa' untuk ikut bersamanya.

Ngehadapin satu orang aja y/n udh lelah, ini ditambah dua orang lagi dengan sifat yang nyentrik.

Takdir suka melihat dirinya menderita :')

Y/n menguap ngantuk, kantung matanya semakin hitam karena berusaha untuk tidak tertidur saat itu juga. Padahal sepulang sekolah dia ingin langsung tidur, tapi harus ditahan demi rencana nya yang ngalor ngidul.

Baji teman sebangkunya, yang melihat y/n 2X lebih suram+capek dari biasanya, menatap kasihan.

'Dia seperti habis melewati cobaan hidup sebagai mamang cilok...' Batin baji. Karena melas, Lelaki itu mencoba berpikir bagaimana cara untuk mengurangi kesuramannya walau sedikit.

Lalu sebuah ide melintas di otak yakisoba nya. Tangannya merogoh sesuatu di balik saku celana.

Y/n Mendesah kasar, tapi kemudian ia merasakan tepukan di pundak nya, bertanya tanya siapa yang melakukan itu, dirinya menoleh. Sedikit terkejut, ketika melihat bungkusan berbentuk bulat yang berwarna merah berada tepat di depan wajahnya.

Y/n bersweatdrop, melirik baji meminta penjelasan terhadap aksinya. Lelaki surai hitam itu tersenyum menampilkan gigi-gigi nya yang rapih dan putih bersinar langganan sikat gigi arang.

"Kau terlihat sedang badmood, jadi aku memberimu permen!" Ucap Baji, masih mempertahankan senyumannya yang manis.

Y/n menatap baji terhura dengan air mata buaya yang sudah membasahi pipinya. Tidak ia sangka teman nya bisa perhatian juga, biasanya di otaknya hanya ada peyoung yakisoba dan Ayura.

Mengelap air mata menggunakan sepon yang muncul secara random. Jari y/n mengambil permen yang berada di tangan baji.

Membuka bingkisan merah itu, y/n mengambil permennya dan dimasukkan ke mulut.

'Rasa nasi padang' batin y/n. Sangat jauh dengan ekspetasi nya yang mengira ini rasa strawberry karna warna bungkusannya.

Y/n bertanya-tanya darimana baji dapat permen ini? Habis Melakukan barter tempe illegal dengan ibu kantin kah? Tapi mau bagaimana pun y/n tetap bersyukur.

Baji tersenyum lebar ketika melihat Si pemilik netra E/c tersenyum tipis. Tapi aksi setelahnya yang dibuat oleh perempuan itu membuat baji terkejut.

Pupilnya mengecil merasakan elusan lembut di rambut dengan kekehan kecil yang masuk ke indra pendengarannya.

Hari itu, baji baru pertama kali melihat sisi y/n yang berbeda dari biasanya. Aura suram yang sering mengelilinginya menghilang dibawah sinar matahari yang masuk dari sela jendela. Ekspresinya yang tidak pernah tersenyum dan selalu mengantuk tergantikan dengan seringaian indah yang terlukis diwajahnya. Tertawa lembut sambil mengusap surainya.

"Aku tidak tau kau bisa semanis ini, Baji-san... Terima kasih." Ucap y/n, walaupun permennya rasa nasi padang tapi tetap enak. Meski ada rasa pedesnya sedikit, Paling seburuk-buruknya besok pagi dia sembelit.

Melirik jam di tembok, y/n segera berdiri dan mengambil tasnya yang diselipkan kepundak.

"Aku ada acara hari ini, jadi aku duluan baji-san." Kata y/n. lalu ia pun berjoging keluar kelas untuk pulang. Tidak lupa mengucapkan 'sampai bertemu lagi' kepada baji.

〘 Nobody 〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang