Chapter 6

2.3K 312 118
                                    

[Lokasi: ruang kelas]

Pelajaran Jam kedua

Sekarang pelajaran Biologi, belajar mengenai asal usul membuat anak.

Y/n menatap ngeri ketika sang guru menjelaskan bagaimana cara anak terbuat. Gak papa kalo hanya menjelaskan materi nya saja. Tapi ini... Hah, sudahlah. Sepertinya sang guru terlalu banyak menonton kucingpoi, atau aplikasi biru. Pasti app cuaca nya juga ada dua.

Sebenarnya itu bukan yang jadi permasalahan utama, y/n saat ini sedang migraine. Kenapa? Ini semua karena kejadian setelah di karaoke.

Ketika sanzu mendadak mengatakan bahwa dia tertarik kepada y/n. Diri nya hanya menganggap itu hanya candaan yang tidak masuk akal.

Atmosfer menjadi awkward saat sanzu melontarkan dengan jujur yang ia katakan.

Lalu, kalian tau apa yang y/n alami beberapa hari setelah kejadian itu?

.

Pertama, ketika y/n sedang jalan dengan damai di lorong hall, ayura tidak ada disampingnya adalah sebuah berkah.

Suasana hati nya yang sedang baik, diruntuhkan saat seseorang dengan suara yang ia kenal memanggilnya.

Y/n menoleh, tebakan nya benar. Lelaki yang semalem membuat adrenalinnya naik turun seperti roller coaster berada dihadapannya.

"Pa-pagi, sanzu-san..." Lirih y/n, tatapannya teralih dari manik cyan sanzu.

Sanzu berjalan kearah nya, y/n berkeringat gugup.

Mendekati wajahnya ke y/n, walaupun dia harus jinjit, tapi itu bukan masalah. Otomatis y/n juga memundurkan tubuhnya agar tidak terlihat ambigu dengan jarak mereka.

"Kau mau kemana?" Tanya sanzu, bibirnya tersenyum dengan mata yang terlihat santai.

Y/n bersweatdrop, tangannya gemetar terangkat didepan dada, seperti ingin menyerahkan diri ke bapak kambe.

" ha-hanya ingin keliling saja, a-aku tidak tau harus melakukan apa jadi mengelilingi sekolah bukan ide yang buruk." Ucap y/n, masih tidak berani menatap netra lelaki bersurai pink itu.

Sanzu berdehem, dirinya memperhatikan ekspresi y/n dari tadi. Ide jahil terpikir oleh sanzu, dia kembali menyeringai. Wajahnya mendekat ke telinga y/n.

〘 Nobody 〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang