PS - 6 - Keluarga Besar Graha I

2.8K 17 0
                                    

Arifin 18 tahun -

Author PoV,

Derian sudah bersiap dengan mobilnya untuk mengantarkan Arifin pergi ke kota. Perjalanan mereka tempuh dengan cepat, hingga tak terasa kini Arifin sudah terkejut dengan hingar bingar keadaan kota yang sangat berbeda dengan desanya. Setelahnya, Arifin meminta Derian untuk mengantarkannya pada sebuah alamat yang sebelumnya telah ia siapkan dari Bapak sebagai tujuan Arifin untuk menimba pengalaman di kota.

Alamat yang dituju ini merupakan teman lama Bapak yang sudah cukup sukses hidup di kota. Derian langsung saja pergi meninggalkan Arifin di depan rumah ketika sang pemilik rumah sudah membukakan pintu. Tak lupa, Derian juga berpesan untuk sering-sering bermain kembali ke pasar di pinggiran kota untuk bertemu dengan dirinya, juga dengan Jati dan teman-teman lain disana yang pernah mendapatkan kepuasan dari Arifin.

Dipersilahkan masuk dan duduk Arifin di rumah milik teman Bapak ini yang rupanya adalah mantan dari pelanggan setia Bapak. Namanya pak Graha, umurnya sedikit lebih tua dari Bapak. Penampilannya cukup necis, rapi, dan bersih karena pekerjaannya yang masih berkutat pada bidang pemerintahaan. Arifin melihat sosok pak Graha ini biasa saja, tak ada yang spesial dari beliau. Namun, satu hal yang Arifin tahu pasti adalah, pak Graha kemungkinan besar adalah seorang yang dulunya menjadi pecandu pijat sekaligus bermain sex dengan Bapaknya sendiri. Tatapan mata tak dapat dibohongi, berkali-kali sudah, sejak awal mereka bertemu hingga sekarang mereka berada di ruang keluarga bercengkrama, lirikan mata pak Graha selalu saja menatap tajam ke arah Arifin, mulai dari ujung kepala hingga kaki.

"Bener-bener jiplakan Memet ya kamu Rif. Sama persis kamu dengan dia pas Memet masih seusia mu." Kata pak Graha sambil tertawa.

Arifin hanya membalas dengan senyuman kecil. Untuk sementara, pak Graha bersikeras untuk menampung Arifin di rumahnya. Sedikit cerita tentang pak Graha. Beliau sendiri sudah menikah dan memiliki 3 orang anak yang mana semuanya perempuan. Usia anak tertuanya berumur 17 tahun, hanya beda 1 tahun dengan usia Arifin sekarang. Kebetulan pada saat Arifin datang, bu Graha dengan ketiga anaknya sedang pulang kampung karena masa libur sekolah, namun mereka sendiri sudah tahu jika ada Arifin yang nantinya tinggal sementara di rumah mereka yang besar.

Awalnya, pak Graha sendiri bersikap baik, seperti biasa pada umumnya. Setelah istri dan ketiga anaknya pun pulang, dikenalkan Arifin pada mereka dan Arifin juga disambut sangat baik oleh keluarga besar pak Graha ini. Dirinya pun sudah mulai melakukan kembali jasa pijat yang ia sebarkan informasi dari mulut ke mulut saat Arifin sedang berjalan-jalan mengelilingi kota.

Perlahan tapi pasti, usaha Arifin mulai terbayarkan. Walau di awal saat kepindahannya ke kota ini sangat susah bagi Arifin untuk mendapatkan pelanggan, namun setelah 4 bulan terus berjuang barulah Arifin bisa memetik hasil jerih payahnya itu. Uang tabungan yang tadinya ia pikir untuk tempat tinggalnya ini, sementara ia alokasikan pada kendaraan motor sebagai mobilitasnya dalam melakukan pekerjaannya. Tentu tak mungkin Arifin melakukan pijat di rumah pak Graha, mau tak mau Arifin harus datang ke lokasi pelanggan dimana mereka berada.

Selama 4 bulan ini juga, tak ada hal signifikan yang terjadi pada Arifin dalam hal perjalanan sex nya. Ia melihat dirinya harus lebih fokus, sesuai dengan apa yang dijanjikan di awal keberangkatannya. Sesekali, Arifin merasa bahwa pak Graha cukup sering menggoda saat berada di rumah, namun karena memang Arifin melihat sosok pak Graha seperti bapaknya sendiri, ada rasa tak enak hati untuk melakukan hal lebih bersama beliau. Terlebih, Arifin juga melihat sosok pak Graha ini tak terlalu menarik baginya.

Arifin yang menetap di kediaman keluarga Graha ini sebenarnya merasa tak enak juga sungkan, namun mereka terus saja bersikeras untuk membiarkan Arifin tetap tinggal disana. Hingga setelah lewat 1 tahun, pak Graha secara blak-blakan menawarkan anak pertamanya untuk menjadi istri Arifin. Beliau sudah meminta izin kepada Bapak, meminta anaknya segera dipinang oleh Arifin. Arifin melihat sosok Rifa, anak pak Graha ini menarik. Beda usia yang hanya setahun, kedekatan karena tinggal di rumah yang sama, juga banyaknya hal yang sama membuat Arifin pun setuju dengan ide pak Graha dan Bapaknya.

Pernikahan diadakan secepat mungkin semenjak adanya kesepakatan antara kedua belah pihak keluarga ini. Pak Graha memberikan hadiah sebuah rumah di pinggiran kota yang nantinya dapat digunakan sebagai Arifin sebagai tempatnya untuk melakukan praktek pijat yang kali ini sudah sangat dikenal di kota tempat tinggalnya. Banyak orang yang mengetahui nama Arifin Amanjiwo, sosok tukang pijat yang dapat dengan akurat menyembuhkan beberapa permasalahan para pelanggannya, salah satunya adalah terapi pijat yang dapat menyembuhkan permasalahan dalam hal 'kejantanan' pria.

Istrinya, baik dari pihak keluarganya pun tak mempermasalahkan tentang pekerjaan Arifin ini karena bisa dibilang adanya hutang budi antara pak Graha dengan Bapak Arifin. Jadinya, mereka pun mendukung dengan pekerjaan yang Arifin lakukan. Begitu pula dengan istrinya sendiri yang turut bekerja dengan membuka usaha, keuangan tak jadi masalah bagi mereka sekarang.

-

Pemijat "Sensasional" - lanjutan dari Terapi "Kejantanan"

Lanjutan cerita yang akan lebih terfokus pada cerita Arifin, sang pemijat sebagai tokoh utama yang berkisah tentang jalan hidupnya sejak remaja hingga beranjak dewasa.

Kisah selengkapnya akan dapat kalian simak dan baca pada https://karyakarsa.com/rakarsag

Cerita ini akan dapat diakses melalui support Satuan ataupun Paket.

Terimakasih atas support kalian selama ini, tanpa kalian sendiri, author bukanlah siapa-siapa.

Regards,

Rakarsag

Pemijat "Sensasional"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang