Niskala 19

13 4 0
                                        

[19]

Oleh
IkhdaNaa

Kala mengepalkan tangannya kuat
Sesak menyerangnya tanpa ampun
Dunia yang dirinya genggam nyatanya hanya kebohongan
Penyihir memuakkan!
Bahkan mereka tidak lebih baik daripada manusia

"Kala, bukalah pintunya!" Pejabat Penyihir mencoba membujuk Kala tanpa lelah
Kala tidak menggubrisnya
Hanya sibuk menahan segala emosi yang berkecamuk

"Kalau kamu tidak membukanya, saya akan membuat pintu ini hancur."

Lagi, Kala tidak menyahut atau menunjukkan sikap tertarik
Seakan tidak peduli dengan apa yang pejabat itu lakukan

Brak!
Tak terbantahkan, pintu dirusak dengan paksa
Pejabat itu mendekat lantas bertanya, "Maafkan kami. Tapi kami tidak punya pilihan lain."

Kala masih membisu, membiarkan isak tangisnya menggema sebagai jawaban
Mereka tidak pantas dimaafkan, begitulah yang Kala pikirkan

"Kami akan melakukan apa pun untuk mendapatkan maafmu."

Detik ketiga setelah ucapan itu, barulah Kala merespon, "Bantulah aku melawan para manusia.
Jika kita berhasil membawa kemenangan, aku akan memaafkanmu."

Meski sempat terjadi penolakan, tapi pejabat menyetujuinya
Jika dipikirkan lagi, memang sudah saatnya mereka bertindak
Melawan manusia-manusia serakah yang tak tahu diri

Tidak butuh waktu lama, pejabat berhasil mengumpulkan semua penyihir
Hingga mereka berbondong-bondong menyerang manusia
Membuat perkelahian tak terhindarkan

BERSAMBUNG

Niskala MagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang